Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

GRADUATION

31 Maret 2012.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Lebaran 1434 H

sabisa-bisa kudu bisa pasti bisa

Kunjungan

Sahabat-sahabat dari Yogyakarta.

Kegiatan

Lomba Penegak Pramuka.

Senin, 24 September 2012

Bahagia Seutuhnya

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ




فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّـهِ وَاذْكُرُوا اللَّـهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ )الجمعة (10:

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu berbahagia. (QS. Al Jum’ah [62]: 10)

Kebahagiaan pada dasarnya adalah emosi senang atas kondisi yang ada pada diri seseorang. Memang sulit untuk menggambarkan kata yang tepat untuk bahagia. Yang pasti semua orang ingn bahagia. Dunia menyuguhkan banyak hal yang tak terduga oleh manusia. Karena itu manusia perlu memiliki sikap untuk menjalaninya. Sikap seseorang dalam menjalani kehidupan akan memberikan sudut pandang dan pilihan akan bahagia atau kecewa itu sendiri.

Ada beragam cara manusia dalam mendapatkan kebahagiaan. Ada yang mencarinya dengan berusaha mendapatkan materi dan kekayaan sebanyak mungkin. Inilah yang disebut dengan physical happiness. Kebahagiaan fisik adalah ketika seseorang merasa bahagia ketika mendapat gaji besar, bonus tahunan, mobil mewah ataupun rumah megah; penampilan dan wajah yang cantik dan rupawan; atau pakaian dan perhiasan yang indah. Physical happiness membuat seseorang terjebak pada pola hidup konsumerisme. Ia menjadi sangat konsumtif karena mengejar kebahagiaan dengan memiliki materi.

Ada pula orang yang merasa bahagia ketika mendapatkan pujian, penghargaan, atau pengakuan atas prestasi yang diraih. Itulah yang dinamakanemotional happiness. Riuhnya tepukan, piagam dan medali penghargaan, serta pujian dari masyarakat luas akan membuatnya begitu bahagia.

Physical dan emotional happiness cenderung sulit untuk dipenuhi karena sifat manusia selalu merasa tidak pernah puas. Kita bisa melihat pada pemberitaan di media masa tentang maraknya kasus korupsi. Hampir semua pelaku korupsi tingkat tinggi adalah orang yang berada di tingkat ekonomi menengah ke atas. Hal ini secara gamblang menunjukkan bahwa manusia selalu merasa tidak puas dengan apa yang dimilikinya. Menyandarkan kebahagiaan pada materi, tidak mungkin dicapai karena keinginan manusia selalu bertambah.

Mengejar physical dan emotional happiness kerap berujung pada kekecewaan bahkan stres. Pada pemilihan calon legislatif lalu, kita bisa melihat banyaknya orang yang menjadi sakit jiwa dari mulai yang ringan hingga berat ketika mereka gagal terpilih. Yang lebih tragis lagi bahkan ada yang sampai melakukan bunuh diri. Keinginan untuk memiliki jabatan tinggi agar mendapat penghasilan dan penghargan yang lebih tinggi, malah berujung mengenaskan.

Banyak orang yang gagal dalam upaya mencari kebahagiaan, terutama di kalangan remaja. Tingginya jumlah pengguna narkoba bahkan cenderung meningkat dari tahun ke tahun, merupakan bukti nyata banyak orang yang keliru memaknai arti kebahagiaan. Mereka terjebak pada kebahagiaan semu sehingga lari pada dugem,clubbing, gaya hidup konsumerisme, atau obat terlarang yang jelas sangat merusak dan menghancurkan diri.

Physical dan emotional happiness membutuhkan biaya besar, menimbulkan pemborosan, juga menimbulkan kesenjangan sosial, karena umumnya manusia makin serakah dan sibuk mengejar kepentingannya dirinya sendiri tanpa peduli pada orang lain. Korupsi, pembalakan hutan, pemalsuan obat, pengoplosan minyak, adalah perilaku manusia yang hanya mengejar kebahagiaan duniawi.

Apa Itu Kebahagiaan?

Kebahagiaan dalam bahasa arab disbut Falah. Perincian kata Falah itu merupakan komponen-komponen dari kebahagiaan. Kata turunannya dari Aflaha yaitu yuflihu, yuflihani Tuflihu, tuflihani, yuflihna (itu tidak ada dalam Al Quran ), dan tuflihuna (disebut sebelas kali dan selalu didahului La’allakum). Dengan mengetahui kalimat la’allkum Tuflihun maka kita diberi pelajaran bahwa semua perintah Tuhan dimaksudkan agar kita hidup bahagia.

