Pages

Sabtu, 20 Maret 2010

PERAN AKTIVIS DAKWAH KAMPUS DALAM MENJAWAB TANTANGAN DAKWAH KE DEPAN

Oleh: Susilo Adi Setyawan

Seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari kiamat tentunya memiliki keyakinan bahwa setiap letupan hati, ucapan lisan dan perbuatannya akan ditanya oleh Allah SWT di yaumil hisab nanti. Karenanya ia akan melakukan setiap perbuatan sesuai dengan hukum syara’, termasuk di dalamnya aktivitas mengemban dakwah. Dakwah adalah kewajiban asasi bagi setiap muslim yang harus senantiasa ditegakkan syi’arnya, dimantapkan keberadaannya, dan ditata gerak kelembagaannya. Aktualisasi dakwah bagi setiap muslim akan menentukan identitas dan kualitas keislaman seseorang.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran [3] : 104) Dalam tatanan pembinaan masyarakat terutama Mahasiswa,dakwah menjadi semakin penting mengingat Kampus adalah tempat Kuliah dan penyiapan kader umat. Pada kondisi ini dakwah diharapkan memberikan tuntunan bagi Mahasiswa dalam mencapai cita-cita manusia seutuhnya. Manusia yang mempunyai keberpihakan tinggi kepada nilai-nilai Illahiyah, kepekaan sosial terhadap permasalahan ummat, dan kemampuan profesional dalam bidang yang ditekuninya. Kader seperti inilah yang akan membawa kearah tatanan masyarakat tauhid, adil makmur, sejahtera dalam limpahan ampunan dan ridlo Allah.
Dakwah kampus semakin menjadi suatu fenomena yang menarik untuk diperhatikan dewasa ini. Dengan segala dinamikanya, para aktivis dakwah kampus terus-menerus secara berkesinambungan menjalankan agendanya. Dunia kampus pun semakin akrab dengan nuansa pergerakan mahasiswa muslim. Daurah, halaqah, mentoring, kajian, seminar sampai pada aksi-aksi keummatan. Busana muslimah pun kini sudah marak bertebaran bak cendawan di musim hujan. Kampus tidak lagi sekedar tempat tumbuhnya lokus intelektual semata. Ia pun semakin kental menjadi pusat pertumbuhan semangat dan aktivitas keislaman yang signifikan.
Pengertian Aktivis Dakwah Kampus
Ada asumsi di kalangan mahasiswa bahwasanya siapa yang aktif dalam organisasi di kampus, maka nilai akademiknya akan keteteran. Atau anggapan bahwa mereka yang aktif dalam organisasi adalah orang-orang pelarian yang tidak berhasil dalam kuliahnya. Ini jelas pernyataan yang keliru. Apakah kita tidak pernah mendengar istilah ‘dakwah sekolah’ atau ‘dakwah kampus’? Orang-orang yang aktif di dalamnya disebut sebagai aktivis dakwah sekolah atau yang kedua disebut aktivis dakwah kampus. Mereka adalah orang-orang yang selain kuliah, mereka juga berdakwah. Mereka berdakwah menggunakan sarana yang ada seperti lembaga-lembaga dakwah yang ada di kampus.
Apakah aktivitas dakwah yang mereka lakukan bisa mempengaruhi prestasi akademik mereka? Jawabnya iya. Aktivitas dakwah yang mereka lakukan akan mengakibatkan prestasi akademik mereka bertambah baik. Mereka bertambah kritis, mereka menjadi orang yang lebih peka terhadap perubahan di lingkungan sekitar mereka. Karena aktifitas yang banyak, mereka dituntut untuk bisa me-manage waktu dengan baik, sehingga mereka menjadi orang-orang yang selalu bisa memanfaatkan waktu yang ada. Dengan pembagian waktu yang baik tersebut, mereka lebih fokus terhadap pelajaran yang diberikan di dalam kelas. Hal ini jelas merupakan pengaruh yang positif terhadap peningkatan prestasi akademik mereka.
Pengertian Lembaga Dakwah Kampus
Lembaga Dakwah Kampus (LDK) adalah sebuah
organisasi kemahasiswaan intra kampus yang terdapat di tiap-tiap perguruan tinggi di Indonesia. Organisasi ini bergerak dengan syariat Islam sebagai asasnya. Sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia pasti mempunyai LDK. Tiap-tiap perguruan tinggi, nama LDK bisa berbeda-beda. Kadang mereka menyebut dirinya sebagai Sie Kerohanian Islam, Forum Studi Islam, Lembaga Dakwah Kampus, Badan Kerohanian Islam, dan sebagainya.
