Pages

Rabu, 02 Oktober 2013

I Am a Generalis

Seorang Generalis.. Tiba-tiba fikiran saya mengarah untuk menuliskan kalimat "Saya seorang Generalis". Seorang Generalis dalam fikiran saya ialah seseorang yang mampu mengintegrasikan seluruh pengetahuan dan pengalaman nya, yang bisa menemukan makna esensi dibalik setiap kejadian dan perilaku yang dipilihnya, dan menempatkan nilai-nilai baik dalam setiap perilaku keseharian, sehingga ia memiliki karakter yang baik.

Dewasa ini, banyak orang yang bersekolah bertujuan untuk mendapat pekerjaan yang layak. hal ini tidak lah salah, karena dewasa ini, banyak perusahaan yang membutuhkan para pekerja berpendidikan  (ijazah) dalam lowongan pekerjaannya. Sekolah dan Universitas yang memang diseting untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang siap kerja semakin banyak diminati. Dan ini juga  tidaklah salah, karena setiap orang menginginkan kehidupan yang baik, dengan salah satu indikatornya adalah mendapat pekerjaan yang prestisius dengan gaji yang  baik. Materi yang diajarkan pun semakin menjurus ke arah kerja apa, dan cara bekerjanya gimana. Kehidupa menjadi Vocational Oriented, sehingga ada hal yang dilupakan dari semua itu,  dasar keimanan yang mempertimbangan nilai, dan moralitas yang harus dimilki oleh setiap orang.

Setiap orang ingin bahagia. Tetapi terkadang sikap yang diambilnya menyalahi keinginan untuk bahagia. Beberapa penelitian menujukan bahwa keinginan seseorang untuk menjadi bahagia dapat membuat orang merasa kesepian (Mauss, I. B., Savino, N. S., Anderson, C. L., Weisbuch, M., Tamir, M., & Laudenslager, M. L. (2012)). Kesepian merupakan salah satu prediktor negatif paling kuat bagi kebahagiaan dan kesejahteraan. Dalam konteks Barat, orang cenderung untuk mendefinisikan kebahagiaan dengan hasil pribadi (Uchida dkk., 2004), yang akibatnya, menghargai kebahagiaan dapat mengakibatkan seseorang fokus terhadap dirinya sendiri, dan berpotensi merusak hubungan sosial. Ketika orang menempatkan nilai tinggi pada hasil, mereka mungkin menjadi lebih peduli dengan diri mereka sendiri dan kurang peduli dengan orang lain (Mauss, I. B., Savino, N. S., Anderson, C. L., Weisbuch, M., Tamir, M., & Laudenslager, M. L. (2012). The Pursuit of happiness can be lonely. Jurnal APA).

Penelitian di atas merupakan salah satu bukti bagaimana orang ingin bahagia, tetapi salah mengambil jalan kebahagiaan. Ketidak pedulian terhadap orang lain, keingian menang sendiri, menjatuhkan orang lain, dan sikap-sikap yang menunjukan kepentingan diri sendiri pada akhirnya hanya akan membuat keinginan bahagia berubah menjadi kecewa dan penyesalan. Pun demikian dengan Godaan-godaan lain seperti kekuasaan jika tidak ada dasar iman tentunya hanya akan membuat seseorang semakin tergelincir ke jurang kehinaan dan kehancuran.

Kekuasaan yang tidak didasari dengan identias moral yang baik dapat mengarahkan seseorang terhadap perilaku mementingkan diri sendiri, suatu perilaku di mana seseorang lebih mementingkan kepentingan dirinya sendiri dibandingkan kepentingan orang lain. Pengalaman psikologis dari kekuasaan dapat meningkatkan kesadaran moral di kalangan orang-orang dengan identitas moral yang kuat, namun menurunkan kesadaran moral di kalangan orang-orang dengan identitas moral yang lemah. Pada gilirannya, kesadaran moral individu mempengaruhi bagaimana mereka berperilaku dalam kaitannya dengan kepentingan pribadi mereka. (De Celles, K.A, Margolis, J.D, DeRue, D.S, Ceranic, T.L. 2012. Does Power corroupt or Enable? When and Why power facilitaties Self intersted Bahaviour. Jurnal of Applied Psychology APA Vol 97 No 3 hal 681-689 )

Jelas di sini bahwa kemampuan seorang generalis dibutuhkan, kemampuan untuk menemukan makna esensi yang paling esensi dari apa yang sedang dicari, pemeliharaan nilai-nilai baik serta moralitas,  kemampuan untuk mengembangkan dan mengintegrasikan setiap pengetahuan dan pengalaman, sehingga  menghasilkan orang-orang yang tidak hanya  terampil tangannya, tetapi juga menjadi orang-orang yang cerdas fikirannya, dan lembut hatinya,  sebagai wakil-wakil  Allah di bumi.

Wallahu'alam
Hasbunallah wanikmal wakil, nikmal maula wa nikmanasir