Kata Falah biasanya bergandengan dengan beberapa kata lain penyebabnya. Nah kata-kata itulah petunjuk yang diberikan oleh Allah untuk bisa meraih kebahagiaan.

وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ…

Bertakwalah Kepada Allah agar kalian berbahagia. QS Al Baqarah [2]: 189.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ) آل عمران (200:

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, agar kalian berbahagia. (QS. Ali Imran [3]:200)

Jalaludin Rakhmat (2010) menyebutkan bahwa Kebahagiaan bukan hanya ketentraman dan kenyamanan saja. Kenyamanan atau kesenangan satu saat saja tidak melahirkan kebahagiaan, tetapi juga harus ditambah dengan dengan menetapnya perasaan itu dalam diri. Artinya kebahagiaan itu bukan merupakan kesenangan sesaat, tetapi kesenangan itu harus tetap ada dalam diri kita. Maka dengan menetapnya rasa itu kita akan sedang mendapat bahagia.

Kebahagiaan adalah kondisi hati yang dipenuhi dengan keyakinan (iman) dan berperilaku sesuai dengan keyakinannya itu. Bilal bin Rabah merasa bahagia dapat mempertahankan keimanannya meskipun dalam kondisi disiksa. Imam Abu Hanifah merasa bahagia meskipun harus dijebloskan ke penjara dan dicambuk setiap hari, karena menolak diangkat menjadi hakim negara. Para sahabat nabi, rela meninggalkan kampung halamannya demi mempertahankan iman. Mereka bahagia. Hidup dengan keyakinan dan menjalankan keyakinan. (www.pesantrenvirtual.com)

Ayat-Ayat tentang Kebahagiaan

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَن تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِن ظُهُورِهَا وَلَـٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَىٰ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴿البقرة: ١٨٩﴾

Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya[116], akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu bahagia (QS. AL Baqoroh [2]: 189)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْتُفْلِحُونَ ﴿المائدة: ٣٥﴾

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat kebahagiaan. (QS. Al Maidah [5]: 35)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْأَنصَابُ وَالْأَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿المائدة: ٩٠﴾

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat kebahagiaan. (QS. Al Maidah [5]: 90)



قُل لَّا يَسْتَوِي الْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ وَلَوْ أَعْجَبَكَ كَثْرَةُ الْخَبِيثِ فَاتَّقُوا اللَّـهَ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿المائدة: ١٠٠﴾

Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat kebahagiaan." (QS. Al Maidah [5]: 100)

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّـهِ وَاذْكُرُوا اللَّـهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿الجمعة: ١٠﴾

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu berbahagia. (QS. Al Jum’ah [62]: 10)

أَوَعَجِبْتُمْ أَن جَاءَكُمْ ذِكْرٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَلَىٰ رَجُلٍ مِّنكُمْ لِيُنذِرَكُمْ وَاذْكُرُوا إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاءَ مِن بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَسْطَةً فَاذْكُرُوا آلَاءَ اللَّـهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴿الأعراف: ٦٩﴾

Apakah kamu (tidak percaya) dan heran bahwa datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah oleh kamu sekalian di waktu Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh itu). Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat kebahagiaan (QS. Al ‘araf [7]: 69)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّـهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴿الأنفال: ٤٥﴾

Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu bahagia. (QS. Al Anfal [8]: 45)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ﴿الحج: ٧٧﴾

Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kebahagiaan. (QS. Al Hajj [22]: 77 )

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّـهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ﴿النور: ٣١﴾

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu bahagia (QS. An Nur [24]:31)

Sebagaimana di jelaskan di awal, beberapa perilaku yang diperintahkan Allah akan mendatangkan kebahagiaan. Menutup aurat, menjaga kemaluan, menjauhi khamar, atau lainnya itulah yang mendatangkan kebahagiaan. Jadi jelas dengan demikian bahwa hakikat dan sumber Kebahagiaan itu adalah keterikatan hati kita dengan Allah swt (Ketakwaan).

Reframing

هُوَ الَّذِي يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا وَطَمَعًا وَيُنشِئُ السَّحَابَ الثِّقَالَ

Allah memperlihatkan kepadamu halilintar untuk menimbulkan ketakutan dan harapan. Dia pula yang membentuk awan mendung itu. (al-Ra‘d [13]: 12).

Tamsil Al-Quran ini benar-benar indah dan menarik: halilintar dapat menimbulkan ketakutan dan bisa pula melahirkan harapan. Musibah dan bencana bisa menumbuhkan kearifan, bisa pula melahirkan keputusasaan. Kekayaan, kekuasaan, dan ketenaran bisa menjadi sumber bahagia. Pun bisa menjadi biang derita. Semua tergantung pada cara kita memandang dan menghadapi kenyataan hidup. Sesungguhnya hidup hanya soal sudut pandang.

Bahagia atau menderita adalah sebuah pilihan. Musibah itu adalah realitas objektif, penderitaan adalah realitas subjektif. Musibah adalah dunia di luar kita, penderitaan adalah pictures in our head. Begitupun dengan kebahagiaan. Kebahagiaan tidak ditentukan oleh kebahagiaan, kebahagiaan ditentukan oleh perasaan ketersambungan dengan tujuan hidup. KEBAHAGIAAN ITU OBJEKTIF,KEBAHAGIAAN ITU SUBJEKTIF. Happines is not in the more possesion of money; It lies in the joy of achivement, in the thrill of creative effort.

Karena itulah, agar kita senantiasa bahagia, maka kita harus menseting fikiran kita untuk senantiasa positif. Kita seting fikiran kita untuk melihat realitas sebagai kebahagiaan. Kita atur cara pandang kita untuk senantiasa melihat kebaikan, bukan sebaliknya. Sekali lagi ditegaskan bahwa bahagia itu adalah pilihan. Mari kita pilih bahagia.

Kesimpulan

BAHAGIA adalah PILIHAN dan Sudut pandang terhadap realitas. Tapi walau demikian, kita harus tetap menyadari bahwa hakikat dan sumber Kebahagiaan itu adalah keterikatan hati kita dengan Allah swt. Semua Musibah, kesenangan dan lainnya adalah kebaikan Allah untuk manusia, untuk menguji manusia siapakah yang terbaik amalnya dan agar manusia bisa naik tingkat.

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (QS. Al Mulk [67]:2)

Karena itu untuk mari kita isi hari-hari kita dengan keta’atan kepada Allah, berfikir positif, dan optimis, agar kita bisa melalui kehidupan kita ini dengan bahagia.

Kerja keras dan optimisme semestinya menjadi satu paket kehidupan. Akan selalu ada hasil jika ada fokus pada apa yang dikerjakan; selalu ada konsekuensi dari apa yang kita pilih. (jalaludin rakhmat)



Wallahu’alam


DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, Jalaludin, 2010. Tafsir Kebahagian: Bandung: Serambi Ilmu Semesta

http://tanzil.info/

http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1216&Itemid=1

http://www.esqmagazine.com/2009/08/04/318/meraih-kebahagiaan-sejati.html





TEORI KEPRIBADIAN


A. Pendahuluan

Pemahaman akan diri merupakan sebuah prasyarat dalam menemukan hakikat kehidupan, karena dengan memahami diri, maka kita akan bisa menemukan siapa pencipta kita, sehingga peran yang dipikul oleh manusia sebagai makhluk bisa terlaksana dengan baik dan benar. Karena itu dalam proses pendidikan diperlukan sebuah usaha untuk bisa menumbuh kembangkan potensi yang dimilikinya.

Tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian yang bisa beradaptasi dengan lingkungan. Manusia merupakan makhluk yang memiliki potensi yang sangat besar, yang saling bergantung satu dengan lainnya, mulai dari potensi fisik, potensi akal (untuk berfikir), dan juga hati (untuk bisa merasa). Tiga potensi tersebut merupakan dasar pembentuk kepribadaian manusia. Atas dasar itulah, pendidkan memilki peran penting dalam menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimiliki tersebut agar mampu dimaksimalkan, sehingga seseorang bisa bertahan (survive) dalam kehidupan, dan berhasil menghadapi tantangan zamannya.

Kepribadian adalah salah satu syarat mutlak bagi manusia untuk memancarkan eksistensinya di dunia, terutama dalam mengejawantahkan anugerah manusia sebagai makhluk, baik mahkluk pribadi ataupun makhluk sosial. Karena itu pemahaman. (Booree, 2005).

Dalam makalah ini akan dijelaskan tentang konsep teori kepribadian, mulai dari istilah yang biasa digunakan dalam menyebut kepribadian, pengertian teori kepribadian, latar belakang sejarah psikologi kepribadian, perubahan kepribdaian, dan  faktor yang mempengaruhi keragaman kepribadian.

B. Uraian Materi

1. Istilah-istilah dalam Kepribadian

Suryabrata (2010:1) dalam buku psikologi kepribadian menjelaskan bahwa para ahli sering mengistilahkan kepribadian dengan istilah characterologie atau karakterkunde, atau characteristic, typologie, personality, atau di Indonesia dikenal dengan watak, atau perangai.

Allport beranggapan bahwa istilah watak (character) dan kepribadian (personality) adalah satu dan sama, akan tetapi dipandang dari segi yang berlainan; jika orang hendak bermaksud mengenakan norma-norma, penilaian maka digunakan istilah watak, dan kalau orang tidak memberikan penilaian, menggambarkan apa adanya, maka istilah yang tepat adalah kepribadaian (personality). (Suryabrata, 2010:2).

2. Pengertian Teori Kepribadian.

a. Pengertian Teori

Booree (2005:12) mendefinisikan teori sebagai model (contoh) kenyataan yang membantu kita dalam memahami, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol realitas tersebut. Kemudian, Yusuf dan Nurihsan (2008:2) mengartikan teori sebagai sekumpulan asumsi (dugaan, perkiraan, anggapan,) yang relevan dan secara sistematis saling berkaiatan; hipotesis atau spekulasi tentang kenyataan (realitas) yang belum diketahui kebenarannya secara pasti, sebelum diverifikasi melalui pengajuan dalam kenyatan; dan sekumpulan asumsi tentang keterkaitan antara peristiwa-peristiwa empiris (fenomena).

Fungsi dari teori yaitu untuk: mengarahkan perhatian, atau arah penelitian, dalam arti membantu penentuan fakta-fakta mana yang relevan bagi satu penelitian; merangkum pengetahuan dalam bentuk generalisasi; memprediksi dan meramalkan fakta. (Yusuf dan Nurihsan, 2008:2).

b. Pengertian Kepribadian

Kepribadian biasanya digunakan seseorang dalam hal evaluasi. Hal ini digunakan seseorang dalam mengukur kemampuan sosial nya (social skill) atau merefleksikan dirinya dalam karakter yang lebih unggul (Hall dan Lindzy, 1985)

Kepribadian merupakan terjemahan dari bahasa Inggris personality. Kata personality sendiri berasal dari bahasa latin persona yang berarti topeng yang digunakan oleh aktor dalam suatu permaianan atau pertunjukan. Disini para aktor menyembunyikan kepribadiannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai dengan topeng yang digunakannya (Yusuf dan Nurihsan, 2008:3).

Allport dalam buku Yusuf dan Nurihsan (2008:3) mendefiniskan kepribadian sebagai sebuah organisasi yang dinamis dalam diri individu tentang sistem psikofisik yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lngkungannya. Pengertian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Dinamis, merujuk kepada peruahan kualitas perilaku (karakteristik) individu, dari waktu ke waktu, atau dari situasi ke situasi

2) Organisasi, yang menekankan kepada pola struktur kepribadian yang independen, yang masing-masing bagian tersebut mempunyai hubungan khusus satu sama lainnya. Hal ini menunjukan bahwa kepribadian itu bukan kumpulan sifat-sifat, dalam arti satu sifat ditambah sifat yang lainnya, melainkan keterkaitan antara sifat-sifat tersebut, yang sama lainnya saling berhubungan atau berinterlasi.

3) Sistem psikofisik, yang terdiri dari kebiasaan, sikap, emosi, sentimen, motif, keyakinan, yang kesemuanya merupakan aspek psikis, juga mempunyai dasar fisik dalam diri inidvidu, seperti: syaraf, kelenjar, atau tubuh inividu secara keseluruhan. Sistem psikofisik ini meskipun mempunyai dasar pondasi pembawaan, namun dalam perrkembangannya lebih dipengaruhi oleh hasil belajar.

4) Determine, yang menujukan peranan sistem psikofisik. Dalam diri individu, sistem ini mendasari kegiatan-kegiatan yang khas, dan mempengaruhi bentuk-bentuknya. Sikap, keyakinan, kebiasaan, atau elemen-elemen sistem psikofisik lainnya muncul melalui stimlus, baik dari lingkungan, maupun dari dalam diri individu itu sendiri.

5) Unik, merujuk pada keuinikan dan keragaman tingkah laku individu sebagai ekspresi dari pola sistem psikofisiknya. Dalam proses penyesuaian diri terhadap lingkungan, tidak ada reaksi/respon yang sama dari dua orang, meskipun kembar identik.

