Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

GRADUATION

31 Maret 2012.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Lebaran 1434 H

sabisa-bisa kudu bisa pasti bisa

Kunjungan

Sahabat-sahabat dari Yogyakarta.

Kegiatan

Lomba Penegak Pramuka.

Minggu, 26 Agustus 2012

untuk direnungkan


Suatu hari seorang laki-laki mengadu kepada Rasulullah tentang keburukan ibunya.
Lalu Rasulullah bersabda,  “ia tidak pernah berlaku buruk selama mengandung mu sembilan bulan”
Lelaki itu berkata, “Sungguh, perilakunya sangat buruk”
Beliau bersabada”ia tidak pernah berlaku buruk selama menyusui mu dua tahun”
Laki-laki itu berkata “Sungguh, perilakunya sangat buruk”
Beliau bersaba “Ia tidak pernah berlaku buruk saat engkau buatnya tidak tidur  malam  untuk menjagamu, dan saat engkau membuatnya haus pada siang hari”
Laki-laki itu berkata ”tapi saya telah membalas kebaikannya itu”
Beliau bersabda “Apa yang telah engkau lakukan untuknya?”
Laki-laki itu berkata “ Saya telah menghajikannya dengan menggendongnya di punggungku.”
Beliau berkata, “Engkau belum membalas kebaikannya sedikitpun.”

Doa


Doa Pergi Ke Mesjid
الَّلهُمَّ ا جْعَلْ فِي قَلبِي نُوراً ،  وَ فِي لِسَا نِي نُورًا، وَجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا، وَجْعَل فِي بَصَرِي نُورً، وَمِنْ فَوْقِي نُوروً، وَمِنْ تَحْتِي نُورًا، وَ عَن يَمِيني نُورا، وَعَن شِمَا لِي نُوراً، وَ مِن اَمَامِي نُورًا، وَ فِي خَلْفِي نُورًا، وَجْعَل فِي نَفْسِي نُورًا، وَعَظِّمْ لِي نُورًا، وَجْعَلْ لِي نُوْراً، الَّلهُمَّ اَعْطِنِي نُورًا، وَجْعَلْ فِي عَصَبِي نُورًا، وَ فِي لَحْمِي نُورًا، وَ فِي دَ مِي نُورًا، وَ فِي شَعْرِي نُوراً، وَ فِي بَشَرِي نُوْرًا
(روه بُخَاري)

Minggu, 12 Agustus 2012

Sayyidul Istighfar


اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Ya Allah! Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hambaMu. Aku akan setia pada perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmatMu kepadaku dan aku mengakui dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”
(Barangsiapa membacanya dengan yakin ketika sore hari, lalu ia meninggal dunia pada malam itu, maka ia masuk Surga. Dan demikian juga ketika pagi hari.” HR. Al-Bukhari 7/150)

Cabang

Perjalanan pagi ini adalah pergi ke "kebon". Pergi ke kebon bersama bapak. Kebon (atau kebun dalam bahasa Indonesia) yang saya maksud adalah berupa sebidang tanah yang ditanami pohon-pohonan seperti pohon jati, arba, dan pohon-pohon lain yang biasa dipakai dalam membuat bangunan kalo udah gede, walaupun disana juga ada pohon pepaya (gedangdalam bahasa sunda), singkong (sampe dalam bahasa sunda), atau juga kapol (semacam rempah-rempah).

Tidak banyak yang dilakukan disana. Disana hanya melihat pohon-pohon yang katanya sudah ditanam dua tahun lalu, dan juga membersihkan pepohonan itu. Pelajaran yang baru saya dapet pagi itu adalah "jangan ada cabang dalam satu pohon agar pohon itu bisa tumbuh besar",  Begitu bapak saya bilang. Selain itu saya juga diberi tahu nama dan jenis pohon yang ada di kebon itu.

