Pages

Jumat, 18 Oktober 2013

Membangun Sistem Kesadaran Pribadi



Polisi tidur itu semacam sistem yang dibuat dari pengalaman seringnya terjadi kecelakaan. Sistem pada keadaaan tertentu bisa berarti manusia tidak bisa mengatur dirinya sendiri. Sistem pada diri manusia juga harus ada yang mengatur kebebasan dan kehendaknya, yang dibangun dari kesadaran pribadi untuk kebaikan bersama. Semacam polisi tidur yang membangunkan kesadaran, sistem ini harus dibentuk secara sadar dan terencana, melalui proses pendidikan.

Beberapa hari yang lalu, Di sebuah rumah sakit, ada keluarga yang berkunjung melihat saudaranya yang sakit. Keluarga itu membawa anaknya yang masih kecil. Si anak kecil itu tidak bisa diam, ia berlari-lari ke sana kemari. Sang ibu kemudian menggendong dan bilang "Awas jangan nakal (lari-lari), nanti tak kasih dokter lhoo".. pada tempat dan kesempatan lain si ibu bilang "Awas nak jangan main jauh-jauh nanti ada (pen)culik". Kenapa tidak boleh nakal karena dokter? kenapa tidak boleh bermain jauh karena (pen)culik? tidak adakah alasan lain yang ada pada diri anak itu sendiri sehingga ia memahami larangan itu?

Cak Nun, dalam bukunya Indonesia bagian dari desa saya mengungkapkan [hal:136] Anak yang tidak dibiasakan berdisiplin kepada dirinya sendiri, taat atas dasar kesadarannya, maka ketika dewasa ia hanya akan takut dengan sangsi hukum, yang tumbuh dari aturan sosial, yang jika hukum itu pun tidak berjalan sesuai keharusannya, anak pun tidak siap dengan hukum yang dimilikinya sendiri. "jangan maling" nanti dikeroyok penduduk. "Jangan korupsi" nanti dibui. "Jangan ngebut ada Polisi tidur"...
Sudah saatnya kita belajar untuk membangun sistem kesadaran pribadi, kesadaran yang tumbuh dari pemahaman bahwa status kita adalah makhluk yang harus senantiasa menjaga keseimbangan alam semesta ini. Tanggung jawab kita bukanlah hanya pada sesama manusia saja, tetapi juga tanggung jawab kita pada sang pencipta, hidup kita bukan haya di dunia saja, akan ada kehidupan sebenarnya kelak ketika kita tidak lagi ada di dunia ini.

Hasbunallah wanikmal wakil