Dari penjelasan-penjelasan di atas maka istilah teori kepribadian diartikan sebagai seperangkat “asumsi tentang kualitas tingkah laku manusia berserta definisi empirisnya” (Hall dan Lindzy, 1985:9). Mengenai asumsi ini dapat diberikan contoh sebagai berikut:

a. Semua tingkah laku dilatarbelakangi motivasi.

b. Kecemasan yang tinggi menyebabkan penurunan mutu kegaiatan bekerja atau belajar.

c. Perkembangan (psikofisik) individu dipengaruhi oleh pembawaan, lingkungan, dan kematangan.

Menurut Pervin sebagaimana dikutip oleh Yusuf dan Nurihsan (2008:6), teori kepribadin itu merupakan upaya untuk menjawab pertanyaan “what, how, dan “why”. Pertanyaan “what” terkait dengan karakteristik seseorang dan bagaimana karakteristik tersebut diorganisasikan dalam hubungannya dengan orang lain. Seperti pertnayaan apakah dia itu jujur, ajeg, dan memiliki kebutuhan berprestasi tinggi? Pertanyaan “how” merujuk pada faktor-faktor yang mempengaruhi keprbadian, sementara “why” merujuk kepada motivasional individu berprilaku, sperti pertanyaan mengapa orang mengalami depresi? Jawabannya mungkin karena dia dihina orang, kehilangan orang yang dicintainya, atau karena dia tidak lulus ujian.

3. Latar Belakang Sejarah Penentuan Tipe Kepribadian

Teori kepribadian mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman. Sebelum mencapai zaman penelitian empiris seperti sekarang Penentuan tipe kepribdaian telah banyak dilakuakan. Suryabrata (2010), membagi usaha yang dilakukan oleh orang-orang untuk merumuskan teori kepribadian sebagai berikut:

a. Usaha-usaha yang bersifat prailmiah

Diantara usaha-usaha dalam menyusun kerangka teori psikologi ada yang sifatnya masih prailmiah. Usaha-usaha yang terkenal antara lain: Chirology (Ilmu gurat wajah) yang didasari atas pemikiran bahwa gurat-gurat tanan itu tidak ada yang sama satu sama lain; Astrology (ilmu perbintangan); Grafologi (ilmu tentang tulisan tangan); Phisiognomy( ilmu tentang wajah); Phreology (ilmu tenatng tengkorak).

b. Usaha yang lebih tinggi nilainya

Usaha dalam menegetahui kepribadian yang dilakukan sebelum menginjak zaman penelitian ilmiah adalah Ajaran tentang cairan tubuh yang dicetusoleh Hippocrates dan Galenus. Hipocrates (460-370 sebelum masehi) adalah bapak kedokteran. Ia terpengaruh oleh kosmologi Empedokles, yang menganggap bahwa alam semesta ini tersusun atas dasar tanah, air, udara, dan api, dengan sifat dukungannya yaitu: kering, basah, dingin dan panas. Hippocartes berpendapat bahwa dalam diri seseorang terdapat empat macam sifat tersebut yang didukung oleh keadaan konstitusional yang berupa cairan-cairan yang ada dalam tubuh orang itu, yaitu:

1) Sifat kering terdapat dalam chole (empedu kuning)

2) Sifat basah terdapat dalam melanchole (empedu hitam)

3) Sifat dingin terdapat dalam phlegma (lendir), dan

4) Sifat panas terdapat dalam sanguis (darah)

Kemudian Galenus menyempurnakan ajaran Hippocrates tersebut, dan membeda-bedakan kepribadian manusia atas dasar keadaan proporsi campuran cairan-cairan tersebut. Kalau cairan-cairan tersebut sifatnya dominan, mka bisa mengakibatkan adanya sifat-sifat dan kejiwaan yang khas, yang kemudian Galenus menyebutnya dengan tempramen. Tabel 1 di bawah akan menjelaskan ikhtisar tersebut:

Tabel 1. Tipologi Hippocrates-Galenus

Cairan Dominan Prinsip Tipe Sifat Khasnya

Chloe Tegangan Kholeris Hidup (besar semangat), keras, hatinya mudah terbakar, daya juang tinggi, optimis

Melanchole Penegaran (rigidity) Melankholis Mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimis

Phlegma Plastisitas Phlegmatis Tak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia

Sanguis Ekspansivitas Sanguinis Hidup, mudah berganti haluan, ramah.