Dari apa yang disampaikan bapak tadi, sempat terfikir bahwa kita harus bisa menentukan sikap dan membuang sesuatu hal yang bisa menghambat arah tujuan hidup kita. Ketika ada sebuah jalur penghambat untuk bisa maju dan terus berkembang,  maka buanglah. Misalnya kalo kita membutuhkan semangat dalam bekerja, maka cabang yang lain seperti malas harus kita buang. Saat kita tau bahwa percaya diri dapat membantu kita untuk bergaul dengan lingkungan, rasa rendah diri ( minder), sebagai cabang yang lain harus kita buang. Buanglah cabang yang bisa menghambat kita berkembang dikehidupan. Buanglah dan kesuksesan akan bisa kita dapatkan lebih cepat.

Dalam kehidupan, sudah pasti kita akan mendapati sebuah perubahan. Perubahan yang memang harus diarahkan  ke sebuah arah yang benar. Untuk berkembang, kita perlu sebuah nutrisi kehidupan, baik yang berupa ilmu, sehatnya badan, dan luas nya usaha. Nah, kita juga harus punya tujuan jelas arah mana kita akan menuju. Karena itu, sebagaimana perinsip menanam pohon agar bisa tumbuh besar tadi, kita harusnya bisa membuang cabang-cabang tujuan yang tidak seharusnya kita pilih, agar setiap waktu, tenaga, dan fikiran kita tidak terbuang percuma.
Puncak Turgo
 Bismillah,, mintalah perlindungan dari Allah dan buanglah selain dariNya, maka kita akan semakin bisa maju dan berkembang. jadi, mari kita terus belajar, belajar dari apapun. Belajar  dari buku dan juga  alam. Pelajari semua dan maknai, agar kita semakin bisa tau dan bisa lebih mau menghargai alam dan beribadah kepada pencipta alam.

Allahu'alam
hasbunallah wanikmal wakil.

Rabu, 08 Agustus 2012

Setengah Empat (29 April 2011)

Berpayah-payahlah.. karena tertawa di akhir itu menyenangkan.

Bismillah Alhamdulillah..
As Sholatu Wa Salaamu 'ala rasulillah, laa Nabiyya ba'dah
Ittaqullah haqqatu qaatihi wa laa tamu tunna illa wa antum muslimun...

Dialah Allah Yang telah menjadikan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS. Al Mulk [67]:2)

"Berpayah-payahlah.. karena tertawa di akhir itu menyenangkan." Kata-kata ini hadir ketika saya memahami bahwa setiap alur itu selalu ada awal dan juga akhir. Saya memahami hal  ini sebagai satu sunnatullah yang harus bisa kita maknai, kita jalankan, dan kita rasakan manfaatnya.

Berpayah-payahan itu adalah bukti Cinta.
 Orang yang jatuh cinta selalu berupaya untuk bisa mendekatkan diri kepada keadaan yang dicintai dengan segenap kekuatan dan kemampuan yang ada. Saat kita ingin mendapatkan yang dicinta, tenaga kita, fikir kita, perasaan kita akan terpusat untuk  obyek yang kita cinta. Pilihan untuk berpayah-payah adalah hal kecil, karena kita punya tujuan akhir yaitu kebahagiaan .

Berpayah-payah itu Menunda Keinginan ; untuk sebuah KEJAYAAN.
Khusnul khatimah atau Suul Khatimah adalah konsepsi yang terbangun dari rasa kita akan keinginan kita untuk bisa mendapatkan bahagia yang sebenarnya dengan berpayah-payah di awal; atau kita mau menghabiskan bahagia kita dan bersedih  di ujungnya. Kita bebas memilih, dan kita punya pilihan; ingatlah TERTAWA di AKHIR itu MENYENANGKAN. Menunda keinginan untuk sebuah kejayaan adalah pilihan terbaik. tertawa di akhir itu menyenangkan.

“Ya Allah, berilah kami rasa takut kepada-Mu yang menjauhkan kami berbuat maksiat kepada-Mu, dan berilah kami ketaatan kepada-Mu yang menyampaikan kami kepada surga-Mu, dan berilah kami rasa yakin yang membuat musibah dunia terasa ringan. Ya Allah, berilah kami kesenangan dengan pendengaran, penglihatan dan kekuatan kami, selagi Engkau menghidupkan kami, dan jadikanlah hal tersebut kekal, dan wujudkanlah dendam kami terhadap orang yang menzalimi kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami dan janganlah Engkau jadikan musibah
dalam agama kami, dan jangan Engkau jadikan dunia ini sebagai cita-cita kami terbesar dan tidak pula batas ilmu kami, dan janganlah Engkau kuasakan kepada orang yang tidak menyayangi kami”.

Ya Allah yang maha pengasih Maha penyayang
Yang Maha Awal dan Maha Akhir
Yang maha Dhohir dan Maha batin
Pencipta alam semesta dan hati di dalam dada.
Kami meminta rasa cintaMu hadir dalm setiap rasa Cinta KAmi
Dalam ibadah dan muamalah kami
Dalam Zikir Fikir dan Ikhtiar kami
Yaa Salam Yaa Mukhaimin Yaa Aziz….
TUmbuh dan suburkanlah benih cintaMu dalam setiap urusan kami
dan Berilah BAHAGIA
di Ujung Senja Awal kehidupan baru kami...

24 Mei 2011 (Psikologi Itu ilmu Wajib)

"Wahai almamaterku, kau itu unik"....

Mempelajari ilmu psikogi hukumnya bisa wajib. Wajib kalo memang belum ada orang yang bisa menerapkan dan memanfaatkan ilmu jiwa ini sesuai dengan keharusannya.Wajib kalo memang masih banyak permasalahan yang harus bisa dijawab oleh psikologi.

Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa (Wikipedia). Dari sana kita dapat menyimpulkan bahwa psikologi itu ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan manusia, baik itu cara berfikir, cara merasa dan cara bertindak (hasil dari adanya jiwa) terhadap lingkungan sekitarnya.

Terkait itu, Dr. mahdy bin 'Abud menyampaikan bahwa  Manusia adalah satu kesatuan yang terdiri dari unsur tubuh, jiwa, akal, dan ruh. Untuk memahaminya dibutuhkan ilmu yang berhubungan dengan fisiknya sebagaimana dibutuhkannya ilmu agama. disinilah ilmu psikologi itu berperan. Berperan untuk memahami instrumen yang ada pada diri manusia.

Kemudian pertanyaannya adalah sudahkah perinsip-perinsip atau konsep-konsep psikologi kita bisa terapkan dikesaharian kita dan memberikan manfaat untuk kita? sudahkah para psikolog bisa membantu permasalahan-permasalahan jiwa orang-orang disekelilingnya? sudahkan psikolog membantu menegakan pilar syari'ah dan membangun keharmonisan umat?

Kita perhatikan lingkungan sekarang. tindakan-tindakan kriminal (pencurian, perampokan, perkosaan), depresi, bunuh diri, peperangan (agresifitas) antar golongan, korupsi, perebutan kekuasan, dan lain-lain, masih banyak marak terjadi di negeri ini. Maraknya tindakan-tindakan tersebut mengindikasikan bahwa masih banyak manusia yang jiwanya masih sakit,  mentalnya masih lemah. karena itu psikologi masih harus bisa memainkan peran untuk menguatkan mental manusia-manusia tadi, sehingga jiwa manusia kembali sehat.

Karena itu, jika masih ada banyak yang harus dilakukan oleh ilmu ini dalam kerangka kemaslahatan umat, maka ilmu ini hukumnya WAJIB untuk dipelajari oleh setiap orang...
 
Allahu'alam...
Hasbunallah wanikmal wakil..

31 Mei 2011

Mata memata-matai ribuanmata yang tak terlihat
jutaan desahan nafas yang tak terhiung
dalam balutan kenikmatan yang terlupakan
mempusakai dan memenjarakan kenyataan

Langit tak lagi tinggi
jalan tak mesti panjang
lautan tak lagi dalam
semua hanayalah cermin yang melekat bersama diri
bersama kenyataan dalam  pilihan

Aku adalah pantulanMu
rupa indahMu, kuatnya kekuasaanMu, lembutnya kasihMu hiasan kesombonganMu
yang tak kupunyai, tak cukup kuat dan bisa untuk  kupakai
aku hanya bisa melihat, merasa, mendengar, mencium, dan meraba serakan kaca-kacaMu
dan mensyukuri keadaan yang telah kau beri..

bersyukurlah aku...
dibelahan dunia atau dimensi manapun
aku bisa berjalan dan bersentuhan denganMu
dalam batas imaji,  logika dan inderaku yang terbatas
karena Kau menampakan diriMu dalam diriku ...
karena ENGKAU menampakan DIRIMU dalam diriku

Catatan Lama

Bismillahirrahmanirrahim..

kalayan nyebat jenengan Allah anu maha murah tur maha asih. Sadaya puji kagunngan Allah, pangeran nu kagungan sadaya alam...

setiap peradaban MAJU selalu terekam dalam goresan-goresan tangan. Setiap peradaban hebat, selalu meninggalkan cerita-cerita dan ilmu-ilmunya dalam bentuk TULISaN. dan setiap orang yang berjaya tentulah ia selalu dikenang dan tergambar dalam banyak tulisan-tulisan. Sungguh menarik ketika apa yang kita usahakan untuk sebuah KEMAJUAN terekam dalam baris-baris kata yang tersusun menjadi suatu makna.

Begitupun kita. dalam hidup kita selallu tersuguhi dengan cerita-cerita yang penuh dengan makna, penuh nikmat yang menyenangkan yang patut dibagikan ke setiap orang.Mari berbagi dan mencerahkan dengan Tulisan.

Yogyakarta, 1 juni 2011

Falsafah Menulis KH. Bisri Mustafa

Suatu ketika K. H. Bisri Mustafa berbincang-bincang dengan sahabanya Kiai Ali Maksum Krapyak tentang Tulis menulis. “kalau soal kealiman, barangkali saya tidak kalah dari sampeyan bahkan mungkin saya lebih alim.” Kata kiai Ali dengan nada kelakar seperti biasanya. “Tapi mengapa sampeyan bisa begitu produktif menulis, sementara saya selalu gagal di tengah jalan. Baru separo atau sepertiga, sudah macet tak bisa melnajutkan.”

Dengan gaya khasnya, Kiai Bisri Mustafa menjawab: “Lha soalnya  sampeyan menulis Lillah ta’ala sih!” tentu saja jawaban ini mengejutkan kiai Ali.

“Lho kok Kiai tidak menulis lillahi ta’ala; lalu dengan niat apa?”

“Kalau saya, menulis dengan NYAMBUT GAWE. Etos saya dalam menulis  sama dengan penjahit. Lihatlah penjahit itu. Kalau pun ada tamu, penjahit tidak akan berhenti menjahit. Dia menemui tamunya sambil terus bekerja. Soalnya, bila dia berhenti menjahit, periuknya bisa nggulling. Saya juga begitu. Kalau belum-belum sampeyan sudah niat mulia-mulia, setan akan mengganggu sampeyan, dan pekerjaan sampeyan tidak akan selesai. Lha nanti kalu tulisan sudah jadi dan akan diserahkan kepada penerbit, baru kita niat yag mulia-mulia,  linasyril ‘ilmi atau apa. Setan perlu kita tipu.”

 itulah cerita KH Bisri Mustafa dalam buku putranya  Kiai Mustafa Bisri (Gus Mus)  KORIDOR terbitan Kompas (2010) tentang  falasafah menulis.  Gus mus juga menyampaikan bahwa Kebiasaan ayahandanya ketika beliau selesai bekerja, membaca, menulis, beliau biasanya langsung mengambil air wudhu, shalat malam, dan bermunajat. Kebiasaan lain juga biasanya beliau mengundang para kiai atau sahabat-sahabat kenalan beliau untuk mayoran, makan-makan bersama. Biasanya ini beliau lakukan  setelah menyelesaikan suatu naskah karangan. Mewah dan tidaknya nya mayoran tentu saja tergantung seberapa banyaknya belau memiliki uang saat itu.
Mudah-mudahan menambah semangat kita untuk menulis dan berjhad dengan tulisan...
SILAKAN BOLEH DI COBA :D

Hasbunallah wanikmal wakil, nikmal maula wa nikma nasir

Selasa, 07 Agustus 2012

Dari Bagaimana ke Penerapan

Perubahan adalah keniscayaan. Begitupun dalam kehidupan individu, perubahan itu pasti akan selalu dialami oleh setiap individu, baik itu perubahan yang sifat nya biologis (tumbuh) atau pun yang bentuknya psikis (berkembang). Keniscayaan itulah yang saya rasakan hari ini. Seharian bercengkrama dengan buku, saya menyadari bahwa ketertarikan terhadap tema buku berubah (walaupun tidak berubah secara ekstrim).  Saya dulu senang membaca buku psikologi yang menjelaskan tentang bagaimana (how to), misalnya buku quantum learning, aclereated learning,  dan lain-lain. Nah sekarang seiring bertambahnya usia, saya lebih tertarik dengan buku yang isinya berkaitan dengan kehidupan sosial, ketatanegaraan, ataupun buku-buku ilmiah/penelitian. Kemudian, dulu pas mau lebaran tiba, saya menanti nanti waktu dimana berkumpulnya keluarga besar, dan sekarang menjelang lebaran perasaan-perasaan itu belum muncul kembali (kalo yang ini entah karena memang perubahan psikis, ataukah memang saya berubah menjadi kurang peka). Dulu saya tidak berani berbicara di muka umum, sekarang berani. 

Dulu pemahaman itu saya dengar hanya dari perkataan orang (qiila wa qoola) mentah-mentah, tanpa dipertanyakan, sekarang seiring bertambah usia dan berkembangnya kepekaan alat berfikir, saya mulai bisa mencari dengan membaca atau menyaring apa yang dikatakan orang lain, dan memaknai kejadian yang terjadi.

Hidup adalah peruahan yang pasti berubah walaupun kita tidak berubah dan hanya akan digilas oleh perubahan itu sendiri. Jika tidak ingin digilas perubahan, maka kita pun harus berubah.

Maha Suci Allah yang telah menganugerahkan kemampuan kepada kita,,,,  semoga Allah memberikan kebarokahan dengan kemampuan kita tersebut. 

AKhir kata, perubahan adalah sebuah kepastian, karena  itu, perubahan kita haruslah diarahkan untuk perubahan yang positif, perubahan yang berlandaskan fitrah hidup manusia, fitrah yang mengarahkan kita semakin mengenal siapa pencipta kita. Perubahan adalah bahasa kasih Allah yang harus bisa kita pahami dalam kehidupan ini.

Allahu'alam
hasbunallah wanikmal wakil 



 

Renungan

Sudah benarkah Islam kita? Sudah mantapkah iman kita? atas dasar apa kita beriman dan berislam sekarang? apakah karena memang kita terlahir dari keluarga yang muslim? ataukah memang benar itu semua dari keyakinan mantap kita? jikalah semua itu hanya atas dasar keluarga/keturunan (ibu , bapak, nenek, kakek dan lainnya)nya adalah orang Islam, lantas apa bedanya dengan para penentang Ibrahim?

http://www.aurumahmad.com/aurangi/wp-content/uploads/2010/11/mario_islam.png
Dan tuturkanlah kepada orang-orang kafir, wahai Muhammad, kisah Ibrâhîm a. s. (69) Tatkala ia berkata kepada bapak dan kaumnya, "Sembahan apa yang, sebenarnya, tak patut kalian sembah ini?" Ibrâhîm melontarkan pertanyaan ini untuk mencerca kecenderungan penyembahan mereka terhadap berhala-berhala. (70) Mereka, dengan bangga, menjawab, "Kami tengah menyembah berhala-berhala. Kami akan senantiasa melakukannya sebagai penghormatan dan pemuliaan terhadap berhala-berhala itu." (71) Untuk mengingatkan kerancuan berpikir mereka, Ibrâhîm bertanya, "Adakah berhala-berhala itu dapat mendengarkan dan mengabulkan doa-doa kalian?" (72) "Adakah berhala-berhala itu," lanjut Ibrâhîm, "dapat memberikan kebaikan jika kalian menaati mereka? Atau sebaliknya, dapatkah mereka mendatangkan keburukan jika kalian menentang mereka?" (73) Mereka menjawab, "Mereka memang tidak dapat melakukan semua itu. Tetapi kami mendapatkan para nenek moyang kami melakukan penyembahan yang kami lakukan ini. Kami hanya sekadar mengikuti apa yang telah mereka lakukan."(QS. As Suara [26]: 69-73)

Allahu'alam
حَسْبُنَا اللَّـهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Senin, 06 Agustus 2012

Rapa Rupa

"Lebih baik tutup saja FB nya, dari pada membuatmu merasa bad mood." 

rajin-rajin membuka facebook (FB) atau jejaring sosial lain, tidak selalu membuat mood kita menjadi baik. Facebook atau yang sejenisnya merupakan sebuah wadah katarsis banyak orang. Isinya bisa berupa kata-kata, foto-foto, video-video, yang menceritakan sebuah berita, atau keadaan  emosi seseorang, atau hanya sekedar  narsis dan eksis saja. Isinya tidak selalu bernada positif, tapi kadang (atau mungkin juga banyak) yang isinya hanya sekedar keluhan, atau nada-nada negatif yang gak jelas. Itu semua harusnya menjadi lahan perhatian kita, karena pribadi yang sehat itu selalu terbiasa untuk menyampaikan hal-hal yang positif. Sebab itulah Keseringan baca kalimat-kalimat negatif itu tidak baik, karena lambat laut kita pun bisa terkena imbasnya. Emosi itu menular!

Selain itu, ketika hati kita sedang kalut (atau yang sedang sensi tingkat tinggi), membaca atau melihat postingan-postingan "galau" atau gambar-gambar gak jelas akan meningkatkatkan ketidak jelasan perasaan kita, sehinggga kekalutan itu terus berkelanjutan. Gak percaya? coba aja .. (walaupun terkadang FB bisa dijadikan ajang katarsis pribadi, yang bisa membuat reda emosi.)

Kemudian, bagi yang  memiliki/merasa pribadi yang tertutup (introvert) membuka FB akan membuat perasaannya rendah diri, karena melihat berbagai aktifitas yang tidak biasa dilakukannya. Tuntutan pergaulan yang semakin luas dan perasaan ketidakmampuan untuk menyeimbangkan dengan tuntutan itulah yang menyebabkan rasa rendah diri itu muncul.

jadi, berhati-hatilah dalam berFban. kalo Fban atau yang sejenisnya lebih sering membuat perasaan kita jadi jelek (bad mood) tinggal kan saja itu! Perkara yang baik adalah perkara yang bisa membuat perilaku kita semakin baik.*  ^^

* ini semua sih pendapat saya, (hanya sekedar apriori).. benar atau tidak nya tergantung sudut pandang masing-masing. hehe.. tetap bersyukur dengan apa yang ada, kemudian memandang kehidupan dari berbagai sedut pandang bisa membantu menyelesaikan permasalahan psikologis yang ada pada diri. selamat bergembira! salam sehat, cerdas, dan semangat! :D

Hehereyan

Lama tak memainkan keybord kesayangan, eh pas tak maenin lagi dengan asal tekene tone, ketemu intro sebuah tone yang asik. Tak main kan saja, dengan nada sekenanya.. hehe  ^^

Renungan

Ibadah jangan dipandang sebagai sebuah penggugur kewajiban saja, tapi ibadah harus bisa kita pandang sebagai suatu kebutuhan dalam kehidupan kita. Karena itu, ibadah kita harus dilakukan sesuai dengan tuntunan, dengan niat karena Allah.

Jalaluddin Rakhmat dalam renungan-renungan sufistiknya (Munadi, 2012, hal.9) menuliskan bahwa, setiap ibadah (sholat, puasa, dan lain-lain) di dalamnya terkandung apa yang kita sebut sebagai pesan moral. bahkan begitu mulianya pesan moral ini, sampai-sampai Rasulullah SAW. menilai suatu ibadah itu dinilai dari sejauh mana kita menjalankan pesan oralnya. Apabila ibadah itu tidak meningkatkatkan Akhlak kita, Rasulullah menganggap bahwa ibadah itu tidak bermakna

Dari catatan Jalaluddin rakhmat di atas, poin penting yang bisa kita ambil yaitu "ibadah harus memberikan dampak perubahan kepada Akhlak kehidupan kita". Perubahan akhlak itu bisa terjadi ketika kita bisa memberikan pemaknaa pada ibadah yang kita lakukan. 

