Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

GRADUATION

31 Maret 2012.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Lebaran 1434 H

sabisa-bisa kudu bisa pasti bisa

Kunjungan

Sahabat-sahabat dari Yogyakarta.

Kegiatan

Lomba Penegak Pramuka.

Senin, 30 Maret 2009

Tidak Ada Waktu Istirahat untuk Tubuh Letih Rasulullah

Nyalakan dan ini harus menyala. Semangat berkarya, keterampilan maskimal, planing yang jelas, dengan kerja cerdas dan ikhlas kita usaha. Nyalakan dan kita menangi rasa itu. Nyalakan dan rasakan kehangatannya. Mungkin mereka tak akan pernah menyangka, bahwa sebenarnya harapan yang tertanam dalam, dari lubuk-lubuk hati sang pengembara bumi, bisa menorehkan guratan tinta keindahan; Nyalakan dan harus tetap menyala. Sampai hari itu ada, sampai hari itu terjaga, dan aku sadar "dunia telah berbeda". (WILDAN fAUZAN).
dakwatuna.com - Madinah dikepung tentara gabungan kabilah-kabilah Arab. Kabilah Quraisy beraliansi dengan kabilah Ghathfan, kabilah Asad, kabilah Asyja’, kabilah Salim, dan kabilah Murrah. Pasukan sekutu (Ahzab) ini ingin memukul kekuatan kaum muslimin Madinah dengan satu serangan yang menghancurkan untuk selama-lamanya.
Pada tanggal 8 Dzulqa’idah 5 Hijriah atau sekitar April 627 Masehi, tentara Ahzab itu mendekati Kota Madinah. Gerakan mereka terhenti karena di celah antara dua gunung yang menjadi pintu masuk Madinah telah menganga parit pertahanan yang tidak bisa dilompati kuda-kuda mereka.
Perang pun berubah menjadi perang adu daya tahan. Pasukan aliansi musyrikin Arab mengepung Madinah. Tentara Rasulullah saw., kaum muslimin, bertahan di belakang garis parit (Khandaq) yang mereka bangun. Lima belas hari lamanya perang daya tahan ini berlangsung. Sepuluh ribu tentara musyrikin Arab menunggu-nunggu kelengahan tiga ribu tentara muslimin di balik parit pertahanan mereka. Mereka secara berkala menggempur titik-titik pertahanan yang terlihat lemah.
Parit. Ini teknik perang gaya baru bagi dunia Arab saat itu. Salman Al-Farisi yang mengusulkan teknik perang bertahan itu. Tapi, membangun parit pertahanan yang lebar, panjang, dan dalam bukan perkara mudah. Berat. Melelahkan. Apalagi waktunya pendek. Harus sudah selesai sebelum pasukan musuh tiba.
Rasulullah saw. memimpin langsung penggalian parit itu. Seluruh penduduk Madinah dikerahkan. Rasulullah saw. membangun parit di sebelah Utara kota Madinah di antara dua pegunungan batu yang membentengi Madinah hampir di segala sisi, kecuali di bagian Tenggara kota. Rasulullah saw. sengaja tidak menggali parit di bagian ini. Itu pintu masuk Yahudi Bani Quraizhah ke kota Madinah.
Rasulullah saw. memang telah memperkirakan Bani Quraizhah suatu saat akan berkhianat. Namun Rasulullah saw. tetap berprasangka baik dan berpegang teguh pada Piagam Madinah yang ikut disepakati Bani Quraizhah. Dalam piagam itu, pihak-pihak yang membuat perjanjian sepakat untuk bahu-membahu mempertahankan kota Madinah dari serangan luar. Namun kemudian yang terjadi sebaliknya. Di perang ini Bani Quraizhah berkhianat.
Duh, sungguh berat sekali perang yang harus dihadapi Rasulullah saw. kali ini. Musuh ada di dua front. Tenaga dan pikiran Rasulullah saw. pasti terkuras habis. Al-Waqidi menggambarkan betapa lelahnya Rasulullah saw. Ia mendapat sanad yang berujung kepada Abu Waqid Al-Laitsi, seorang sahabat yang ikut dalam Perang Khandaq.
Abu Waqid Al-Laitsi bercerita, “Pada hari itu, kaum muslimin berjumlah tiga ribu orang. Aku melihat Rasulullah saw. sekali-kali menggali tanah dengan menggunakan cangkul, ikut menggali tanah dengan menggunakan sekop, serta ikut memikul keranjang yang diisi tanah. Suatu siang, sungguh aku melihat beliau dalam keadaan sangat lelah. Beliau lalu duduk dan menyandarkan bagian rusuk kirinya pada sebuah batu, kemudian tertidur. Aku melihat Abu Bakar dan Umar berdiri di belakang kepalanya menghadap orang-orang yang lewat agar mereka tidak mengganggu beliau yang sedang tidur. Pada waktu itu aku dekat pada beliau. Beliau kaget dan bangun terperanjat dari tidurnya, lalu berkata, ‘Mengapa kalian tidak membangunkan aku?’ Kemudian beliau mengambil kapak yang akan beliau gunakan untuk mencangkul, lalu beliau berdoa, ‘Ya Allah, ya Tuhanku, tidak ada kehidupan kecuali kehidupan akhirat. Maka, muliakanlah kaum Anshar dan wanita yang hijrah.’”
Tampaknya perang memang tidak mengizinkan Rasulullah saw. beristirahat. Ummu Salamah, istri Rasulullah, yang ikut berkemah di Markas Komando di Gunung Salah’, nama gunung di sebelah Utara Madinah, bercerita, “Demi Allah, aku berada di tengah kelamnya malam di kemah Rasulullah saw. Beliau sedang tidur sampai aku mendengar suara yang mengejutkan. Aku mendengar orang berteriak, ‘Yaa khailallah (wahai pasukan kuda Allah)! Rasulullah saw. menjadikan sebutan itu sebagai syiar panggilan Muhajirin: Ya kahilallah! Rasulullah saw. pun kaget mendengar suara orang itu, kemudian beliau keluar dari kemahnya.
