Memohon Ampun, bersyukur dan meminta maaf merupakan aktivitas yang bisa menghadirkan
banyak manfaat. Manusia tidak bisa lepas dari kesalahan, dan tidak mau berhenti
untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Karena itu manusia harus mengaktifkan
hatinya agar melakukan aktivitas-aktivitas tersebut, sehingga ia akan memperoleh
kesehatan secara psikologis dan spiritual, dan memungkinkan ia menjaga
kesehatan lahirnya sehingga fisiknya pun menjadi sehat.
Selama masa jahiliah, orang yang berbahaya, bangga, dan tidak jujur itu
ditakuti dan dianggap kuat. Namun melalui wahyu Al Qur'an dan Sunnah
mengajarkan kita sebaliknya. Rasulullah tidak hanya memenangkan pertempuran,
tapi beliau juga memenangkan hati manusia. Dia dikenal karena sifat lembut dan
kebaikannya. Orang-orang bersyahadat dan masuk Islam hanya karena kerendahan hati,
keramahan, kejujuran, dan perangai sopan yang dipraktekan Rasulullah. Melalui perilaku,
Rasululllah menunjukkan identitas sejati dan telah menjadikannya seorang Muslim
yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Sayangnya, dengan berlalunya waktu, banyak Muslim lupa untuk mempraktekan
perilaku yang diajarkan oleh agama kita, yang dicontohkan oleh Nabi kita. Kita telah
melupakan ajaran Al Quran dan Al hadits, dan sebaliknya kita telah membiarkan
ego memerintah kita. Jika Anda ingin hidup Anda sebagai seorang Muslim
Produktif, cobalah untuk selalu mengingat contoh ajaran terbaik baginda
Rasulullah sal Allahu alaihi wa sallam kita .
Setan, musuh terbesar kita akan memainkan semua trik untuk menghentikan kita
dari berkata maaf. Anda mungkin
mengalami pola pikir berikut : " Oh, ayolah ! Anda tidak bisa meminta
maaf. Ini akan sangat memalukan.” Sebenarnya, bukan masalah besar ketika
kita melakukan suatu kesalahan. Semua orang membuat kesalahan. Masalah yang
lebih besar adalah ketika kita tidak mau memohon ampun dan meminta maaf atas
kesalahan yang pernah kita lakukan. Kita tidak dapat memiliki hubungan yang
sehat jika kita tidak belajar bagaimana menangani kesalahan dan dengan rendah
hati meminta ampun.
Jika Anda bersedia untuk meminta maaf, tapi ragu-ragu, di bawah ini adalah beberapa tips mudah yang akan membantu Anda mengatasi rasa malu mengatakan maaf:
- Jika Anda merasakan dirugikan atau tertindas, Anda harus kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk meminta maaf ."Dan bergegaslah untuk melaksanakan amal saleh, agar kalian mendapatkan ampunan yang besar dari Allah atas dosa-dosa kalian! Juga, agar kalian mendapatkan surga yang amat luas, seluas langit dan bumi, yang hanya disediakan untuk orang-orang yang takut kepada Allah dan siksa-Nya. Mereka adalah orang-orang yang membelanjakan hartanya, baik dalam keadaan cukup, kurang, mampu maupun tidak mampu, demi mendapatkan perkenan Allah. Kemudian, di samping itu, juga menahan marah sehingga tidak sampai membalas terutama kepada orang yang berbuat tidak baik kapada mereka, bahkan memaafkannya. Mereka itu termasuk orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah akan selalu memberi pahala dan perkenan-Nya kepada orang-orang seperti ini."( 3:133-134 ).
- Menyingkirkan ego Anda, kita harus menghapus kebanggaan apapun untuk merendahkan diri dan benar-benar meminta maaf. Hal ini menunjukkan bahwa Anda menghargai hubungan Anda. Bahkan jika Anda tidak berpikir Anda salah, meminta maaf dan bersikap baiklah demi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
- Bersegeralah meminta maaf" Tidak halal seorang muslim mendiamkan (tak menyapa) saudaranya lebih dari 3 malam di mana keduanya bertemu lalu berpaling. (Shahih Muslim).
- Mengakui kelemahan Anda dan mengambil tanggung jawab dengan tulus. Ucapkanlah “saya minta maaf” dengan tulus
- Yakinkan mereka bahwa Anda benar-benar meminta maaf.
- Tampilkan Anda peduli, dengan meminta kepada orang lain “apa yang bisa dilakukan agar mengubah itu” .
- Belajar dari kejadian ini. Mari kita Set Akhlak kita dan perbaiki perilaku kita. Interaksi kita dengan orang-orang juga merupakan bagian dari dien kita, dan karakter kita ini yang akan membantu timbangan kita lebih berat di hari kiamat.
" Takutlah kepada Allah di manapun Anda berada. Iringilah perbuatan
buruk dengan yang baik. Bertanggung jawablah atas setiap kesalahan, karena
dengan bertanggung jawab dengan kesalahan merupakan tanda kekuatan, kerendahan
hati, dan kebijaksanaan yang harus diperjuangkan.
Sumber: