Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

GRADUATION

31 Maret 2012.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Lebaran 1434 H

sabisa-bisa kudu bisa pasti bisa

Kunjungan

Sahabat-sahabat dari Yogyakarta.

Kegiatan

Lomba Penegak Pramuka.

Minggu, 26 Oktober 2014

Meningkatkan Kesehatan Psikologis


Banyak stresor yang bisa membuat kita jatuh dan berujung sakit. Penyakit psikologis tidak kalah berbahayanya dengan  penyakit bagi fisik. Untuk itu, beberapa hal berikut bisa meningkatkan kesehatan psikologis kita.

  1. Bersyukur. mengungkapkan rasa syukur - menghargai apa yang kita miliki, atau berterima kasih kepada seseorang membuat kita merasa lebih baik dan lebih optimis,  meningkatkan empati, dan, membuat perasaan lebih baik.
  2. Tertawa dan merasa bahagia. Tertawa mungkin bukanlah obat terbaik, tapi hal itu  bisa membuat kita merasa lebih baik. Tertawa bisa meningkatkan energi, dan meredakan stress. Bahkan hanya dengan tersenyum kita dapat meningkatkan perasaan bahagia. Selain itu, tertawa dapat meringankan situasi tegang, atau membuat orang lain merasa lebih baik.
  3. Beristirahat sejenak. Menghadiahi diri kita dengan istirahat adalah cara cepat untuk mendapatkan perasaan lega
  4. Berfokus pada hal-hal yang positif. Tidak jarang kita merasa cemas karena kita lebih banyak memikirkan kemungkinan negatif yang akan menimpa kita, padahal, hal-hal yang ada dalam fikiran kita itu belum tentu benar. Ketika kita banyak memikirkan hal-hal negatif, psikologis kita akan terbebani dan membuat diri kita lemah, bahkan bisa saja membuat kita jatuh.
  5. Mengunjungi orang yang ingin kita temui. Melepas rindu dengan orang yang ingin kita temui bisa membuat kita lebih tenang dan nyaman. Interaksi yang kita lakukan saat menemui orang yang ingin kita temui itu membangunkan harapan-harapan yang bisa membuat psikologis kita semakin sehat. Kita semakin bahagia,dan semakin bahagia kita, semakin sehatlah kita.
  6. Menghabiskan waktu dengan orang-orang yang dikasihi. menghabiskan waktu dengan Orang tua, pasangan, atau anak, tentunya membawa kesan psikologis tersendiri. menghabasikan waktu dengan orang terkasih mengarahkan kita pada kenangan positif yang akan membawa kita melalui masa sulit di masa depan.
  7. Menjadi Sukarelawan. Membantu orang lainberbagi emosi positif dengan nya, merupakan unsur-unsur yang mengarah pada kehidupan yang positif dan sehat secara psikologis. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk kita bisa mendapatkan hal tersebut. Kita jalan ke luar, membantu orang lain, menjadi sukarelawan di acara-acara sosial tentunya bisa menjadi alternatif untuk kita bisa mendapatkan kesehatan psikologis kita.
  8. Melakukan Hobi yang kita senangi. Setiap orang memiliki beragam hobi yang unik, seperti membaca, menulis, menyanyi, bermain musik, dan lain-lain. Memanfaatkan waktu dengan melakukan hobi yang kita senangi tentunya membantu psikologis kita semakin baik. Selain itu, bagi sebagian wanita, berbelanja (dengan kadar yang wajar) tentunya  mempunyai nilai lebih bagi keadaan psikologisnya.
Kesehatan psikologis kita memang sangat erat kaitannya dengan sikap kita terhadap diri kita, terhadap orang lain, dan terhadap pencipta kita. Semakin kita bisa menyuguhkan sikap dan kualitas terbaik untuk diri kita, untuk orang lain, dan untuk pencipta kita, kesehatan psikologis kita semakin baik. 
Akhirnya, Semoga Allah menjadikan kita sebagai seorang hamba yang senantiasa diberi kesehatan dan kemampuan untuk menjalankan kebaikan serta kebenaran. Allahu'alam.

Hasbunallah wanikmal wakil

Sabtu, 25 Oktober 2014

Muharam 1436 H

Bacalah kitabmu, cukuplah diri sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu (QS. Al Israa [17]: 14)

Momentum tahun baru selalu menjadi momentum peringatan untuk menilai kualitas hidup kita. Sudah 1436 tahun sejak Rasulullah diperintahkan untuk berhijrah, untuk berubah, untuk menggali kualitas kehidupan yang lebih  baik, semangat perubahan ini tidak berhenti, karena sejatinya dalam kehidupan manusia selalu ada baik dan  buruk. Maka manusia dituntut untuk selalu memperbaiki diri.

