Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

GRADUATION

31 Maret 2012.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Lebaran 1434 H

sabisa-bisa kudu bisa pasti bisa

Kunjungan

Sahabat-sahabat dari Yogyakarta.

Kegiatan

Lomba Penegak Pramuka.

Rabu, 29 Januari 2014

Belajar Akhlak

Imam al Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan bahwa kata Akhlak menurut bahasa adalah sesuatu yang menjadi kebiasaan seseorang yang berupa adab, sebab ia menjadi seperti pembawaan (alkhilqah) yang ada pada dirinya. Adapun adab yang menjadi tabiatnya disebut Al khim (watak) yang berati as sajiyyah (perangai) dan tabiat. Dengan demikian tabiat merupakan sesuatu yang dapat dibentuk sedangkan Al khim adalah tabiat yang bersifat naluri (Suwaid, 2006: 222).
 
Berdasarkan penjelasan dari Imam Al Qurtubhi di atas, manusia sangatlah membutuhkan pembinaan akhlak. Dalam pembinaan tersebut, Suwaid (2006) menjelaskan pentingnya membangun lima pilar pembinaan bagi manusia (terutama dalam masa kanak-kanak) yang meliputi:
  1. Adab sopan santun, seperti sopan santun kepada ke dua orang tua, guru, teman dan sebagainya;
  2. Kejujuran
  3. Menjaga Rahasia;
  4. Amanah
  5. Berlapang dada dan tidak mendengki
Kenapa harus demikian? karena Setiap perilaku manusia sungguhnya akan berdampak terhadap kehidupannya sendiri. Misalnya ketika seorang berbuat buruk kepada orang lain, secara langsung atau tidak langsung, orang yang berbuat burukpun akan merasakan keburukannya sendiri. Tidak saja di dunia, tetapi juga keburukan akhirat yaitu mendapat neraka yang menyala-nyala. Allah swt berfirman dalam QS. Al Jalzalah [99]: 7-8”
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” Berbakti kepada Orang tua merupakan bagian dari kewajiban manusia di dunia.
Kemudian Dalam Al Quran Surat Al Isra [17] ayat 23-24 disebutkan:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Kemudian Pesan ke dua dalam Surat Al Ankabut [29] ayat 8:
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Pesan ke Tiga dalam surat Lukman [31] ayat 14-15
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan

Banyak hadits Nabi yang menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua mempunyai dampak dan pengaruh bagi anak itu sendiri, dan juga bagi kehidupan anak-anaknya kelak. Untuk itu, pada permulaan pembelajaran, guru menyebutkan pentingnya berbuat baik kepada orang tua (birrul walidain). Guru menyebutkan pengaruh birrul walidain di dunia dan Akhirat.

Pengaruh di dunia

Berbuat baik bagi orang tua di dunia akan mendatangkan rizki dan memanjangkan umur. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa ia berkata, Rasulullah bersabda “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rizkinya, maka hendaklah ia berbakti kepada orang tua dan menyambungkan tali silaturahim”. Kemudian riwayat lain seperti yang telah disampaikan oleh Abu Ya’la, Thabrani dan Hakim, serta As-Ashbani meriwayatkan dari Muadz bin Anas bahwa Rasulullah saw bersabda “siapa yang berbakti kepada orang tuanya, maka ia sungguh beruntung. Allah akan menambahkan usianya”. Kemudian diriwayatkan juga dari Tsauban, Rasulullah saw bersabda “sesungguhnya seseorang itu akan terhalang dari mendapat rizki karena kemaksiatan yang dilakukannya, dan tidak ada yang bisa menolak qadar kecuali doa, tidak ada yang bisa menambahkan umur kecuali keberbaktian (kepada orang tua)” diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya serta hakim dengan adanya kalimat yang didahulukan dan diakhirkanndan ia menyatakan shahihul isnad.
 