Karena itu mulai sekarang, mari kita berusaha untuk memaknai apa-apa yang kita lakukan, dan mengambil pesan moral dari ibadah yang kita lakukan.

to be continued...

Sumber Bacaan:
Munadi. 2012. Pesan Moral Bagi yang Melaksanakan Ibadah Saum. Media Pembinaan No.16/xxxix kemenag prov jabar 9-10.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Renungan kasar

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, begitulah pepatah mengatakan. Ini berarti bahwa anak akan selalu mewarisi apa yang ada pada orang tua nya, atau dengan sesuatu yang lebih general, bahwa perilaku seseorang akan dipengaruhi oleh bagaimana ia dibesarkan, bagaimana pola pendidikannya, lingkungan tempat bergaulnya, apa yang didengar, ditontonnya dan lain-lain.

Perlu figur berkarakter!Figur yang memberikan contoh baik bagi anak-anaknya. Saya menulis ini karena saya memperhatikan pola pergaulan anak-anak (SD) yang ada di kampung saya. Dilihat sepintas, dengan kacamata subjektif, perilaku anak-anak  tak jauh beda dengan perilaku pemuda (orang tua) yang ada di kampung itu. Ketika Sholat jamaah membuat barisan seenaknya, ketika tarawih anak-anak cuma ikut pas tahiyat akhirnya saja. Tak ada perubahan (setidaknya dari waktu saya kecil).  Anak-anak masih kurang melihat  figur yang berkarakter, yang disegani, yang bisa dijadikan panutan. Lingkungan membentuk perilaku, perilaku kemudian ditiru dan beralih turun menurun, kurang lebih itulah yang terajadi.

Atas dasar itu tugas kita sekarang adalah bagaimanan membangun figur yang berkarakter buat anak-anak kita di masa depan. Kehidupan akan terus bergulir, dan estafet kehidupan kita akan diteruskan oleh anak cucu kita. Jika kita belum bisa memberikan contoh baik untuk anak cucu kita, bagaimana mungkin anak cucu kita paham dengan perilaku yang baik?

Masih banyak yang harus kita benahi. So, Jangan pernah berhenti untuk memperbaiki diri, melakukan yang tebaik, dan terus belajar... Hasbunallah wanikmal wakil.

Karena Ku Tahu engkau Begitu (Andre hehanusa) Cover

ku yakin dalam hatiku
kau satu yang ku peluk
kurasa hanya dirimu yang membuatku rindu

Reff 1:
bila saat nanti kau milikku
ku yakin cintamu
takkan terbagi takkan berpaling
karena ku tahu engkau begitu
karena ku tahu engkau begitu

hingga ku pasti menunggu
selama apapun itu
demi cinta yang kurasakan
yang hanyalah kepadamu

reff 2
percayalah ku sungguh sungguh
mengatakan semua
yakinkan hatimu kau milikku
karena ku tahu engkau begitu
karena ku tahu engkau begitu

ooo...nananana nanana
ooo...nananana nana

back to Reff 1:

Jumat, 03 Agustus 2012

Aphorisma 3

Olah fisik merupakan cara ampuh untuk menurunkan berat badan, yang pada gilirannya menurunkan risiko penyakit jantung.  juah lebih mengasyikan jika olah fisik itu juga merupakan kegiatan bermain yang melibatkan emosi (Taufiq Pasiak,M.pd.I.,M.Kes.)

Peran mempengaruhi tingkah laku individu. tak peduli apa latar belakang atau bagaimana kepribadiannya,peran dapat mengarahkan tingkah lakku individu,bahkan menjadi sangat ekstrem yang dalam kondisi normal hampir tak mungkin dilakukannya (Zimbardo, 2007)

Kita butuh 4 kali pelukan untuk bertahan hidup, 8 supaya tetap sehat, dan 12 kali untuk pertumbuhan. Pelukan hangat dapat melepaskan oxytocin, satu hormon yang berhubungan dengan perasaan cinta dan kedamaian..

