Pages

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

GRADUATION

31 Maret 2012.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Lebaran 1434 H

sabisa-bisa kudu bisa pasti bisa

Kunjungan

Sahabat-sahabat dari Yogyakarta.

Kegiatan

Lomba Penegak Pramuka.

Jumat, 30 Mei 2014

MENGEMBANGKAN KEKUATAN KARAKTER



Karakter merupakan sesuatu hal yang sangat penting karena karakter dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengarahkan pemenuhan kehidupan seseorang. Secara lebih luas dapat diakui bahwa karakter memberikan dampak terhadap kepuasan hidup seseorang. Untuk itulah karakter penting ditanamkan pada anak-anak atau remaja agar tujuan pendidikan dapat terpenuhi.

Bisa jadi saat ini kemampuan intelektual sangat mudah diartikulasikan dengan baik dan hasilnya pun dapat diukur dengan baik. Lain hal nya dengan karakter yang memang cukup sulit untuk mengukur bagaimana karakter telah terlah tertanam pada diri anak. Kekuatan karakter menjadi tujuan lainn yang harus terpenuhi dalam pendidikan. Martin Luther King  mengatakan bahwa “We must remember that intelligence is not enough.  Intelligence plus character – that is the goal of true education.”

Jiks kita berikir lebih luas tentang pendidikan tentunya tidak bisa dilepaskan dengan bagaimana sebuah karakter dapat dikembangkan oleh anak-anak dan remaja sehingga bisa menentukan kehidupan dewasa mereka lebih untuk lebih baik. Christopher Peterson dan Martin Seligman dalam bukunya Character Strengths and Virtues: A Handbook and Classification menyampaikan bahwa  ada 6 kekuatan karakter penting yang perlu dikembangkan yaitu:
  • Kebijaksanaan dan Pengetahuan: Kreativitas, keingin tahuan (Curiosity), Keputusan (Judgment) dan keterbukaan fikiran (Open-Mindedness), cinta akan pembelajaran,  
  • Keberanian: Keberanian, Ketekunan, Kejujuran, semangat 
  • Kemanusiaan (Humanity): Kapasitas cinta dan mencintai, ramah (Kindness)
  • Keadilan), Kecerdasan Sosial : Teamwork, Keadilan, Kepemimpinan   

  • Kesederhanaan : Pemaafan dan kemurahan hati, Kesederhanaan dan Kerendahan hati, kesopanan (Prudence), Regulasi diri  

  • Transendensi : Apresiasi Keindahan dan Keunggulan, Syukur, Harapan, Humor, religiusitas dan Spiritualitas


Enam karakter ini merupakan sebuah kerangka kerja untuk bisa memahami kekuatan karakter. Kerangka kerja ini tentulah harus bisa diterapkan di dunia nyata seperti di rumah, sekolah, atau masyarakat tempat anak-anak menghabiskan waktu mereka.

Peran Orangtua dalam mengembangkan kekuatan karakter anak
Orang tua sering mengatakan kepada anak-anak nya “anak ibu pinter” ketika anak melakukan seuatu hal yang penting. Tetapi apakah anak-anak itu paham pesan di balik pernyataan umum itu? Pujian menjadi tidak berarti untuk anak-anak kecuali mereka belajar dari pujian itu. Sama seperti mereka belajar dari umpan balik yang konstruktif pada prestasi akademis dan pekerjaan rumah, mereka belajar dari pujia yang dikomunikasikan dengan baik.

