Pages

Jumat, 29 Maret 2013

Nilai Lagu Gundul Pancul

"Gundul gundul pacul-cul,
gembelengan
Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan
Wakul ngglimpang
segane dadi sak latar"
(Sunan Muria) 

Pada beberapa tulisan, lagu anak gundul-gundu pacul ini dikarang oleh Sunan Kalijaga, tetapi mendengar penjelasan K.H. Ashar (yang menurut beliau didengar dari ayahnya), lagu ini dibuat oleh Sunan Muria, dan yang menulis liriknya R.C Hardjosubroto dalam buku lagu-lagu daerah... Siapa pun itu yang nulis, yang penting dalam lagu ini ada nilai yang bisa dipelajari. Adapun itu yaitu: 

Gundul itu keadaan kepala tidak berambut. Rambut adalah mahkota, dan kepala adalah pemimpin. Jadi "Rakyat itu adalah pemimpin yang tak bermahkota".
Pacul itu alat untuk mencangkul, yang bisa memberi kejahteraan masyrakat. Jadi "tugas pemimpin adalah pemberi kejahteraan bagi masyarakat."
Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas). Artinya bahwa: pemipin harus mampu menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya. Pemimpin selalu mau melihat kebenaran (simbol mata), mencium wangi kebaikan (simbol hidung), berbicara benar berlaku adil (simbol mulut), dan mendengar keluhan-keluhan masyarakat (simbol telinga).
Nyunggi wakul, gembelengan 
Nyunggi wakul artinya: membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya. Banyak pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah penting membawa bakul dikepalanya. Karena itu Pemimpin itu harus bisa memegang amanah, kalo ia asal/gembelengan/sombong, maka ia akan kehilangan jati diri atau status dia sebagai pemimpin..

to be continued