Tiba-tiba ada sekelompok orang berjaga di depan kemah beliau. Salah seorang di antara mereka itu adalah Abbad bin Basyar. Beliau bertanya, ‘Ada apa dengan orang-orang?’ Abbad menjawab, ‘Ya Rasulullah, itu suara Umar bin Khaththab, malam ini gilirannya berseru, Ya khailallah.’ Orang-orang berkumpul kepadanya mengarah pada sebuah tempat di Madinah bernama Hunaikah di antara Dzahhab dan Masjid Al-Fath. Kemudian Rasulullah saw. berkata kepada Abbad bin Basyar, ‘Pergilah ke sana dan lihat, kemudian kembali lagi kepadaku, insya Allah, dan ceritakan keadaan yang terjadi di sana!’”
Ummu Salamah berkata, “Aku berdiri di dekat pintu kemah mendengarkan semua yang mereka bicarakan. Rasulullah saw. terus berdiri hingga Abbad bin Basyar datang, lalu ia berkata, ‘Ya Rasulullah, itu Amar bin Abd di kuda kaum musyrikin, ikut bersamanya Mas’ud bin Rujanah bin Raits bin Ghathfan di kuda Ghathfan, dan kaum muslimin melemparnya dengan lembing dan batu.’”
Ummu Salamah kemudian berkata, “Lalu Rasulullah saw. masuk ke dalam kemah dan memakai baju perangnya, kemudian beliau menunggang kuda perangnya diikuti para sahabatnya hingga sampai di tempat peperangan. Tidak lama setelah itu, beliau datang dalam keadaan gembira dan berkata, ‘Allah telah memalingkan mereka dan mereka banyak yang cidera.’”
Ummu Salamah berkata, “Setelah itu beliau tidur hingga aku mendengarkan suara dengkurannya. Aku mendengar pula suara lain yang mengejutkan, maka beliau terperanjat kaget dan memanggil dengan suara keras, ‘Ya Abbad bin Basyar!’ Abbad menjawab, ‘Labbaik (aku menyambut seruanmu)! Beliau berkata, ‘Lihat apa itu!’ Abbad bin Basyar pun langsung pergi, kemudian kembali dan berkata, ‘Itu Dharar bin Al-Khaththab ikut dalam pasukan berkuda kaum musyrikin dan ikut bersamanya Uyainah bin Hishn pada pasukan berkuda Ghathfan di Gunung Bani Ubaid. Kaum muslimin melempari mereka dengan batu dan lembing.’ Maka Rasulullah saw. berdiri memakai baju perangnya dan menunggang kudanya, kemudian berangkat dengan para sahabatnya menuju tempat peperangan tersebut. Beliau tidak kembali kepada kami hinggga menjelang waktu subuh. Setelah datang beliau berkata, ‘Mereka kembali dalam keadaan kalah dan banyak di antara mereka yang cidera.’ Kemudian beliau shalat subuh dengan para sahabatnya.
Ummu Salamah juga berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah saw. menyaksikan peperangan yang di dalamnya banyak yang terbunuh dan menakutkan, yaitu Al-Muraisi’ dan Khaibar. Kami pun pernah ikut dalam peperangan Hudaibiyah. Dalam peperangan Fathu Mekkah dan Hunain, tidak ada yang lebih melelahkan bagi Rasulullah saw. dan tidak pula yang lebih menakutkan bagi kami daripada peperangan Khandaq, karena pada waktu itu kaum muslimin menghadapi semacam kesulitan dan Bani Quraizhah tidak bisa kami amankan terhadap Adz-Dzraari. Madinah dijaga hingga pagi. Takbir kaum muslimin terdengar hingga pagi karena gentingnya dan mereka tidak memperoleh keberuntungan apa pun. Allah menghindarkan orang-orang mukmin dari peperangan dan Allah-lah yang mengirimkan angin dan malaikat kepada mereka. Sesungguhnya, Allah Mahakuat dan Maha Perkasa.”
Duh, sungguh peperangan di Perang Khandaq menguras tenaga Rasulullah saw. Ummul Mukminin Aisyah berkata, “Sesungguhnya aku melihat Sa’ad bin Abi Waqqash di suatu malam, sedang kami berada di Khandaq, menyaksikan . Dan aku masih benar-benar menyukai tempat itu.”
Aisyah berkata, “Rasulullah saw. selalu pergi menjaga lubang di Khandaq sehingga apabila beliau kedinginan, beliau datang kepadaku. Lalu aku hangatkan dalam pelukanku. Apabila beliau telah hangat, beliau keluar lagi menjaga lubang itu. Beliau berkata, ‘Aku tidak khawatir terhadap kedatangan orang-orang (musuh), tetapi aku khawatir mereka datang sementara aku tidak berada di lubang itu.’ Setelah Rasulullah saw. berada dalam pelukanku dan telah hangat, beliua berkata, ‘Andainya ada orang yang saleh menjagaku.’”
Aisyah berkata, “Hingga aku mendengar suara sejata dan bunyi gesekan pedang.” Lalu Rasulullah saw. berkata, “Siapa itu?” “Sa’ad bin Abi Waqqash.” Beliau berkata, “Jagalah lubang itu.” Aisyah berkata, “Rasulullah saw. lalu tertidur hingga aku mendengar dengkurannya.”
Hari demi hari berlalu. Pengepungan masih berlanjut. Angin dingin bertiup kencang. Medan perang semakin berat. Apalagi untuk pria paruh baya seperti Rasulullah saw. Dalam usia 57 tahun, tubuh Rasulullah saw. harus selalu siap siaga berjaga dan siap berperang setiap waktu. Beliau selalu bergerak cepat dari satu titik pertahanan ke titik pertahanan lain yang mendapat gempuran musuh. Serangan itu terjadi kapan pun tak kenal waktu. Siang dan malam. Rasulullah saw. hampir-hampir tidak bisa tidur selama peperangan berkecamuk. Rasulullah saw. adalah manusia biasa. Tubuhnya lelah. Kelelahan yang tiada tara. Tidak ada waktu istirahat untuk Rasulullah saw. Tidak ada.