Orang tua memiliki kesempatan besar untuk membantu anak-anak mengidentifikasi dan membangun kekuatan karakter mereka dengan mengubah cara mereka memberikan pujian. Pujian dengan menggunakan komentar umum  (seperti di atas disebutkan “anak pintar”) tidak perlu dihilangkan. Tetapi sebaiknya pujian yang diberikan untuk anak lebih spesifik, karena semakin berharga suatu pujian untuk seorang anak, maka semakin meningkatkan harga diri dari anak tersebut. Berikut beberapa saran dan argumen dasar bagi orang tua :
  • Pujilah secara spesifik kekuatan karakter mereka seperti antusiasme mereka, kejujuran, kebaikan , kerja sama tim, keadilan , kerendahan hati mereka, dan lain-lain.
  • Dengan memberikan pujian secara spesifik, Anda membantu anak membangun karakter kuat mereka.
  • Penelitian menarik yang dilakukan oleh Carol Dweck, seorang profesor di Stanford menyimpulkan bahwa memuji anak-anak hanya untuk kecerdasan mereka saja benar-benar akan membuat kemungkinannya lebih kecil bagi mereka untuk bertahan dalam menghadapi tantangan.
  • Anak-anak belajar menyadari kekuatan karakter mereka sendiri, dan mereka juga belajar untuk mengidentifikasi kekuatan karakter pada orang lain. Dan ketika mereka melakukannya, mereka akhirnya mengembangkan model peran yang menginspirasi mereka. Salah satu cara untuk mengajar anak-anak untuk mengenali kekuatan pada orang lain adalah melalui buku dan film. Ajaklah anak menonton film yang bisa membantu mengembangkan kekuatan karakter anak. Setelah itu ajak diskusi mereka. Beberapa poin penting yang perlu ditanyakan kepada mereka antara lain: kekuatan dan kebajikan apa yang disampaikan dalam film yang mereka tonton atau buku yang mereka baca? Tantangan apa yang dihadirkan dalam film dan buku tersebut? Bagaimana kekuatan karakter mereka dapat membantu kehidupan mereka? Karakter apa yang dimiliki tokoh dalam buku atau film yang mungkin ada dalam diri mereka?

Mengembangkan Kekuatan Karakter di Sekolah

Di sekolah, seorang guru memiliki tugas untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan anak-anak di bidang akademik seperti membaca, menulis, bejara sejarah, geografi, atau matematika. Selain mengembangkan keterampilan di atas, guru juga dituntut untuk mengembangkan karakter positif anak sehingga anak ketika dewasa dapat tumbuh lebih baik. Untuk itulah program pendidikan karakter harus digalakan. Dan kunci dari semua itu guru haru memiliki Visi dan Misi untuk bisa mengembangkan kekuatan karakter anak. Misalnya melalui slogan “Learn it. Do it. Teach it. Know it,” dan sebagainya

Bacaan Lebih Lanjut: http://www.rootsofaction.com

Kamis, 29 Mei 2014

Belajar dari Ibu Dorothy Law Nolthe

Lahir pada tahun 1924, Ibu Dorothy Law Nolte merupakan seorang  orang tua, pendidik, konselor keluarga, dan penulis terkenal dengan puisi inspirasional nya yang berjudul "Children Learn What They Live".  Puisi tersebut  Pertama kali diterbitkan pada tahun 1954, yang disisipkan dengan rapih, dicetak pada poster, dan didistribusikan kepada jutaan orang tua oleh pembuat susu formula bayi.  Dorothy Law Nolte meninggal pada 2005 pada usia 81. Warisan nya sebagai pendidik, orangtua, praktisi , dan konselor keluarga mengajarkan banyak orang tentang dinamika keluarga dan orangtua.

Children Learn What They Live

by Dorothy Law Nolthe

If children live with criticism, They learn to condemn. (Jika anak-anak dibesarkan dengan kritik, Mereka belajar untuk memaki.)

If children live with hostility, They learn to fight. (Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, Mereka belajar untuk berkelahi.)

If children live with ridicule, They learn to be shy. (Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, Mereka belajar untuk menjadi pemalu.)

If children live with shame, They learn to feel guilty. (Jika anak dibesarkan dengan rasa malu, Mereka belajar untuk merasa bersalah.)

If children live with encouragement, They learn confidence.(Jika anak dibesarkan dengan dorongan, mereka belajar percaya diri.)

If children live with tolerance, They learn to be patient.(Jika anak dibesarkan dengan toleransi, Mereka belajar untuk bersabar.)

If children live with praise, They learn to appreciate. (Jika anak dibesarkan dengan pujian, Mereka belajar untuk menghargai.)

If children live with acceptance, They learn to love.(Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, Mereka belajar untuk mencintai.)

If children live with approval,They learn to like themselves. (Jika anak dibesarkan dengan dukungan, Mereka belajar untuk menyukai diri mereka sendiri.)

If children live with honesty, They learn truthfulness. (Jika anak hidup dengan kejujuran, Mereka belajar kebenaran.)

If children live with security,They learn to have faith in themselves and others. (Jika anak dibesarkan dengan keamanan,Mereka belajar untuk memiliki iman dalam diri mereka sendiri dan orang lain.)

If children live with friendliness,They learn the world is a nice place in which to live.(Jika anakdibesarkan dengan keramahan, Mereka belajar dunia adalah tempat yang bagus di mana untuk hidup.)

Membantu perkembangan Remaja



Masa remaja merupakan masa krisis perubahan, masa yang penuh dengan usaha pencarian identitas. Sebagai orang dewasa, Anda harus bisa memahami kondisi mereka agar perkembangan mereka berjalan sesuai dengan yang seharusnya, dan perilaku mereka mencerminkan perilaku positif yang mendukung keberadaan mereka dan orang-orang di sekitar mereka. Ada beberapa tindakan kecil yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu perkembangan anak remaja diantaranya:

  1. Memperhatikan mereka sebagai orang, bukan hanya memperhatikan prestasi akademik mereka saja. 
  2. Tanyakan hal terbaik yang mereka rasa rasakan pada hari ini.
  3. Ajak mereka melakuak aktivitas keberagamaan betsama
  4. Berikan keteladanan akan tanggung jawab (seperti mencuci priing sehabis makan atau mencuci pakaian sendiri, kewajiban menjalankan sholat atau ngaji, dan lain sebagainya)
  5. Berikan pujian dan pelukan sebagai bukti rasa cinta orang tua terhadap mereka
  6. Tunjukan rasa terimakasih akan kehadiran mereka dalam hidup Anda
  7. Berikan catatan pesan dalam kamar mereka
  8. Menonton tontonan hiburan bersama-sama, dan tertawalah bersama
  9. Menikmati keindahan alam bersama-sama
  10. Ada kalanya anak membawa teman-temannya ke rumah, sambutlah kedatangan mereka dengan baik
  11. Kenali teman-teman yang sering bergaul dengan mereka
  12.  Pujilah apa yang telah mereka lakukan
  13. Bantu mereka mengambil langkah dalam memutuskan sesuatu
  14. Nasihati dan dukunglah mereka
  15. Percayalah kepada kemampuan mereka
  16. Dukung perjuangan mereka dan sampaikan ke kaguman Anda dalam perjuangan mereka (seperti belajar, mengikuti perlombaan, dan lainnya)
  17. Pujilah mereka untuk siapa mereka , tidak hanya untuk apa yang mereka lakukan.
  18. Dengarkan mereka terlebih dahulu, kemudian bicaralah kepada mereka
  19. Berikan kesempatan mereka untuk mengembangkan ide dan saran sesuai pendapt dirinya
  20. Ketika mereka memecahkan masalah, bantu mereka merefleksikan apa yang mereka pelajari .
  21. Ketika mereka merencanakan sebuah acara , ucapkan selamat kepada akan acara mereka yang telah  berjalan dengan baik .
  22. Bicaralah tentang tantangan dunia nyata dan berikan kesempata mereka ber pendapat tentang isu-isu moral.
  23. Jangan memaksakan keyakinan Anda untuk mereka
  24. Bantu mereka untuk menghubungkan segala sesuatu dengan hati mereka
  25. Ajarkan empati untuk mereka
  26. Bicara dengan mereka tentang panutan dan pahlawan
  27. Jadilah seorang pendukung yang selalu siap mendengar segala keluh kesah mereka
  28. Dukung hobi mereka dan fasilitasi hobi-hobi mereka
  29. Tularkan optimisme Anda
  30. Ajaklah mereka mengenali pekerjaan Anda
  31. Berdiskusi dengan mereka tentang sebuah tontonan
  32. Bantu mereka melihat sisi baik dari segala kejadian yang mereka alami
  33. Meminta maaf ketika Anda merasa salah
  34. Tidak mempermalukan mereka di depan teman-teman mereka
Dan masih banyak ide-ide lainnya yang bisa Anda kembangan. Intinya Orang tua harus belajar melihat kepribadian anak nya, mendidik perkembangan keagamaannya, mengarahkan kemampuan-kemampuan nya ke dalam hal yang positif, memberi dukungan cinta serta kasih sayang kepada mereka, memberikan rasa aman, dan membiarkan mereka tampil sesuai dengan gaya mereka.

