Pages

Rabu, 29 Januari 2014

Belajar Akhlak

Imam al Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan bahwa kata Akhlak menurut bahasa adalah sesuatu yang menjadi kebiasaan seseorang yang berupa adab, sebab ia menjadi seperti pembawaan (alkhilqah) yang ada pada dirinya. Adapun adab yang menjadi tabiatnya disebut Al khim (watak) yang berati as sajiyyah (perangai) dan tabiat. Dengan demikian tabiat merupakan sesuatu yang dapat dibentuk sedangkan Al khim adalah tabiat yang bersifat naluri (Suwaid, 2006: 222).
 
Berdasarkan penjelasan dari Imam Al Qurtubhi di atas, manusia sangatlah membutuhkan pembinaan akhlak. Dalam pembinaan tersebut, Suwaid (2006) menjelaskan pentingnya membangun lima pilar pembinaan bagi manusia (terutama dalam masa kanak-kanak) yang meliputi:
  1. Adab sopan santun, seperti sopan santun kepada ke dua orang tua, guru, teman dan sebagainya;
  2. Kejujuran
  3. Menjaga Rahasia;
  4. Amanah
  5. Berlapang dada dan tidak mendengki
Kenapa harus demikian? karena Setiap perilaku manusia sungguhnya akan berdampak terhadap kehidupannya sendiri. Misalnya ketika seorang berbuat buruk kepada orang lain, secara langsung atau tidak langsung, orang yang berbuat burukpun akan merasakan keburukannya sendiri. Tidak saja di dunia, tetapi juga keburukan akhirat yaitu mendapat neraka yang menyala-nyala. Allah swt berfirman dalam QS. Al Jalzalah [99]: 7-8”
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” Berbakti kepada Orang tua merupakan bagian dari kewajiban manusia di dunia.
Kemudian Dalam Al Quran Surat Al Isra [17] ayat 23-24 disebutkan:
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Kemudian Pesan ke dua dalam Surat Al Ankabut [29] ayat 8:
“Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu-bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Pesan ke Tiga dalam surat Lukman [31] ayat 14-15
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan

Banyak hadits Nabi yang menjelaskan bahwa berbakti kepada orang tua mempunyai dampak dan pengaruh bagi anak itu sendiri, dan juga bagi kehidupan anak-anaknya kelak. Untuk itu, pada permulaan pembelajaran, guru menyebutkan pentingnya berbuat baik kepada orang tua (birrul walidain). Guru menyebutkan pengaruh birrul walidain di dunia dan Akhirat.

Pengaruh di dunia

Berbuat baik bagi orang tua di dunia akan mendatangkan rizki dan memanjangkan umur. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa ia berkata, Rasulullah bersabda “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rizkinya, maka hendaklah ia berbakti kepada orang tua dan menyambungkan tali silaturahim”. Kemudian riwayat lain seperti yang telah disampaikan oleh Abu Ya’la, Thabrani dan Hakim, serta As-Ashbani meriwayatkan dari Muadz bin Anas bahwa Rasulullah saw bersabda “siapa yang berbakti kepada orang tuanya, maka ia sungguh beruntung. Allah akan menambahkan usianya”. Kemudian diriwayatkan juga dari Tsauban, Rasulullah saw bersabda “sesungguhnya seseorang itu akan terhalang dari mendapat rizki karena kemaksiatan yang dilakukannya, dan tidak ada yang bisa menolak qadar kecuali doa, tidak ada yang bisa menambahkan umur kecuali keberbaktian (kepada orang tua)” diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya serta hakim dengan adanya kalimat yang didahulukan dan diakhirkanndan ia menyatakan shahihul isnad.
 
Pengaruh di Akhirat

1. Menghapuskan Dosa
Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa seorang lelaki datang menghadap Nabi dan berkata, "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya telah melakukan dosa yang besar. Apakah taubat saya masih bisa diterima?" Beliau menjawab, "Apakah kamu masih mempunyai ibu?"Ia menjawab, "Tidak." Beliau bertanya lagi, Apakah kamu meinpunyai bibi? la menjawab, “Ya”. Beliau bersabda, "Kalau begitu, berbaktilah kepadanya." Hadits ini diriwayatkan oleh Hakim dengan lafal yang hampir sama dan ia menyatakan shahihul isnad.
2. Masuk Surga
Imam Nasa'i meriwayatkan dari A'isyah, bahwa Nabi bersabda, "Aku masuk ke dalam surga, lalu aku mendengar bacaan Al-Qur'an. Aku tanyakan (kepada rnalaikat), "Siapakah ini?" Malaikat menjawab, "la adalah Haritsah bin Nu'man." Rasulullah kemudian bersabda, "Seperti itulah pahala berbakti (kepada orangtua). Dia dahulu adalah seorang yang berbakti kepada ibunya." Dalam riwayat Ahmad dengan sanad shahih disebutkan, "Ia adalah manusia yang paling berbakti kepada ibunya."
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Nabi bersabda, “Sungguh malang, sungguh malang, sungguh malang orang yang mendapati kedua orang tuanya sampai usia senja, baik salah satunya atau keduanya, namun tidak bisa masuk surga.”
Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad shahih bahwa Nabi bersabda, "Siapa yang mendapati kedua orangtuanya atau salah satunya, kemudian ia (si anak) ternyata masuk ke dalam neraka, maka sungguh Allah telah menjauhkan dan mengutuknya."
Imam Ahmad, Thayalisi dan Hakim dengan sanad shahih meriwayatkan bahwa Nabi, bersabda, "Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah."
Urwah bin Murrah berkata, "Seorang lelaki datang menghadap Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku telah bersaksi (bersyahadat) bahwa tiada sembahan yang benar selain Allah dan bahwa Engkau adalah utusan Allah, sudah aku tunaikan shalat lima waktu, sudah aku tunaikan zakat hartamu, dan juga sudah kutunaikan puasa Ramadhan." Nabi, kemudian bersabda, "Siapa yang meninggal dunia dalam keadaan Seperti ini, maka kelak pada hari kiamat akan bersama para nabi, shiddiqin dan syuhada' seperti ini (beliau mengatakan hal ini dengan mendirikan jari jemari beliau), selama ia tidak mendurhakai kedua orang tuanya."
Bersambung.......