Setiap kita harus bisa memperhitungkan baik dan buruk perbuatannya setiap hari. Dengan memperhitungkan setiap perbuatan kita, berarti kita telah mempersiapkan pertemuan kita dengan Allah kelak. Jika kita mau memperhitungkan baik buruk perbuatan kita, dan kemudian kita selalu berusaha memperbaiki apa yang buruk dari perbuatan kita, dan konsisten dengan perbuatan baik  kita, mudah-mudahan Allah meridhokan surgaNya untuk kita, sehingga kita tidak digolongkan menjadi orang yang merugi

"Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kitabku ini.Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku" (QS. Al Haqqah [69]: 25-26)"

Betapa baiknya Allah untuk manusia, meskipun manusia ini selalu berbuat buruk, Allah tetap saja memberikan yang terbaik bagi manusia. Sekalipun  banyak manusia berbuat jahat, ampunan Allah selalu terbuka dan terbentang luas bagi manusia. Sekalipun Allah tak butuh manusia, dan manusia tak mempengaruhi keberadaan Allah, Allah tetap menjadikan manusia dengan menetapkan apa yang sudah pasti untuk manusia. Maha suci Allah lagi maha Agung.

Dan akhirnya, di awal tahun baru Hijrian ini, saya mengucap Alhamdulillah atas apa yang telah terjadi dalam kehidupan saya hingga saat ini. Saya meminta ampunan kepada Allah  dan bertaubat kepadaNya. Semoga Allah memasukan saya menjadi golongan orang-orang yang beruntung. 

Hasbunallah wanikmal wakil

Muharamku
Inilah tahun baruku, awal Hijrah ku
memang tak sepopuler Januari tanggal satu
Tak ada perayaan, tak ada terompet, tak ada hitung mundur waktu
Tak ada kembang api ataupun  Begadang di awal waktu
Tapi itulah Muharamku

Muharamku
Titik Hijrahku, titik perubahanku, 
Yang gelap harus tersingkir, yang terang harus dijemput
Inilah muharamku

Muharamku adalah spirit perbaikan
muharamku harus terisi kekuatan Ketuhanan
sudah sejauh mana langkah kita mendekat kepadaNya
Sejauh mana kita mempersiapkan pertemuan dengan Nya

Muharamku, tahun baruku
Akankah benar-benar menjadi pengingat perubahan ataukah hanya menjadi sekedar angin lalu?
Muharamku

Jumat, 24 Oktober 2014

Proktastinasi bikin sehat, benarkah?

Setiap orang pasti pernah menunda-nunda pekerjaannya, sampai ia termotivasi untuk menyelesaikan pekerjaannya di waktu-waktu akhir. Mungkin bagi beberapa orang, meneyelesaikan pekerjaan di akhir-akhir waktu itu bisa membuat pekerjaannya lebih bagus. Seorang kartunis  Bill Waterson pernah mengatakan "You can't just turn on creativity like a faucet. You have to be in the right mood. What mood is that? Last-minute panic," maksudnya Anda tidak bisa mengaktifkan kreativitas layaknya sebah keran air. Anda harus berada dalam suasana hati yang tepat. Apa suasana hati itu? kepanikan di detik-detik akhir.

Prokrastinasi atau penundaan merupakan sebuah kondisi psikologis dimana seseorang tidak termotivasi untuk melakukan pekerjaanya. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya kepercayaan diri (seperti tidak berani mencoba) atau beban tugas yang terlalu besar. Tidak jarang, karena seringnya menunda-nunda, seseorang mengalami kekecewaan akan hasil yang didapatkan nya.

Tapi di sisi lain, penundaan bisa memberikan dampak yang baik. Dengan penundaan, kita memilikienergi lebih, kita mempunyai waktu  untuk lebih bersantai, melakukan kegiatan-kegiatan lain yang positif, mengasah keterampilan-keterampilan lain, ataupun berhubungan dengan orang lain. Seorang profesor Psikologi di California Polytechnic State University at San Luis Shawn Meghan Burn, Ph.D  (2014) mengatakan bahwa "Too much productivity can harm productivity" bahwa kebanyakan melakukan daya produktif dapat membahayakan produktivitas itu sendiri. Manusia perlu mengembalikan energinya dengan beristirahat untuk mengumpulkan kekuatannya yang lain. Tanpa melakukan perbaikan, kita bisa mengalami mengalami ketidak berdayaan dalam pekerjaan (burn out).