Senin, 19 Mei 2014

Mengembangkan rasa

Tuhan.. Kau tak pernah diuntungkan
oleh sikap hambaMu yang picisan
atau hamba Shaleh Mu yang beriman
Tuhan Kau tak pernah diuntungkan
walau Kau selalu menyempurnakan
Pemberian dunia bagi yang menginginkan

Tapi aku tahu Tuhan, Kau tidak perlu keuntungan
dan Kau pun tak bisa dirugikan
Cuma hambamu ini saja yang perlu keuntungan
dan tak mau dirugikan
Dan hamba-hambamu ini Tuhan, terkadang memilih jalan yang tak kau ijinkan dan mengambil bagian yang tak kau bolehkan
Maafkan kami Tuhan
Ampuni kami...
Barangsiapa yang mencari kehidupan dunia, kesenangan dan perhiasannya, Kami akan memberikan hasil usaha mereka sepenuhnya, tanpa dikurangi sedikit pun. Mereka itulah orang-orang yang membatasi diri dengan hanya memikirkan kepentingan dunia. Karenanya, di akhirat kelak mereka tidak akan mendapatkan apa-apa selain siksa api neraka. Sungguh, apa yang mereka lakukan di dunia tidak akan mendatangkan manfaat karena, di samping di akhirat nanti mereka tidak mendapatkan bagian apa-apa, juga karena perbuatan mereka itu sendiri pada hakikatnya tidak berguna. Sebab, perbuatan yang tidak memberikan kebahagiaan abadi sebenarnya sama saja dengan tidak pernah ada. (QS Hud [11]: 16)

Hasbunallah wanikmal wakil

Mainan yang mendidik: Mengembangkan ketermpilan dan Nilai pada Anak



Anak dilahirkan sebagai seorang pembelajar. Mereka terkadang belajar tidak hanya dari apa yang diajarkan oleh orang tua, tapi mereka belajar pada diri mereka sendiri. Msalnya, tidak ada yang pernah mengatakan secara explisit kepada mereka bahwa apabila benda dilempar akan jatuh ke tanah. Tapi pengalaman berulang ketika mereka menjatuhkan garpu, sendok, kunci, atau mainan adiknya ke lantai  telah mengajarkan mereka ilmu fisika.  Secara eksplisit  juga   mereka belajar aturan tata bahasa, mereka belajar mengatakan, " Ayah pukul " untuk mengatakan kepada ayahnya agar memukul bola dan mereka pun  mengatakan, "pukul ayah" ketika mereka memukul ayahnya dengan bantal . Semua itu Tidak pernah diajarkan kepada mereka.

Anak dapat melakukan hal ini karena mereka selalu memberikan perhatian terhadap perilaku orang di sekelilingnya, mengambil isyarat yang ada di lingkungan, mencari pola, dan makna yang lebih luas dari potongan kehidupan yang sering  mereka lihat. Mengingat ini merupakan prestasi yang luar biasa, seharusnya tidak mengejutkan bahwa anak-anak juga belajar dari mainan yang kita sediakan untuk mereka.

Kita sekarang mungkin harus lebih memikirkan nilai apa yang bisa kita ajarkan melalui mainan yang kita berikan untuk anak. Misalnya pesan apa yang akan kita sampaikan kepada anak-anak ketika kita memberikan mainan psitol atau boneka.

Anak belajar melalui bermain. Untuk itulah jenis mainan yang kita berikan harus benar-benar memberikan nilai yang baik kepada anak. Pistol-pistolan mungkin merupakan senjata yang menyenangkan bagi anak, tapi bisa jadi akan memberikan kesan bahwa agresi dan menyakiti orang lain adalah menyenangkan. Bermain boneka sebenarnya memberikan pesan bahwa merawat orang lain adalah penting. Hal ini penting untuk anak laki-laki dan perempuan. Kemudian  Boneka Barbie mengajarkan bahwa berdandan dan terlihat baik (dan tipis) adalah penting. Bermain ini kurang memberikan nilai yang baik.

Jika kita ingin membelikan mainan untuk anak, mungkin kita bisa mempertimbangkan nilai dan keterampilan yang bisa kita sampaikan agar anak belajar dari itu. Misalnya Berikan nilai dan keterampilan akan Pengasuhan dan perawatan (belikan anak boneka), terampil dengan alat (belikan alat set pertukangan), keterampilan spasial yang kuat (belikan satu set Lego), kemampuan verbal yang kuat (Belikan buku-buku dan jurnal) , apresiasi seni (belikan perlengkapan seni), cinta ilmu pengetahuan (belikan mikroskop atau teleskop) , keterampilan olahraga ( belikan alat  permainan olahraga). Mainan-mainan ini mungkin akan membantu mengembangkan keterampilan penting bagi anak, baik anak laki-laki atau pun anak perempuan.

