Pages

Senin, 30 Juni 2014

Memaknai nikmat Iman

Segala puji milik Allah yang telah memberikan berjuta nikmat yang tiada akan pernah terhitung oleh manusia (apalagi membalasanya). Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah Muhammad, sang suri tauladan manusia, yang mana melalui perantaranya kita semua bisa merasakan nikmat terbesar yaitu nikmat Iman dan Islam.

Berbagai nikmat yang telah Allah berikan kepada manusia. Allah menciptakan manusia tanpa ada harapan manusia akan menyembahNya. Allah menciptakan manusia dengan sebaik penciptaan, tanpa ada harapan manusia bisa memberikanNya kebaikan. Walaupun demikian, Allah menciptakan manusia bukan tanpa tujuan. Khalifatullah fil Ardi dan Abdullah, tugas utama yang dibebankan Allah untuk manusia.

Keimanan adalah bentuk nikmat tertinggi yang diberikan Allah untuk manusia. Banyak orang yang menganggap harta, jabatan, anak-anak dan keluarga yang baik merupakan nikmat paling tinggi. Padahal di luar itu, keimanan lah merupakan nikmat tertinggi. Keimanan lah yang mengangkat martabat manusia lebih tinggi di hadapan Allah. Keimanan yang tertanam dalam diri manusia lah yang kelak akan membantu kehidupan manusia di kehidupan setelah kehidupan dunia.

Banyak contoh dalam Al Quran yang menjelaskan bagaimana sifat orang-orang yang terdahulu yang ingkar akan ke imanan kepada Allah. Mereka tidak hanya mendapat hukuman di dunia yang berupa siksaan-siksaan, tetapi mereka juga kelak di akhirat akan mendapat siksaan yang pedih. Dan itu semua berlaku bagi semua hamba Allah, mau dia itu pejabat atau rakyat, anak pengusaha atau presiden, bahkan anak seorang nabi pun, jika ia tidak beriman maka ia akan mendapat balasan atas ketidak imanan nya tersebut. Untuk itulah jika iman telah tertanam dalam diri seseorang, maka beruntunglah ia, jadilah ia seorang yang Muflihun, seorang yang berbahagia yang mendapat nikmat tiada taranya.. Dan saya memohon kepada Allah semoga Allah menghujam kan nikmat iman untuk kita semua, dan menetapkan nya. Yaa muqallibal qullub, tasbbit Qalbi 'ala dinika, wa taatika.

Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri. QS. Ar-Rūm [30]:9
Keimanan kepada Allah, kepada hari akhir dan kemudian beramal shaleh merupakan tiga jalan yang membantu manusia mendapat surga Nya. 
Sesungguhnya orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang sabiin, siapa saja diantara mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir, da mereka melakukan kebajikan, mereka akan mendapat pahala dari Tuhannya. Tidak ada rasa takut dalam diri mereka, dan mereka tidak bersedih hati. QS. Al Baqoroh [2]: 62)
Iman perlu pematangan. ia tidak datang begitu saja kepada manusia. Manusia perlu bersungguh-sungguh untuk memantapkan keyakinan kepada Allah, kemudia diaplikasikan dalam setiap gerak fikir dan perilaku. Iman perlu di charge dengan bermuqorobah (mendekatkan diri) kepada Allah, berdoa memohon dan terus meminta kepada Allah. Kita akan semakin tau, semakin paham dan terbiasa untuk semakin mendekat kepada Allah jika kita sudah merasa terawasi olah Allah, sehingga kita merasa punya tanggung jawab dan kebutuhan terhadapNya. Dan jika Allah sudah dekat dengan kita, maka Dia akan menjadi pendengaran, penglihatan dan alat indera yang lain untuk kita.

Semoga Allah menujukan kita jalan yang lurus, memudahkan jalan untuk kita untuk bisa melewati setiap jalaNya dengan benar, dan mendapat kebaikan dariNya. Hasbunallah wanikmal wakil.

Maha suci Allah tuhan kami. Segala puji hanya untukMu. Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Tuhanku. Dan aku memoho ampun serta bertaubat kepadaMu.

Allahu'alam