Pada akhirnya, kebanyakan beraktivitas tidak selalu baik, karena dapat menguras banyak energi sehingga hasil yang diharapkan meleset. Tetapi kebanyakan menunda pun tidak baik, karena akan membebani psikologis yang lebih berat. Segala yang berlebihan memang akan berujung pada hal-hal yang tidak baik. Untuk itu lakukanlah apa yang bisa dilakukan, lakukan sesuai dengan kemampuan, dan apabila kita sudah tidak sanggup berisitirahatlah, berserah dirilah. Biarlah energi yang lebih besar memberikan kekuatanNya untuk membantu usaha maksimal kita.

Allahu'alam
Hasbunallah wanikmal wakil
Ditulis di kamar, 1 Muharam 1436 H

Sabtu, 18 Oktober 2014

Bukan Narsistik

























Selasa, 14 Oktober 2014

Speak Up or Burn Out

Kehidupan manusia selalu dikelilingi banyak stresor yang bisa menyebabkan ia menjadi strees dan merasa tak berdaya dengan dirinya sendiri. Dalam psikologi ada yang dikenal dengan istilah Burn Out yaitu suatu kondisi yang menggambarkan perasaan kegagalan dan kelesuan akibat tuntutan yang terlalu membebankantenaga dan kemampuan seseorang. Hal ini bisa terjadi kepada siapa saja, seperti para guru.

Tantangan-tantangan seperti ruang kelas yang penuh sesak, ketiadaan dukungan administrasi dan orangtua siswa, kehilangan kontrol di dalam kelas, dan birokrasi, cukup membuat setiap guru ingin meninggalkan perjuangan mereka. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa satu dari tiga pendidik melaporkan masalah yang berhubungan dengan stres, dan keadaan burn out .

Grenny, Maxfield, McMillan, Patterson, dan Switzer (2014) melakukan sebuah penelitian dan menemukan lima kondisi yang mendorong Burn Out guru, yaitu:
 

  1. Pemimpin Sekolah yang tidak mendukung. Biasanya sebagian besar kepala sekolah dan asisten kepala sekolah sangat mendukung. Mereka bekerja keras untuk menghilangkan hambatan para guru, memberikan pelatihan yang dibutuhkan guru. Namun, ketika salah satu atau lebih dari para pemimpin sekolah ini tidak mendukung, hal tersebut tentunya mereka membuat tingkat stres guru semakin yang tinggi dan mencegah kesuksesan guru.
  2. Guru yang gagal dalam kelas. Guru menjadi orang yang pertama tahu ketika salah satu dari rekan-rekan mereka gagal di kelas. Mereka melihat atau mendengar adanya konflik, mereka mendengar keluhan dari siswa datau orang tua, dan mereka sering menyaksikan perilaku mengajar atau manajemen kelas mereka yang buruk.
  3. Guru yang dikecewakan rekan-rekan mereka. Guru tidak hanya bekerja dengan siswa. Mereka bekerja dengan guru lain baik di dalam departemen mereka maupun di seluruh sekolah. Mereka berkolaborasi pada isu-isu kurikulum, pengajaran tim, dan berbagai isu-isu penting. Dan lebih dari dua pertiga dari guru merasa tidak puas dengan kinerja satu atau lebih dari dari rekan-reknnya
  4. Orangtua yang gagal dalam mendukung pembelajaran. Orang tua memainkan peran besar dalam sistem pendidikan dengan memfasilitasi belajar siswa, mendorong perilaku siswa, dan mendukung para guru dalam mengajr anak-anak mereka. Tujuh puluh persen guru merasa bahwa para orangtua gagal melakukan bagian mereka untuk mendukung pendidikan bagi anak-anaknya.
  5. Siswa yang memiliki masalah perilaku. Beberapa siswa lebih siap dan bersedia untuk belajar dari orang lain. Beberapa siswa tertarik, disiplin, dan mampu untuk menindak lanjuti perilaku mereka. Namun, 86 persen dari guru dalam perjuangan penelitian kami setidaknya merasa terganggu dengan perilaku siwanya, dalam cara belajar mereka.
SPEAK UP  
Pada akhirnya untuk mengurangi stress yang dihadapinya, guru harus mengambil inisiatif untuk berdiskusi dengan kepala sekolah yang tidak mendukungnya, atau asisten kepala sekolahnya, sesama guru, dan orang tua siswanya, agar bekerja bersama-sama untuk mensukseskan proses pendidikan, dengan cara meningkatkan belajar siswa, mencipatakan lingkungan kerja yang lebih baik, dan mengurangi stres yang dihadapinya.