Pengaruh di Akhirat

1. Menghapuskan Dosa
Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki datang menghadap Nabi dan berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya telah melakukan dosa yang besar. Apakah taubat saya masih bisa diterima?" Beliau menjawab, "Apakah kamu masih mempunyai ibu?"Ia menjawab, "Tidak." Beliau bertanya lagi, Apakah kamu meinpunyai bibi? la menjawab, “Ya”. Beliau bersabda, "Kalau begitu, berbaktilah kepadanya." Hadits ini diriwayatkan oleh Hakim dengan lafal yang hampir sama dan ia menyatakan shahihul isnad.
2. Masuk Surga
Imam Nasa'i meriwayatkan dari A'isyah, bahwa Nabi bersabda, "Aku masuk ke dalam surga, lalu aku mendengar bacaan Al-Qur'an. Aku tanyakan (kepada rnalaikat), "Siapakah ini?" Malaikat menjawab, "la adalah Haritsah bin Nu'man." Rasulullah kemudian bersabda, "Seperti itulah pahala berbakti (kepada orangtua). Dia dahulu adalah seorang yang berbakti kepada ibunya." Dalam riwayat Ahmad dengan sanad shahih disebutkan, "Ia adalah manusia yang paling berbakti kepada ibunya."
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda, “Sungguh malang, sungguh malang, sungguh malang orang yang mendapati kedua orang tuanya sampai usia senja, baik salah satunya atau keduanya, namun tidak bisa masuk surga.”
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad shahih bahwa Nabi bersabda, "Siapa yang mendapati kedua orangtuanya atau salah satunya, kemudian ia (si anak) ternyata masuk ke dalam neraka, maka sungguh Allah telah menjauhkan dan mengutuknya."
Imam Ahmad, Thayalisi dan Hakim dengan sanad shahih meriwayatkan bahwa Nabi, bersabda, "Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah."
Urwah bin Murrah berkata, "Seorang lelaki datang menghadap Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah bersaksi (bersyahadat) bahwa tiada sembahan yang benar selain Allah dan bahwa Engkau adalah utusan Allah, sudah aku tunaikan shalat lima waktu, sudah aku tunaikan zakat hartamu, dan juga sudah kutunaikan puasa Ramadhan." Nabi, kemudian bersabda, "Siapa yang meninggal dunia dalam keadaan Seperti ini, maka kelak pada hari kiamat akan bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada' seperti ini (beliau mengatakan hal ini dengan mendirikan jari jemari beliau), selama ia tidak mendurhakai kedua orang tuanya."
Bersambung.......










Minggu, 19 Januari 2014

Cahaya Perempuan 2

Katanya, pas aku lahir, beratku 4,2 Kg lho. Ukuran di atas rata-rata bagi bayi kebanyakan. Katanya juga, waktu umurku seminggu, pakaian bayiku juga udah gak cukup, soalnya aku lebih gede dari bayi kebanyakan, makannya bibiku membantu ibu nyatuin pakaian bayiku. Selama 9 bulan, ibu ku harus gendong ke sana-kemari beban 4 kg tanpa dilepas. Masyallah. Jadi gak bakal mungkin aku bisa membalas apa yang telah ia lakukan kepadaku. Aku mungkin hanya bisa berdoa " Ya Allah, berilah kesehatan bagi ibu bapakku ini, berilah ia kemudahan dalam segala urusannya, berilah ia kebahagiaan dalam menjalankan kehidupannya. Ya Allah, ampunailah dosaku dan dosa ke dua orang tua ku, dan kasihanilah ia, sebagaimana ia mengasihaniku sewaktu kecil"
Usiaku telah bertambah dalam jumlahnya, tapi pada hakikatnya jatah kehidupanku ini memang berkurang. Aku merasa bahwa aku masih sering banyak merepotkan ibu bapakku, belum bisa memberi dan menunaikan semua harapannya. Mungkin juga aku banyak mengecewakan ke dua nya. Tapi yang jelas aku tahu, ibu bapakku mengerahkan semua cintanya untukku, untuk adik dan juga kakakku. Masih mengganjal rasanya, aku yang udah menginjak dewasa awal dalam tahapan psikologi ini, belum mampu memberikan apa-apa untuk ibu bapakku, walaupun aku tahu mereka tidak pernah meminta apa-apa.... (Minggu, 19 Januari 2014, pukul 20.03 WIB)