Kebajikan jalanan

Salam hari...
Menapak yang telah dilewati, menanti bijak hari yang terus berputar dalam lajur yang tak terpatri. kata ini hadir, sebagai satu ungkapan kata merdeka penuntas ide penyegar jiwa yang ada. Kesabaran yang selalu mengajarkan untuk tetap istiqamah menjalani semua hal. Karena itu dalam setiap diri selalu akan ada setiap pernik ketidak jelasan, kebingungan yang membentuk.
kata-kata yang merentet hadir menyertakan ribuan makna yang tersirat, membangun jutaan harapan yang tertanam, ternyata telah merubah kilauan di hari. Salam hari pembentuk bukti, akan manusia yang mencoba meyakini, aku dalam keadaan itu.
terus mencoba dan memberikan rasa bangga. Saat hari-hari ituy diuselang rasa tubduk dan pasrah akan kesediaan dan kemnafaatan waktu yang ada dan berjalan. teriring jutaan salam menyeringai membumbung di angkasa, fikir ini terus berikhtiar menghasilkan nalar logis dan realitas konkret untuk dijalankan. tak ada pilihan, toh semua berubah sesuai keadaan.
kata-kata bijak yang hadir dalam simfoni raga, terlihat menyilaukan, tapi tak bisa dipungkiri, semua terjadi bukan sekedar tak beralasan. lagi-lagi fikir ini mencoba menerjemahkan relitas dalam kata. Entah akan dibawa kemana dan seperti apa, fikir ini mejerumus lurus.
Apa yang ingin kau tampakkan kawan? tampakanlah, biarlah ia mengatur semua relitas yang ada. Kenijakan bjalanan akan membawa ke satu arah dan harapan. KEBijakan jalanan sebagai satu tutur baru dalam gurat tulisan hiperbola, dengan gaya bahasa bebas. Entah kebajikan atau kebijakan. Semua kontras paras yang tak jelas.
Meretas keindahan dalam Istiqamah...