Lembaga dakwah kampus ini merupakan lembaga yang mempunyai visi dan misi yang berkaitan dengan kaidah Islam. Bentuk – bentuk kegiyatannya pun didominasi kegiatan yang berbau Islam. Kadang kala sering dijumpai pengurus-pengurusnya berbaju muslim. Hal semacam ini terkadang dinilai sebagai sesuatu yang berlebihan. Padahal, hal semacam ini dilakukan sebagai bentuk pencitraan diri dan menambah nuansa Islami di kampus, jadi bukan sekedar pakai karena dibalik semua itu .
Peran yang Dapat Dilakukan Aktivis Dakwah Kampus Melalui Lembaga Dakwah Kampus
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa aktivis dakwah kampus adalah mahasiswa yang aktif dalam kegiatan dakwah. Mereka adalah orang-orang yang selain kuliah, mereka juga berdakwah. Mereka berdakwah menggunakan sarana yang ada seperti lembaga-lembaga dakwah yang ada di kampus.
Peran yang secara nyata dapat dilihat dalam kehidupan sekarang adalah peran – peran yang mereka emban dalam lembaga dakwah kampus yang menaungi kegiatan dakwahnya. Dalam lembaga dakwah tersebut, para aktivis dakwah tentunya memiliki amanah-amanah yang berbeda, baik sesuai denn potensi yang dimiliki maupun berdasarkan kebutuhan organisasi.
Di sisi lain, seorang aktivis dakwah kampus adalah seorang mahasiswa yang tentunya berhubungan langsung dengan lingkungan kampus yang menuntut mereka untuk menjalani kehidupan kampus dengan bersosialisasi di dalamnya, entah dalam lingkup studinya, kos, maupun Unit Kegiatan Mahasiswa yang lain. Hal semacam ini hendaknya ditanggapi para aktifis dakwah sebagai sebuah peluang untuk mengembangkan misi dakwahnya.
Aktifis dakwah kampus pada dasarnya sama dengan mahasiswa lain pada umumnya, sama – sama manusia yang diciptakan sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Peran aktifis dakwah kampus sebagai seorang khalifah atau pemimpin di lingkunbgan kampus tentunya memiliki tanggungjawab yang cukup besar terkait dengan predikat yang dimilikinya. Munkin kita pernah mendengar bahwa seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memberikan teladan yang baik kepada yang dipimpinnya. Segala hal yang berkaitan dengannya akan menjadi suatu bahan kajian yang pragmatis bagi orang di sekitarnya. Dari hal tersebut, seorang aktivis dakwah haruslah benar – benar memahami posisinya.
Tantangan Dakwah di Lembaga Dakwah Kampus
Dalam sebuah lembaga manapun tentunya akan adanya tantangan, hambatan atau kendala yang dihadapi terkait visi dan misi suatu lembaga tersebut. Tidak terkecuali lembaga dakwah kampus.
Tantangan yang dihadapi salah satunya adalah tantangan dari dalam lembaga itu sendiri, terkait pengorganisasian para pengyurusnya. Selain itu, tantangan yang dihadapi adalah tantangan untuk menjaga kualitas hasil dan proses para aktivis dakwah di dalamnya, baik dalam hal perkuliahan maupun dalam aktifitas organisasi dan berdakwah. Belum lagi hal –hal yang terkait upaya pencitraan lembaga dakwah kampus tersebut.
Solusi di Lembaga Dakwah Kampus
Pertama, yang harus dilalui.sbuah lembaga dakwah kapus adalah bagaimana LDK memiliki soliditas internal yang kokoh dengan adanya visi bersama yang jelas, struktur yang mantap serta kepahaman para jundi (aktivis) dan pelibatan emosi. Dalam bahasa lain, kita menemukan sebuah stimuli profetik mengenai substansi soliditas tim dalam taujih rabbani QS. Al-Ma’idaah: 146-148. Mulai dari kuantitas yang besar dari mujahid yang siap maju di barisan jihad fi sabilillah. Kemudian, kualitas yang andal dalam medan perjuangan: tidak mudah lemah (’adamul wahn), tidak mudah lesu (’adamu adh-dha’fu), tidak gampang menyerah (’adamul istikanah). Berikutnya adalah menyadari kelemahan lawan. Sehingga fokus kerja kaderisasi LDK adalah (1) to raise quantity (numu al kamiyah), kuantitas ;(2) to develop the quality (numu al nau’iyah), kualitas;(3) to build up the competence (numu al qudrah), kompetensi.