4. Perubahan Kepribadian

Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun kenyataan sering ditemukan adanya perubahan kepribadian, perubahan itu dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut diantaranya:

a. Faktor fisik, seperti: Gangguan otak, kurang gizi, mengkonsumsi obat terlarang, minuman keras, dan gangguan organik (sakit atu kecelakaan)

b. Faktor lingkungan sosial budaya, seperti: krisis politik, ekonomi, dan keamanan yang menyebabkan terjadinya masalah pribadi (stres, depresi) dan masalah sosial (pengangguran, premanisme, dan kriminalitas)

c. Faktor diri sendiri, seperti: tekanan emosional, idetifaskasi atau imitasi terhadap orang lain yang berkerpibadaina menyimpang.

5. Faktor yang Memspengaruhi Keragaman Teori Kepribadaian

Perkembangan teori kepribadian tidak terlepas dari pribadi pembangunan teori itu sendiri, pengalaman hidupnya, dan suasana kehidupan dimana dia berada. Menurut Steffire dan Matheny (dalam Yusuf dan Nurihsan, 2008) ada beberpa faktor yang mempengaruhi keragaman teori kepibadian, yaitu sebagai berikut:

a. Personal, teori merupakan refleksi dari kepribadaian pembangunnya.

b. Sosiologis, corak kehidupan sosial budaya tempat pembangun teori itu hidup

c. Filsafat, cara pandang yang dianut oleh pembangun teori tentang suatu fenomena kehidupan

d. Agama, keyakinan yang dianut oleh pembangun teori.

6. Mazhab Besar dalam Teori Kepribadian

Teori-teori kepribadian sekarang, tidak lepas dari tiga mazhab besar, peletak dasar ilmu psikologi barat. Tiga mazhab besar itu yaitu: Psikoanalisis, Behavioristik,dan Humanistik.

Psikoanalisis adalah aliran pertama dalam pembangunan teori kepribadian modern, dengan membagi struktur kepribadian menjadi id (komponensn biologis) ego (komponen psikologis), dan superego (komponen sosial) (Corey, 2009:14). Tokoh utama dalam mazhab ini adalah Sigmund Freud. Pandangan Freudian tentang sifat manusia pada dasarnya adalah pesimistik, deterministik, mekanistik, dan reduksional. Manusia dideterminasi oleh kekuatan-kekuatan irasional, motivasi tak sadar, kebtuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan biologis naluriah, dan peristiwa psikoseksual yang terjadi selama lima tahun pertama kehidupan (Corey, 2009:15).

Behavioristik adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia. Dalil dasarnya yaitu tingkah laku itu tertib, dan bahwa eksperimen yang dikendalikan dengan cermat akan menyingkap hukum yang mengendalikan tingkah laku. Behavioristik memandang manusia dengan kecenderungan-kecederunngan positif dan negatif yang sama. Dan pribadi manusia dibentuk oleh lingkungan sosial budayanya. (Corey, 2009: 195).

Humanistik berkembang setelah banyaknya pendekatan behavioristik, dan menilai bahwa padangan behavioristik terlalu mekanis. Berbeda dengan pandangan psikoanalisis yang memandang manusia negatif, humanistik berasumsi bahwa pada dasarnya manusia memiliki potensi-potensi yang baik, minimal lebih banyak baiknya dari pada buruknya. Aliran ini memfokuskan pada telaah kualitas-kualitas insani. Yakni kemampuan khusus manusia yang ada pada manusia, seperti kemampuan abstraksi, aktualisasi diri, makna hidup, pengembangan diri, dan rasa estetika. Kualitas ini khas dan tidak dimiliki oleh makhluk lain. Aliran ini juga memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki otoritas atas kehidupannya sendiri. Asusmsi ini menunjukkan bahwa manusia makhluk yang sadar dan mandiri, pelaku yang aktif yang dapat menentukan hampir segalanya. Karena itu dalam membangun teori kepribadian, penciptaan makna, kesadaran diri, kebebasan dan tanggung jawab sangat ditekankan (Corey, 2009:55-56).





DAFTAR PUSTAKA

Boeree, C.G. 2005. Personality theories (cetakan ke II). Yogyakarta: Primashopie

Corey, G. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama

Hall, C.,Lindzey,G. 1985. Personality Theories.

Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian (cetakan 17). Jakarta: Rajawali

Yusuf, S., Nurihsan. J. 2008. Teori Kepribdaian. Bandung: Rosdakarya.