Sabtu, 28 Maret 2009

Harmoni Jiwa-jiwa Rabbani

tak lama setelah diri ini terbangun
Dari lelapnya mimpi yang terbawa
dari lelahnya raga yang terselimuti
Kata ini hadir
Sebaris kata yang mencoba di tata
dengan bahasa yang enak dan mudah
tapi menuntut ketajaman fikiran
untuk mencari Insight fikiran yang melintas
Waktu Yang harusnya tertangkap kelu
memberikan kemanfaatan dalam lakon hidup
waktu yang terus berjalan terarah
harusnya digunakan untuk hal yang menggugah
banyak kebaikan, dan nada ketajaman
akan realiatas mengapa aku hidup
Hanya sedikit orang yan bisa merasakan indahnya rasa yang tertuang itu
manfaat waktu yang terencana
kesuksesan yang terbentuk dan terbina nyata
hadir dan indah
Hargai waktu
nyatakan untuk ilmu dan kemanfaatan
agar tak a penyesalan
tak ada banyak menyeringai nada-nada mengeluh
Ciptakan kebersamaan
harmoni jiwa-jiwa rabbani

Dan tulisan itu akhirnya di beri judul akhir sebagai harmoni jwa-jiwa rabbani. Satukan tujuan kita raih kemenangan dengan gaya yang ada pada kita masing-masing, dengan potensi-potensi nyata dan tertata, denagn kebaikan yang senantisa memberikan satu bentu kontribusi kecil mengapa, sebagi pengejawantahan kewajiban manusia.
Hasbunallah wa nikmal wakil

Sebaris Fikiran Lepas

Katanya belajar tuh adalah sebuah kebiasaan, kebajikan yang tertanam dalam setiap baris kehidupan, makanan harian, dan macem-macem lah yan lainnya. Dunia yan gada yang hanya terdiri atas kebiasaan-kebiasaan yang pada akhirnya membentuk satu peradaban, ternyata masih banyak yan dilakukan dengn banyak kesia-siaan, kepura-puraan, dan hal ganjil lain yang terlihat absurd, dalam tatanan kelompok kehidupan manusia.
Adakalanya hidup itu selalu seperti menuntut, atau hidup itu terkdang membentuk kadar yang terdapuk dalm rangkaian bingkai sosial yang tak selalu kas-kus. lain halnya dengan pikiran yang selalu meloncat-loncat, seperti dalam tulisan ini. Berharap menemukan satu kebajikan yan banyak tersimpan dalam hidup, tapi kurang di sadari, ternyata harus banyal lebih di gali. Kata-kata ini, yan tak beraturan , yang tak relevan, tak sesuai atau tak bertujuan (tapi sebenarnya bertujuan) , mencoba menggali nilai-nilai kebajikan dalam fikiran yang di tuangkan dalam tulisan.
Entah dasarnya seperti apa, tapi lewat fikiran yang tertuang, kita bisa menyalam seara lebih kemampua diri kita, mengeksplor lebih banyak kesempatan yang ada, memberikan tuntutan dalam setiap awal dan kebaikan di akhir kelak, adalah nuansa yang indah dalam perjalanan kehidupan manusia.
Bayangkanlah kebaikan, bayangkanlah kesuksesan, dan rasakanlah kenikmatan luar biasa ini. Cerita-cerita sukses orang lain yang telah kita ketahui, bayangkanlah itu milik kta. Kuatkan pikiran positif yang ada untuk sebuah kemajemukan nilai dan tata diri. Kita makhluk yang istimewa, dua dimensi, dan tautan karya cipta berbeda.
Adalah hari ini, lewat sebaris kata yang timbul dari banyak ocehan fikiran yan tertanam, dengan banyal nya ketidak stabilan tujuan yang ada, mencoba membalik semua itu. Tulisan ini sebagai satu bentuk pengejawantahan dan pembebasan diri yang terkungkung oleh kehiupan dunia yan sangat membelenggu, dengan kebiasaan-kebiasaannya. Mungkin ada nuansa egois, tapi di balik itu, nuansa egois yang ada hanyalah cerminan dalam fikiran yang berbeda. Jika kita menganggap nya ini unik, ini buka sebuah keganjilan, tapi bentuk ekspresi dalam berkarya.
maju terus bangsa diriku. Maju terus peradaban logika ku. Maju terus kekayaan cinta dala hati ku. Cerita takkan pernah berakhir sampai disini, Masih anyka cerita lain yang mungkin akan hadir setelah ini. dalam bentuk dan konteks yang berbeda tentunya. Buktikan !!!!
tak ada beda tanpa ada perubahan, tak ada harapan tapa perubahan, ak ada kebahagian tanpa harapan, tak ada sesuatu tanpa kebahagin. Awalilah dengan perubahan. Perubahan yang merubah bentuk kenyataan. Perubahan dalam perbaikan. Perubahan seni dalam menjalani kehidupan.
Ayo ...