Masalah yang terlalu banyak dimasalahakan dalam fikiran akan menyebabkan masalah yang baru. Biarkan lah masalah itu menjadi masalah saja ...

Perhatian Timbal Balik + Perasaan potif + kordinasi nonverbal = Hubungan Baik (Rosenthal, Golemen, 2007)
 
BANGUN LEBIH PAGI, Sarana Untuk lebih "Banyak" mengucap SYUKUR kepada Allah

Mari Berbahagia dengan yang ada pada diri kita sekarang dan dengan kebahagiaan orang lain

Ya Allah kami tidak memohon agar Engkau membatalkan ketetapanMu. yang kami mohonkan adalah kelemahlembutan saat ketetapan itu menimpa kami..

 

Karakter???

Dalam fikiran saya hari ini saya bertanya-tanya tentang apa itu karakter? dan kenapa kita harus mempunya karakter? dan karakter apa yang memang harus kita punyai?

Perlu pembahasan dan penelaahan yang panjang untuk bisa  menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas tadi. pertanyaan tersebut hadir memang tidak lepas dari apa yang saya baca hari ini.  saya membaca sebuah buku hari ini. inti bacaannya adalah bagaimana kita bisa mengolah rasa lewat apresiasi seni (wayang, tari, dan karawitan). Agar menjadi pribadi yang sehat, kita harus pandai untuk mengolah fikir, mengolah raga, dan juga mengolah rasa. Kemudian saya kutip pernyataan menarik dari apa yang saya baca tersebut (saya jadikan status Facebook). berikut kutipanya:

"Seni merupakan media yang berpotensi untuk mencairkan sekat-sekat hubungan antar manusia yang beragam, baik itu usia, status sosial, status ekonomi, profesi, maupun etnis. Dengan Apresiasi, seni diharapkan mampu untuk menumbuh kembangkan nilai-nilai emosional dan spiritual pada diri seseorang, sehingga bisa menghasilkan pribadi-pribadi yang berkarakter, pribadi yang mampu mengambil keputusan dalam kerangka kehidupan pribadi maupun komunitas. (Prihartanti, 2012)"

Manusia tidak bisa dilepaskan dari apa yang dinamakan pilihan. Atas dasar itu, pertanyaan pertama saya tentang apa itu karakter, saya mengambil sebuah kesimpulan bahwa  seseorang yang berkarakter adalah seseorang yang mampu untuk mengambil keputusan. Tapi tidak hanya asal mengambil keputusan, tapi juga keputusan yang diambil tersebut merupakan hasil dari sebuah pertimbangan dan atas dasar nilai-nilai positif kehidupan. Orang yang berkarakter juga adalah orang yang konsisten dengan perinsip yang menjadi pegangan  hidupnya. Pegangan hidup tersebut adalah bagian dari nilai-nilai hidup yang berharga (nilai agama, nilai seni dan lain-lain).

Pertanyaan kedua tentang kenapa kita harus memiliki karakter, saya berpendapat bahwa agar kita bisa menemukan jalan utama. jalan utama itu adalah jalan yang bisa mengantar kita terhadap arah tujuan hidup kita yang sebenarnya, arah hidup yang mengantarkan kita ke arah kebahagiaan. dan pertanyaan ketiga banyak referensi yang bisa kita jadika acuan, misalnya tentang 7 karakter yang dicetus oleh Steven Covey.. itu juga bisa dijadikan acuan tenatng karakter-karakter ideal yang perlu kita miliki.


Akhir kata, tulisan ini hanya sekedar perenungan dan pendapat saya hari ini. Benar atau tidaknya tergantung karena ini hanya pendapat. Kebenaran sejati itu adalah milik Allah, dan saya serahkan segala urusan kepada Allah. Hasbunallah wanikmal wakil, nikmal maula wa nikmannaasir.