Kedua, adalah pembauran.. Konsep ini ditujukan untuk rakyat kecill di kampus yaitu basis sosial (qaidah ijtimaiyah). Di sini, harus terbangun citra baru ADK yang inklusif dalam pergaulan dalam pandangan publik. Re-marketisasi lembaga juga harus dilakukan agar para ADK tidak hanya dipanggil dalam acara-acara baca do’a atau diminta meruqyah bila ada kesurupan jin. Selain itu, sinergi antara moral intelektual dengan logika perut rakyat juga mesti diperhatikan. Karena orang yang lapar akan kesulitan atau bahkan tidak bisa mencerna sebaik apapun nasehat.
Ketiga, menjaga kelangsungan eksistensi. Maksudnya, setelah lembaga kokoh dan kredibilitas sosial terbangun, maka sudah saatnya figur ADK muncul menjadi pemimpin yang melayani (khadimul ummah). Di sini dibutuhkan profil aktivis yang ideal dengan kepemimpinan efektif untuk mengulang kisah sukses para khalifah dalam rentang sejarah keemasan Islam. Terlebih jika dibangun dengan lebih dekat dan bersahabat.
Solusi untuk Aktivis Dakwah Kampus
Ada beberapa langkah agar kegiatan kuliah dan dakwah bisa berjalan seiringan.Pertama, memiliki manajemen waktu. Ketika kita mau menyinergikan antara kuliah dan dakwah, mau tidak mau kita harus memiliki manajemen waktu yang baik. Dalam tiap pekan bahkan kalau memungkinkan dalam harian kita, harus sudah tergambar kapan waktu-waktu kuliah dan kapan waktu-waktu untuk berdakwah. Dengan pengaturan waktu tersebut diharapkan tidak ada lagi kegiatan kuliah atau dakwah yang saling berbenturan. Juga bertujuan untuk mengetahui apakah ada waktu luang yang dapat diisi dengan kegiatan-kegiatan yang bisa menunjang perkuliahan seperti mengikuti seminar dan diskusi, atau kegiatan-kegiatan positif yang lain yang bisa mengembangkan potensi diri seperti olah raga misalnya, sehingga tidak ada lagi waktu kosong yang terbiar begitu saja.
Kedua, memiliki skala prioritas terhadap kegiatan. Ini berguna ketika ada dua kegiatan yang harus dikerjakan dalam waktu yang sama. Biasanya ini terjadi karena ada kegiatan yang belum terjadwal dengan baik. Jika jadwal kita sudah tersusun, maka kita bisa melihat apakah kegiatan itu penting atau tidak, jika tidak maka bisa kita abaikan. Jika kegiatan tersebut penting dan harus segera dilaksanakan maka tidak ada jalan lain kecuali mengambil salah satunya. Di sinilah kedalaman kita melihat mana yang lebih prioritas dari dua kegiatan yang sama-sama penting. Bisa jadi salah satunya kita delegasikan ke teman lain untuk melaksanakannya.
Ketiga, optimalisasi peran baik dalam kegiatan dakwah maupun kuliah. Ini penting agar setiap kegiatan yang kita ikuti tidak sia-sia. Artinya saat kuliah kita betul-betul kuliah dan saat berdakwah kita betul-betul berdakwah. Peran kita sebagai mahasiswa saat kuliah harus bisa dijalankan dengan baik. Begitu juga peran kita sebagai da’i ketika berdakwah harus bisa dijalankan dengan baik pula. Tidak mungkin kita bisa mencapai hasil yang maksimal dalam perkuliahan jika pikiran dan perhatian kita tidak fokus saat mata kuliah diberikan. Begitu pula ketika berdakwah, hal-hal lain yang tidak berhubungan dengan dakwah harus dijauhkan dari pikiran kita. Seperti yang diungkapkan dalam sebuah hadits, “Allah menyukai hamba-Nya yang memilih sebuah pekerjaan dan menekuninya.”