Pagi ini saya membaca buku yang ditulis Hellen Keller The World I Live in (telah dialihbahasakan oleh Dyta Sylvana dan Salahhuddien dengan judul  Aku Buta dan Tuli sejak Bayi, Pergulatan Batin Perempuan Tunanetra-Tunarungu yang menaklukkan dunia, 2011, Jakarta: Kayla Pustaka). Saya kembali menemukan sisi kehebatan para perempuan. Ialah Heller Keller yang sejakusia 19 bulan ia menderita buta tuli. Walaupun demikian, Keterbatasannya tersebut tidak membuatnya patah semangat untuk memahami bagaimana realitas dunia. Ia belajar "melihat" dan "mendengar" dengan tangan, hidung atau lidahnya. tatkala mata dan telinganya berhenti berfungsi, penglihatan batin dan imajinasinya berkembang pesat. Ia dapat menyimak orkestra dengan getaran suara, bahakan ia mampu meramalkan datangnya peristiwa seperti badai.

Hellen seorang pertama yang mampu menaklukan universitas, sehingga ia mampu memperoleh gelar sarjana, dan menulis buku yang banyak menginspirasi jutaan orang pembaca. Ia mampu menunjukan dan meruntuhkan orang-orang yang menyepelekan akan keterbatasannya dengan kecerdasan dan prestasi-prestasi yang mengagumkan.
Semua indra saling membantu dan memperkuat satu sama lain, hingga aku tak dapat membedakan apakah penciuman atau sentuhan yang bercerita kepadaku tentang dunia. Setiap musim beraroma khas. Musim semi beraroma tanah dan getah, musim gugur dipenuhi aroma wangi yang mempesona memenuhi udara dari semak-semak, rerumputan, bunga dan pepohonan. Semakin musim itu berlanjut, aroma pun berganti, semuanya bercerita kepadaku tentang waktu pergantiannya.

Hellen Keller mengajarkan kita untuk semakin memertajam kemampuan penglihatan kita. Menurutnya bahwa Ketajaman penglihatan kita ini tidak bergantung pada kemampuan mata kita melihat (secara real), tetapi pada kemampuan kita merasakan (menangkap pesan apa yang bisa kita tangkap dari apa yang kita lihat, rasa, atau dengar, dan mengolahnya menjadi satu bentuk kebaikan yang bermanfaat untuk diri kita ataupun orang lain). Pemahaman ini juga menuntun saya untuk merenungi keberadaan saya hari ini. Usia saya yang semakin berkurang jatahnya ini sudahkah menjadi ladang kebaikan untuk saya khususnya dan umumnya untuk orang-orang di sekitar saya? padahal apa yang telah dilakukan selama ini akan dimita pertanggung jawabannya kelak...

Astaghfirullah wa atuubu ilaik

Dari satu ke satu
Tanggal terus berputar dan kembali
setalah ia berputar penuh, bergerak ke berbagai arah
semuanya kembali ke titik semula

Dari satu ke satu
adalah cermin kesejatian manusia
Manusia yang satu akan kembali ke yang maha satu
dan manusia yang satu harus menyatukan diri dengan kesatuan
agar menjadi satu dan kembali ke satu

Dari satu ke satu
Entah apa saja yang sudah terlewati
Entah kisah apa saja yang telah dibangun
Tapi semua nya itu pada akhirnya akan berakhir dan kembali
untuk yang maha satu, yang terunggul
Tuhan pencipta alam

dari satu ke satu adalah kepastian
yang mungkin bisa diprediksi, tapi tidak dapat dipastikan kapan kepastiannya
Yang jelas manusia pasti kembali
ke keberadaaan awalnya
dari satu ke satu
dan sejauh apapun kita melangkah, pasti kita akan kembali


Hasbunallah wanikmal wakil

Cahaya Perempuan

Di tanggal yang sama pada hari ini, 26 tahun yang lalu perempuan itu masih memangku ku dalam rahim perutnya. Entah apa yang ia lakukan waktu itu, aku tak tahu persis, karena aku belum bisa melihatnya. Dia menjadi perantara Allah menyampaikan semua rizkiNya untukku. Aku makan, minum, mendapat asupan gizi dan sebagainya melalui perantaraannya. Sifat maha lembut Allah telah dititipkan untuknya. Hingga saat ini, kelembutannya tak pernah habis, dan tak mungkin habis. Walau ia harus menahan kepayahan dari kepayahan, perih yang amat perih saat ia akan melahirkan ku dari Rahimnya, ia tetap Lembut. Banyak yang ia perjuangkan untuk ku, dan keluargaku. Perempuan itu adalah perwujudan cahaya Allah di dunia yang luar biasa (Sukahurip, 19 januari 2014).

Allah telah banyak memuliakan perempuan dengan banyak hal. Misalnya, ketika Muhammad ditanya tentang siapa saja yang harus dimuliakan, Rasulullah itu menyebut nama ibu lebih banyak dibanding menyebut nama ayah. Perempuan memang istimewa, diciptakan dengan bentuk yang indah dan perasaan yang lembut. Ketika Allah meminjamkan kekuatan bagi lagi-laki, Allahpun menitipkan kelembutan bagi perempuan. Perempuan adalah pancaran sinar Allah yang tidak bisa dilihat sembarangan, karena jika dilihat tanpa ada perantara apa-apa, kita akan melihat kesilauan, sehingga kita tidak bisa melihat apapun, bahkan bisa merusak mata.  Perempuan bisa membantu kita mendapat cahaya Allah, jika kita melihatnya dengan aturan yang benar, dan juga bisa membuat kita gelap mata jika tidak dengan aturan Allah.

Kemudian, Rasulullah juga melihat di neraka, mayoritas penduduknya adalah perempuan, dan ciri-ciri terjadinya kiamat adalah jumlah perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Ini pertanda bahwa perempuan  harus berhati-hati menjaga titipan cahaya Allah, menjaga kelembutannya, jangan sampai ia mengobral sembarangan apa yang telah dititipkannya. Cahaya yang dititipkan Allah tidak hanya bagi perempuan saja, tetapi makhluk lain pun diberi cahaya seperti cahaya matahari. Cahaya yang dititipkan Allah bagi perempuan adalah cahaya jiwa, sedangkan cahaya yang dititipkan bagi matahari adalah cahaya jasmani. Apa bedanya? cahaya matahari itu bebas dipancarkan untuk siapa saja, untuk apa saja, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam, cahaya perempuan tidak seperti itu. Cahaya yang dititipkan pada perempuan tidak bisa diumbar ke siapa saja, untuk apa saja. Cahaya perempuan boleh dipancarkan lewat ijab dan buku nikah yang syah. Kalau tanpa ikatan pernikahan, cahaya itu bisa menjadi malapetaka (untuk itu Cahaya perempuan itu tidak sembarangan).

Wujud perempuan bagaimanapun bentuknya adalah wujud realitas alam, yang aturannya akan membentuk realitas sosial. Menjaga kodrat perempuan, kesucian perempuan, merupakan aturan yang harus dilakukan dalam menjaga wujud realitas perempuan, sehingga dalam upayanya menghasilkan adanya pernikahan, berhijab dan sebagainya. Jika suami ingin menikmati indahnya wujud perempuan dalam realitas sosial adalah baik, bahkan terpuji. Tetapi bagi yang tidak punya ikatan pernikahan, hal ini tentunya bisa jadi akan mengurangi derajat wanita dan laki-laki yang melakukannya. Inilah ketentuan Allah tentang larangan zina, yang Allah melarangnya untuk didekati (kalau dilakukan bisa lebih parah). Segala kreativitas budaya yang mengorientasikan menuju ke kemungkinan perzinaan itu dilarang.

