Pages

Sabtu, 12 April 2014

Quote Cak Nun "Belajar apapun"



Kalau niatmu adalah niat membela orang-orang lemah, Insyallah akan diberikan oleh Nya kekuatan yang berlipat-lipat”. Ini merupakan salah satu kutipan pemikiran Emha Ainun Nadjib. Saya sendiri tahun 2010 an mulai akrab dengan pemikiran Cak Nun (sapaan Emha Ainun Nadjib) lewat kegiatan maiyah yang diselenggarakan tiap bulan pada tanggal 17 di Jogjakarta. Banyak hal yang saya pelajari dari beliau. Mulai dari cara berfikirnya yang out of box, rasionalitasnya dalam memecahkan permasalahan atau menjawab sebuah pertanyaan, gaya sufi nya yang moderen, semangatnya dalam menyuarakan hubungan yang harmonis antar sesama makhluk, musikalitas yang ia sampaikan melalui Kiai kanjengnya dan banyak lagi hal lain. Mungkin bagi sebagaian kalangan ia tidak begitu disukai karena dianggap terlalu mengentengkan agama, dianggap mencampur adukan banyak agama dan lain-lain. Tapi itulah gaya seorang Cak Nun menurut saya. Berikut merupakan kutipan-kutipan lain yang saya baca dari situs nya kenduricinta.com. Semoga menginspirasi.

Kalau Anda mengalami kesulitan dan penderitaan, tolong ambil konsep bahwa semua itu penting untuk ada. Anda membutuhkannya untuk tumbuh. Kalu tidak, Anda gagal sebagai manusia

Kesukaran hidup itu seperti asahan. Semakin diasah, kita harus semaki mengkilat dan tajam. Hidup adalah tentag  menjalani proses ini, bukan sebuah target

Kalau Anda bahagia, ambil 10% darinya untuk sedih, untuk prihatin dan eling bahwa bersama kegembiraan ada kemungkinan muncul kesedihan. Gembira jangan sampai 100% sampai lupa darata. Sebaliknya kalau Anda sedang terpuruk, sedih, menderita, jangan 100 % juga, karena 10 % nya itu menggembirakan. Harus ada kegembiraan diam-diam karena dari kesedihan itu mungkin Allah akan memberikan kegembiraan yang lebih besar daripada yang anda harapkan. Jangan sampai 100% sedih dan 100% gembira. Ini masalah noto ati.

Kunci kesehatan adalah jangan berfikir untuk tidak jujur. Begitu berfikir untuk tidak jujur, akan tercipta konslet-konslet dan disharmoni pada sel sel tubuh kita dan ini akan menimbulkan penyakit.
Anda harus menjadi manusia yanng mujtahid. Itiba boleh, ngikut boleh, tapi anda harus tau persis apa yang harus anda ikuti. Nah yang banyak terjadi sekarang ini adalah taklid. Satu ikut ini yang lain ikut ini. Satu nuduh itu, yang lain ikut nuduh. Manut grubyuk kalo bahasa jawa nya, atau dalam pribahasa lain “rubuh-rubuh gedang

Akal merupaka kuci dari kamanusiaan. Akal adalah ketika otak mendapat sentuhan iradah dan ilmu Allah sehigga terjadilah proses berfikir.

Kita bukan hanya harus mampu melayani, tapi juga harus mampu menikmati pekerjaan melayani itu. Kita harus menikmati baik itu kekayaan atau kemelaratan 

Kepemimpinan Rasulullah adalah kepemimpinan nilai. Selama kurang lebih tuhan tahun beliau memimpin di madinah, munculah 47 pasal Piagam Madinah yang lahir bukan dari kaum intelektual tapi dari komunitas-komunitas rakyat langsung melalui perundingan. Bisa saja Rasulullah membuat aturan, tetapi beliau sangat menahan diri.

Temukanlah bunyi sejati, rasa sejati, kesadaran sejati, sebab kita hidup di tengah gelimang kepalsuan yang luar biasa menenggelamkan kita. 

Kalau Anda serius menyelidik bahasa sejati, Anda akan menemukan bahwa sejak berabad-abad silam bangsa ini merupakan bangsa hebat. Bangsa yang seharusnya kolaps tetapi mampu bertahan bangsa yang pedapatan per kapitantanya teredah tapi makannya paling enak, tertawaya paling banyak, mobilnya paling mewah. Ada atau tidak ada nya pemerintah, bangsa Indonesia tidak masalah 

Hidup ini tidak ada hubunganya denga Syiah, NU, Muhammadiyam atau Sunni. Jangan menuduh-nuduh orag dari identitasnya. Masalahnya Cuma satu: kelakuannya baik atau tidak. Pedoman apakah dia Islam atau tidak secara hukum adalah apakah syahadatnya, tata cara shalatnya sesuai atau tidak 

Jika saya disuguhi 10 makanan kemudian saya tidak suka semuanya, apakah  boleh? Kalau saya tidak memakan satpun boleh apakah haram? Golput itu pilihan jangan dianggap bukan pilihan