Tahun baru (katanya)... kita harus punya target-target tertentu. Untuk saya sendiri, kalo boleh saya mengharap, saya ingin pandai menulis. Pandai membagikan tulisan yang renyah penuh gizi dan bernilai. Pandai menulis yang menginspirasi banyak orang, banyak keadaan. Kalo boleh meminta saya ingin menulis buku, saya ingin punya banyak ide untuk dibagikan.
keinginan itu bukan hanya sekedar keinginan kalo kita mampu dan mau merealisasikannya. Salah jalan agar keinginan saya di atas bisa terlaksanan adalah dengan dengan membaca, dan membuat anotasi dari hasil bacaan yang dibaca. Kemudian Istiqomah. Cukup itu dulu WIl ! Baik karena itu saya anotasi dulu salah satu buku yang ditulis pak Komarudin Hidayat, belajar untuk membiasakan.. :D.. Yukk kita mulaiii....
Komunikasi
dengan Tuhan (habl min Allah) dan komunikasi dengan manusia (habl min
Al-nas) merupakan dua garis komunikasi eksternal yang dilakukan manusia.
Tetapi ada satu lagi komunikasi yang sifatnya internal yang jarang
dilakukan manusia, yaituh komunikasi dengan diri sendiri (habl min
al-nafs), yang dalam bahasa Tasawuf disebut dengan "muhasabah", yaitu
berkomunikasi dengan diri dalam rangka introspeksi
menjadi pribadi yang memilki kualitas lebih baik. Melakukan komunikasi
yang sifatnya eksternal saja sulit, apalagi dengan yang internal.
Padahal landasan untuk membangun komunikasi dengan Tuhan dan manusia
adalah dengan mengenali diri sendiri, mengenali kekurangan dan kelebihan
diri, dan menerima kelebihan dan kekurang tersebut. Orang yang mampu
mengenali diri tak akan silau dengan hijaunya rumput tetangga, tak kan
iri melihat kelebihan dan kebahagaiaan orang lain, tak kan mau
merendahkan dan menghina orang lain.
Kalau kita sudah yakin dengan diri kita, kita tidak perlu pintar dengan membodohkan orang lain, tidak perlu hebat dengan mengecilkan orang lain, tidak perlu membuat diri kita tinggi dengan merendahkan orang lain.
Oleh karena itu bila ingin menebar sikap cinta kasih damai kepada sesama, maka tugas pertama cintailah dulu diri sendiri dengan cara menatanya, dan berdamai dengan segala kekuragannya (Komaruddin Hidayat, Agama punya seribu nyawa)
Kalau kita sudah yakin dengan diri kita, kita tidak perlu pintar dengan membodohkan orang lain, tidak perlu hebat dengan mengecilkan orang lain, tidak perlu membuat diri kita tinggi dengan merendahkan orang lain.
Oleh karena itu bila ingin menebar sikap cinta kasih damai kepada sesama, maka tugas pertama cintailah dulu diri sendiri dengan cara menatanya, dan berdamai dengan segala kekuragannya (Komaruddin Hidayat, Agama punya seribu nyawa)
Hasbunallah wanikmal wakil
Sukahurip, 01-01-2013, 11:15 WIB