Senin, 13 Oktober 2014

The Art Of Loving

Siapapun yang tidak tahu apapun, tidak mencintai apapun. Siapapun yang tidak melakukan apapun, tidak memahami apapun. Barang siapa yang tidak memahami apapun, tidaklah berarti (PARACELSUS)

Cinta adalah seni, ia perlu dipelajari dan dipraktekan untuk bisa mendalaminya. Cinta adalah kunci penyatuan dari rasa keterpisahan yang menjadi masalah kehidupan manusia. Manusia itu sendiri merupakan objek cinta. Dalam objek tersebut ada tanggung jawab, pengertian, perhatian dan rasa hormat yang perlu dicukupi. Erich Fromm dalm bukunya The art of Loving ini mencoba menjelaskan teori-teori cinta harus dipelajari, dan juga belajar mencintai yang syarat  akan latihan dan konsentrasi. Lebih dari seni apa pun, belajar mencintai membutuhkan wawasan dan pengetahuan tulus. Dalam buku ini, Fromm mengupas soal cinta dalam semua aspeknya: bukan hanya cinta romantis, yang begitu terselubung oleh konsepsi-konsepsi palsu, tetapi juga cinta orangtua terhadap anaknya, cinta kepada saudara, cinta erotis, dan cinta kepada Tuhan. 

Fromm menuturkan bahwa dalam mempelajari seni, seseorang dituntut dengan KEDISIPLINAN. Kita tidak bisa menjadi seorang ahli seni jika kita tidak berseni dengan penuh kedisiplinan, misalnya dengan hanya menunggu mendapat "suasana yang menyenangkan". Tuntutan dari seni selanjutnya adalah "KONSENTRASI". Konsentrasi merupakan bentuk cara kita fokus menjalankan sesuatu. Dengan konsentrasi, kita membuat sebuah karya yang sesuai dan berguna.Setelah kedisiplinan dan konsentrasi, tutntutan ke tiga adalah KESABARAN.

Karena Cinta adalah seni, maka tiga hal tersebut mesti menjadi bahan evaluasi kita.Cinta membutuhkan Perhatian secara Penuh untuk bisa mempelajari dan mempraktikan cinta. Jika kitabenar-benar ingin membuktikan bahwa kita mencintai seseorang, maka kita harus memberikan perhatian penuh kepada orang yang benar-benar kita cintai itu.

Cinta memang menjadi sebuah  persoalan dan juga solusi. Tanpa cinta manusia tidak akan menjadi manusia, tanpa anugerah cinta manusia tidak bisa merasakan cinta, tanpa memberikan cinta, manusia tidak bisa mendapatkan cinta.

Berikut beberapa Quote Fromm yang ada dalam  dalam buku The Art of Loving (Alih bahsa Andri Tarigan) yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, tahun 2014.

"Kebutuhan manusia yang paling dalam adalah kebutuhan untuk mengatasi keterpisahannya, meninggalkan keterpenjaraan atas kesendiriannya" (hal: 12)

Cinta memiliki unsur perhatian, tanggung jawab, rasa hormat dan juga pengetahuan (hal:33)

"Dewasa ini, kesetaraan lebih berarti "kesamaan" daripada "kesatuan". Kesetaran masyarakatsaat ini mengacu pada kesetaraan manusia mesin, sehingga manusia kehilangan individualitasnya". (hal: 19). Manusia lebih menjadikan manusia lainnya sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya. Padahal manusia tidak boleh memperalat manusia lainnya, karena pada dasarnya manusia itu setara.

Sumber masalah adalah keterpisahan dengan diri, dengan orang lain, dan juga Tuhan. Melalui cinta, keterpisahan itu disatukan. Tanpa cinta, kemanusiaan tidak mungkin hadir pada manusia (hal: 23)

Kita di dorongoleh dua kekuatan, yaitu aktif dan pasif. Kekuatan aktif mendorongkita untuk melakukan "tindakan (action)", sedangkan kekuatan pasif mendorong "nafsu" untuk bertindak. Cinta adalah bagian dari kekuatan aktif. (hal: 27)

Dalam memberi ada kekuatan menerima, dengan memberi secara tulus, kita akan menerima kembali apa yang kita berikan (hal:31)

Cinta adalah kekuatan untuk melahirkan cinta (hal: 32).Konsekuensi dasar dari psikologi adalah cinta. Cinta adalah upaya seseorang mengtasi keterpurukannya (hal: 42)

Cinta tidak pernah bersyarat, tidak dapat dibuat-buat ataupun dikendalikan (orang lain). (hal:51). Misalnya ibu mencintai anaknya bukan karena anaknya itu tampan, baik, atau sebagainya. Ibu mencintai anak nya karena ia memang anaknya.

Kita adalah objek dari perasaan dan sikap kita;seikap terhadap diri kita berhubungan secara mendasar dengan sikap terhadap orang lain. Pada prinsipnya, cinta tidak akan terbagi selama ada hubungan antara "objek" dan juga diri (hal:75). Dengan demikian,mencintai orang lain sama dengan mencintai diri kita sendiri.