Larangan bagi perempuan untuk mengobral tubuhnya semata-mata adalah ketentuan Allah untuk menjaga kelembutan cahayanya. Cahaya itu tidak tampak, sebab yang kita lihat adalah benda yang ditimpanya. Suara itu tidak terdengar, sebab yang didengar adalah perwujudan suara. Hakikat suara justru akan kita temeukan dalam sepi, dalam sunyi, dalam keadaan tanpa raga suara. Apa artinya? kelembutan itu senantiasa tersembunyi. Kelembutan, keindahan dan juga wanita senantiasa menyembunyikan diri dalam rahasia karena memang itulah kegunaannya. Untuk itu perempuan harus menyembunyikan tubuhnya bagi siapa saja (kecuali orang-orang tertentu yang memang diperkenankan untuk melihatnya), sehingga cahayanya akan tetap terjaga.

Emha Ainun Nadjib menuliskan dalam bukunya Slilit sang Kiai (2013: 144) 
Karena hendak menyingkap wajah Allah,  Musa pingsan di bukit Tursia. Al Hallaj digantung, dan syekh Siti Jenar dipenggal lehernya. dan karena wanita menyingkap pahanya, maka pingsanlah kehormatannya, digantunglah kepribadiannya, dan tersembelihlah ketinggian hartanya.
Maha suci Allah yang telah menciptakan banyak rupa keindan, Tuhan kami. Dan segala puji adalah miliknya. Aku bersaksi tiada Tuhan selain Engkau, dan aku memohon ampunan kepadaMu, bertaubat kepadaMu.
 


Hasbunallah wanikmal wakil

Allahu'alam

Jumat, 17 Januari 2014

Taqwa (teks Khutbah Jumat 17 Januari 2014)



اَلْحَمْدُ للهِ الّذِىْ اَكْرَمَ مَنِ اتَّقَى بِمَحَبَّتِهِ, وَاَوْعَدَ مَنْ خَالَفَهُ بِغَضَبِهِ وَعَذَابِهِ, اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَنَّ سَيْدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَرْسَلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلى الدِّيْنِ كُلِّهِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيْدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ وَخَيْرِ خَلْقِهِ, وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِى سَبِيْلِهِ. اما بعد : فَيَااَيُّهَاالنَّاسُ اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Maasyirul Mukminin rahimakumullah
Kecap takwa magrupa kecap anu populer, populer dina ucapan nana, mung can can populer dina harti anu saenyana, can populer ogé dina pengamalan-pangamalan sarta kesaharian urang sadaya. Takwa tina sagi basa hartina “ngahindar atawa ngajauhan”. Naon bae anu ku urang dijauhan mangka éta hartina urang geus taqwa tina naon anu ku urang dijauhan. Taqwa ka Alloh ngabogaan harti ninggalkeun naon anu dilarangna, ngajauhan anu janteun bebenduNa, ngahindar tina pirang-pirang ancemanana.
Hadirin sidang jum’at Rahimakumullah
Ketakwaan bisa digambarken dina kaayaan hiji jalma anu keur lalampahan ka hiji tempat, bari eta jalanna pinuh ku cucuk, luak-leok jeung ngaliwatan gawir anu nangtawing. Tangtu waé manéhna baris hati-hati. Kitu ogé taqwa. Jalma anu ngabogaan kataqwaan tangtu bakal ati-ati dina kahirupanna,  maranehna bakal hati-hati sangkan te kakeunaan cucuk kagorengan atawa tigebrus kana milampah pagawea dosa.
Hadirin Rahimakumullah
Takwa aya dua macem, aya Takwa duniawi aya takwa ukhrowi, alatan paréntah Alloh ge eta aya anu parentah sifatna dunia sarta aya ogé paréntah anu akibatna baris urang rasakeun di ahérat jaga.
Alloh nyaram hiji jalma ngadahar kadaharan anu kotor anu haram, alatan lamun hiji jalma ngadahar kadaharan kotor, maka tangtu bakal gering. Jalma Taqwa tangtu moal ngadahar kadaharan anu kotor. Saterusna Alloh nyaram ka urang males, alatan lamun  urang males, tangtu urang bakal jadi jalma tukang menta-menta jeung ngajadikeun urang miskin. Jelema anu Taqwa nyaéta jelema anu sok “kerja keras” nyukupan pangabutuhna. Éta conto ti aspék duniawi. Sedengkeun aspék Ukhrowinya contona Alloh maréntahkeun urang solat, saha anu henteu solat mangka di dunya manéhna moal meunang balesana atawa akibatna, tapi éta engke beunangna di ahérat. Anu sholat oge kitu, pahalana bakal ditarima jaga di akhirat. Ayana katenangan dina hate saengges sholat eta mah nga saukur penjer ti Allah hungkul. Alatan kitu, lamun urang hayang kaasup Jalma Taqwa, maka urang kudu nengetan kana dua aspék tadi.
Hadirin Rahimakumullah
Takwa nyaéta kecap anu ngagambarkeun sagala macem kahadean. Al Quran nyebutkeun ragam cara pikeun ngajadikeun takwa. Di antarana:
Kahiji, dina surat Al Maidah [5] ayat 8 diseubatkeun
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّـهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِ‌مَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَىٰ أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَ‌بُ لِلتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّـهَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ خَبِيرٌ‌ بِمَا تَعْمَلُونَ ﴿٨

