Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

GRADUATION

31 Maret 2012.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Lebaran 1434 H

sabisa-bisa kudu bisa pasti bisa

Kunjungan

Sahabat-sahabat dari Yogyakarta.

Kegiatan

Lomba Penegak Pramuka.

Jumat, 04 September 2015

KONSELING LINTAS BUDAYA



Untuk sepenuhnya memahami konsep konseling lintas budaya, maka perlu dipahami terlebih dahulu pemahaman umum akan istilah budaya dan konseling. Budaya terdiri dari pola dan hasil perilaku yang dikirimkan oleh simbol pada anggota masyarakat tertentu (Sills, 1972). Hal Ini mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, ekonomi, agama, bahasa, dan organisasi sosial yang berupa implisit atau eksplisit. Istilah ini pertama kali disajikan dalam bahasa Inggris dalam konteks antropologis oleh Edward Tyler pada tahun 1871 (Winthrop, 1991).
Konseling telah dijelaskan sejak abad keempat belas sebagai bentuk psikoterapi suportif  konselor dalam memberdayakan klien untuk memecahkan/masalah nya sendiri (Simpson & Weiner, 1989). Sue dan Sue (1990) menjelaskan bahwa konseling sebagai proses komunikasi interpersonal yang melibatkan pesan verbal dan nonverbal. Secara lanjut mereka menyatakan bahwa di Amerika Serikat, konseling menekankan komunikasi verbal, ekspresi emosional, dan memiliki tujuan memperoleh wawasan. 
Konseling lintas budaya menggambarkan hubungan konseling yang melibatkan peserta yang secara budaya berbeda satu sama lain (Atkinson, Morten, & Sue, 1993). Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan hubungan konseling yang terdiri dari seorang konselor dan klien etnis minoritas, tetapi sekarang lebih akurat digunakan untuk menggambarkan semua hubungan lintas-budaya, termasuk yang melibatkan dua atau lebih latar belakang ras atau etnis yang berbeda. Konseling lintas budaya yang efektif terjadi ketika pesan verbal dan nonverbal secara efektif dikirim dan diterima oleh konselor dengan klien, ketika konselor menyadari realitas sosial politik dari ras dan klien etnis minoritas (Sue & Sue, 1990).
Konseling  lintas budaya sering salah digunakan bergantian dengan psikologi lintas-budaya. Psikologi lintas-budaya mengacu pada studi sistematis perilaku yang terjadi dalam budaya yang berbeda dengan tujuan membentuk hukum psikologis bersifat universal dan budaya khusus (lih Atkinson et al, 1993;. Triandis, 1980). Konseling multikultural, bagaimanapun, identik dengan konseling lintas budaya. Pedersen (1994) mendefinisikan konseling multikultural sebagai bantuan yang  melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki cara berbeda untuk melihat lingkungan sosial mereka. Dia juga menyatakan bahwa istilah multikultural disebut berbagai kelompok dengan status yang sama, sebagai lawan lintas budaya, yang menyiratkan bahwa satu budaya lebih baik dari yang lain. Untuk alasan ini, ia menyarankan bahwa multikultural istilah digunakan daripada lintas-budaya.

References
Atkinson, D. R., Morten, G., & Sue, D. W. (1993). Counseling American minorities: A cross-cultural perspective (4th ed.). Madison, WI: Mark Publishers.
Pedersen, P. (1994). A handbook for developing multicultural awareness (2nd ed.). Alexandria, VA: American Counseling Association.
Sills, D. L. (Ed.). (1972). International encyclopedia of the social sciences (Vol. 3). New York: Macmillan and Free Press.
Simpson, J. A., & Weiner, E.S.C. (Eds.). (1989). The Oxford English dictionary (2nd ed.). Oxford: Oxford University Press.
Sue, D. W., & Sue, D. (1990). Counseling the culturally different: Theory and practice (2nd ed.). New York: Wiley.
Triandis, H. C. (1980). Introduction to Handbook of cross-cultural psychology. In H. C. Triandis & W. W. Lambert (Eds.), Handbook of cross-cultural psychology. 1. Perspectives (Vol. 1, pp. 1-14). Boston: Allyn & Bacon.
Winthrop, R. H. (Ed.). (1991). Dictionary of concepts in cultural anthropology. Westport, CT: Greenwood Press.

Kutipan Sumber   (MLA Edisi ke-7) 
Berkel, La Verne A. "Cross-Cultural Counseling." Key Words in Multicultural Interventions: A Dictionary. Ed. Jeffery Scott Mio, et al. Westport, CT: Greenwood Press, 1999. 56-57. Gale Virtual Reference Library. Web. 3 Sept. 2015.

Rabu, 02 September 2015

Tidak menjadikan yang utama

Engkau membagikan hidupmu untuk berbagai hal, untuk banyak orang,
tetapi engkau lupa untuk siapa seharusnya kau berikan kehidupanmu.

Kau nikahi dua, tiga, bahkan empat wanita yang kau sukai
tapi kau tak tahu siapa yang harus kau utamakan, kau dahulukan, kau prioritaskan dan kau jadikan acuan perjalanan hidupmu.

Jika kau mau ingat, ingatlah..
Allah itu maha pencemburu. Ia  tak mau dinomorduakan
perbuatan menyekutukanNya merupakan satu-satunya dosa yang tak akan ia ampuni

Jika kau mau ingat, ingatlah
kanjeng nabi yang tidak  mempunyai masalah pribadi dengan manusia, dunia, bahkan Tuhannya, dan dijaminkan surga baginya,
dia masih selalu memohon ampun disetiap harinya
bertahajud di tengah malamnya 
seraya menangis memohon kepadaNya

lantas mengapa  kau yang berani meninggalkan  perintahnya
lalai akan tugas kemanusiaanya 
padahal tak ada jaminan kau akan masuk surga


Ampunilah, maafkanlah..
Cukuplah Allah sang maha penolong





Remeh-temeh

Apakah kau bagian dari orang yang selalu menghabiskan waktu dengan sesuatu hal yang remeh, perbuatan yang remeh, bahkan hanya bisa meremehkan orang lain?
Aku bagian dari perjalanan sejarah suatu masyarakat kerdil yang sangat sibuk menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang remeh. Aku dilingkupi kebudayaan kerdil dengan perilaku yang remeh... ideologi besar yang semakin memperjelas kekerdilan pelakunya... oleh suatu bangsa yang sangat bergembira dan menikmati segala yang remeh-temeh (Emha Ainun Nadjib, istriku seribu, 2015)
Ini  jangan kau jadikan alasan untuk tidak sangup meremehkan diri dihadapan sang maha Agung.. bersikaplah seolah-olah engkau bukan apa-apa, dan memangkau bukan apa-apa...dan sanjunglah selalu Dia yang maha besar, maha mulia, yang memiliki saham kemuliaan 100 persen di seluruh alam ini setiap hari. Semoga bakti dan taatmu tak berbalas remeh dari sang pencipta...