Pekerjaan Rumah bagi orang tua sekarang adalah “pikirkan nilai apa yang akan diajarkan untuk anaknya; dan kemudian pilihlah mainan yang sesuai untuk mereka.”

Allahu’alam
Hasbunallah wanikmal wakil

Minggu, 18 Mei 2014

Mengembangkan Empati di Kelas



Salah satu prinsip inti dari psikologi positif adalah mengerahkan segala kekuatan untuk menghasilkan  emosi positif. Jika seseorang mampu bersyukur, maka ia akan bertindak baik untuk orang lain. Mereka belajar untuk memahami perjuangan, tantangan, dan kebaikan orang lain. Jika seseorang telah memiliki perasaan  empati, mereka akan menanggapi orang lain dengan baik, kemudian mereka bisa  menempatkan diri mereka di tempat lain.

Bagaimana dan mengapa ini semua terjadi? Otak adalah jawabannya. Otak adalah sumber dari seluruh kegiatan afektif, kognitif, dan konatif manusia. Otak adalah induk dari semua air mata kebahagiaan manusia, tepat membuat keputusan dan tindakan yang mungkin menghasilkan hal yang baik ataupun yang buruk. Otak adalah salah sau sumber penggerak kebaikan manusia. Semua perilaku yang dilakukan manusia berbasis pada otak. Otak memiliki neuron cermin yang mampu memantulkan pesan empati , pikiran , kata-kata, dan perbuatan seseorang.

Penelitian neurosain dan ilmu sosial telah menujukan bahwa struktur otak berubah melalui pengalaman-pengalaman dalam berbuat baik. Anak-anak dan remaja tidak belajar kebaikan dengan hanya berpikir tentang kebaikan dan berbicara tentang hal itu. Belajar kebaikan terbaik adalah dengan merasakan kebaikan dan kemudian memproduksi kebaikan. Kebaikan merupakan emosi yang dibutuhkan siswa untuk merasa empati dan merupakan kekuatan yang bisa mereka bagi.

Megingat bahwa berbuat baik itu penting, maka para pengajar harus mampu mendorong kebaikan di dalam kelas mereka dengan mengajarkan empati kepad para muridnya. Guru harus bisa mengembangkan pengalaman yang membentuk neuron cermin empati siswa.  Patty O'Grady, Ph.D. (2013) menawarkan pengalaman kelas untuk mengajarkan koneksi empati pada para siswa, diantaranya melalui:

Notice Kindness- yaitu siswa mengidentifikasi perasaannya. Siswa harus bisa merasakan kebaikan terhadap teman sekelasnya, karena teman sekelasnya seperti pasien yang harus segera dibantu untuk menyelesaikan permasalahannya.

Chart Kindness: Daripada menempatkan nama siswa di papan tulis karena tidak memperhatikan atau tidak menyelesaikan pekerjaan rumah, lebaih baik siswa diminta untuk membuat daftar kebaikan terhadap orang lain . Tuliskan juga nama siswa yang diangap paling baik dan tempatkan  nama itu di papan tulis .

Kindness Projects: Ada banyak proyek kebaikan, misalnya proyek untuk membantu teman, saudar, atau orang lain seperti anak yatim dan sebaginya. Bisa juga proyek sedekah, membagikan kata motivasi untuk oranglain dan juga pryek-proyek lainnya

Teach Empathetic Tolerance. Toleransi terhadap orang lain mengharuskan para siswa membangun koneksi saraf yang memungkinkan mereka untuk merasa ramah terhadap orang lain. Mengajarkan toleransi adalah untuk mengajarkan empati yang melahirkan perasaan kebaikan . 


“Find a way to teach kindness today and every day”

Allahu’alam
Hasbunallah wanikmal wakil

Sumber bacaan:

O’gray, P. (2013). The Positive Psychology of Kindness. http://www.psychologytoday.com/collections/201405/acts-kindness/the-positive-psychology-kindness. (Akses: 18/05/2014)