Dina ayat diluhur disebukeut اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَ‌بُ لِلتَّقْوَىٰ . Ngalampahkeun ka adilan éta jalan anu pang deukeutna pikeun takwa. Adil nyaéta nempatkeun hiji hal dina tempatna. Adil nyaéta mikeun ka batur hakna ku cara, jalan, waktu anu sasingkat-singkatnya. Lamun urang mikeun hak batur tapi ditunda-tunda mangka urang eta henteu kaasup adil.
Anu ka dua anu disinggung dina Al Quran ngeunaan ketkwaan nyaéta “Wa an tafu, huwa akrobu lit takwa.” Mere hampura éta téh jalan anu pang deukeuta pikeun takwa.  Dina surat Al Araf [7]: 199 disebutkeun
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ‌ بِالْعُرْ‌فِ وَأَعْرِ‌ضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ ﴿١٩٩
Bere hampura, jeung geura arajak maranehna kana ngalmpahkeun anu maruf, sarta geura ngabalieur ti jalma anu bodo.
Saterusna anu katilu, disebatkeun dina Qs al hajj[22] ayat 32
وَمَن يُعَظِّمْ شَعَائِرَ‌ اللَّـهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى الْقُلُوبِ
Jeung singsaha ngahormat kana syiar-syiar Allah, nya saestuna eta teh medal tina takwaning ati.
Jalma anu ngahormat jeung ngangungken lambang-lambang kaagamaan, lambang-lambang Alloh, lambang-lambang agama, syiar-syiar agama, kalawan ngarasakeun kagungan Alloh mangka éta mangrupa pertanda manéhna ngabogaan ketakwaan.

Hadirin Rahimakumullah
Alloh ngajangjian dina surat at Thalaq pikeun jalma anu Taqwa [65]: 2-3
وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا , وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Sing Saha anu takwa ka Alloh, tanwande Alloh baris ngayugakeun hiji jalan ka luar pikeun manehna, jeung Allah baris maparinkeun ka manehna rejeki tina jalan anu henteu disangka-sangka.
Sing Saha jalama anu taqwa ka Alloh, mangka naon wae permasalahan nana baris digampilkeun ku Alloh. Jeung sing saha anu takwa ka Alloh, mangka Alloh bakal masihan pangampunan tina dosa-dosa anu pernah dipilampah ku maranehna.
Mudah-mudhan Alloh anu maha rahman sareng Rahim ngajanteunkeun urang sadaya kalebet jalmi-jalmi anu takwa ka Anjeunna.
Baarakallahu lii wa lakum
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى اَمَرَنَا بِالاتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لاَّ ِالهَ ِالاَّ للهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ اِيَّاهُ نَعْبُدُ وَاِيَّاهُ نَسْتَعِيْنَ, وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمّدً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِيْنَ. اَلّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ : فَيَا عِبَادَالله اِتَّقُ اللهَ تَعَالَى رَبَّ الْعَالمَِيْنَ
Jelema anu taqwa nyaéta jelema anu tara mawa fitnah, anu sok adil, mere hampura ka batur, jeung ngagungkeun ka gusti Allah. Lamun maranehna meunang kabungah maranéhna syukur, lamun kakeunaan balai maraehnahna sabar, lamun aya nu ngageuingkeun maranehna narima, lamun dihina manéhna bisa ngahampuura kanu ngahinan na. Éta sadaya manrupa tanda-tanda jelema anu takwa anu kudu urang upayakan pikeun ngajalankeunana.
.. اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.اَلّلهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلاْحْيَاءِ مِنْهُمُ اْلاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُّجِيْبُ الدَّعْوَاتِ
Allahummaj’alna minal muttakina Abrar, wa laa taj’ala minal mufsidina asrar.
Allahumma nasaluka bi kudrotik, an tumidduna fi jamii kuwwa na ad dzahirati wal baatina bikuwwatim min kuwwatik.

 رَبَّنَا اتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَهً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Wa sallallah’ala sayyidina muhammad, wa’ala alihi wa sahbihi wa sallam, walhamdulilahirabbil’alamin
عِبَادَالله, اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَلاِْحْسَانَ وَاِيْتَائِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَخْشَاءِ وَالْمُنْكَرْ وَالْبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُاللهَ اَكْبَرَ
 اَقِيْمُوا الصَّلوةَ.

Logika dan Psikologi (Sebuah catatan Kuliah)



Logika dan Psikologi tidak bisa dilepaskan dalam proses pendidikan. Ketika logika memasok bentuk rasional untuk menghasilkan pemikiran, psikologi mempelajari proses berpikir yang sebenarnya. Logika mempertimbangkan jenis argumen yang benar, bagaimana orang benar-benar berpikir dan menghasilkan argumen yang logis dan relevan; psikologi  memberitahukan pengajar akan hal penting tentang bagaimana kecenderungan perilaku siswa mereka. Dengan logika seseorang bisa menghasilkan argumen yang logis; deng psikologi maka seseorang semakin termotivasi untuk melakukan sesuatu sesuai yang di fikirkannya.
Langkah yang bisa dilakukan oleh guru dalam mengembangkan logika dengan metode psikologi adalah dengan cara seorang guru memberi penghargaan kepada siswa yang telah belajar menarik kesimpulan dengan logikanya dengan pemberian hadiah. Pada mulanya siswanya mungkin belajar hanya untuk mendapatkan hadiah saja. Namun, secara bertahap, jika ia belajar dengan baik, siswa dapat menemukan kepuasan dalam berfikir, bukan hanya karena penghargaan yang didapat, tetapi juga karena buah dari  intelektualnya. Dengan demikian kebiasaan berpikir logis dapat dilatih dengan cara psikologis, yaitu dengan taktik khusus pengajaran, berdasarkan pemahaman tentang perilaku manusia.
Pengetahuan dan pelatihan dalam berlogika pada diri seseorang akan mempengaruhi perilaku orang tersebut. Orang yang telah mempelajari logika akan cenderung lebih rasional, tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain, serta lebih kompeten dalam menyampaikan argumen mereka.
Logika dan psikologi itu tidak harus dipertentangkan, tetapi harus berjalan seiring. Proposisi ini didukung oleh sebagian besar pengamat. John Dewey mengidentifikasi " psikologi dan logika " dengan "proses dan produk". Proses psikologis, katanya, menjadi sarana untuk memahami materi pelajaran dalam bentuk logis. Proses belajar adalah "perkembangan yang progresif dari organisasi pengalaman yang lebih lengkap untuk mencapai suatu kematangan”.
Dengan demikian pendidikan di Indonesia seharusnya bisa memperhatikan tidak hanya aspek logika semata, tetapi juga mempertimbangkan aspek-aspek psikologis agar pendidikan di Indonesia berjalan dengan baik dan benar.