Pages

Minggu, 18 Mei 2014

Mengembangkan Empati di Kelas



Salah satu prinsip inti dari psikologi positif adalah mengerahkan segala kekuatan untuk menghasilkan  emosi positif. Jika seseorang mampu bersyukur, maka ia akan bertindak baik untuk orang lain. Mereka belajar untuk memahami perjuangan, tantangan, dan kebaikan orang lain. Jika seseorang telah memiliki perasaan  empati, mereka akan menanggapi orang lain dengan baik, kemudian mereka bisa  menempatkan diri mereka di tempat lain.

Bagaimana dan mengapa ini semua terjadi? Otak adalah jawabannya. Otak adalah sumber dari seluruh kegiatan afektif, kognitif, dan konatif manusia. Otak adalah induk dari semua air mata kebahagiaan manusia, tepat membuat keputusan dan tindakan yang mungkin menghasilkan hal yang baik ataupun yang buruk. Otak adalah salah sau sumber penggerak kebaikan manusia. Semua perilaku yang dilakukan manusia berbasis pada otak. Otak memiliki neuron cermin yang mampu memantulkan pesan empati , pikiran , kata-kata, dan perbuatan seseorang.

Penelitian neurosain dan ilmu sosial telah menujukan bahwa struktur otak berubah melalui pengalaman-pengalaman dalam berbuat baik. Anak-anak dan remaja tidak belajar kebaikan dengan hanya berpikir tentang kebaikan dan berbicara tentang hal itu. Belajar kebaikan terbaik adalah dengan merasakan kebaikan dan kemudian memproduksi kebaikan. Kebaikan merupakan emosi yang dibutuhkan siswa untuk merasa empati dan merupakan kekuatan yang bisa mereka bagi.

Megingat bahwa berbuat baik itu penting, maka para pengajar harus mampu mendorong kebaikan di dalam kelas mereka dengan mengajarkan empati kepad para muridnya. Guru harus bisa mengembangkan pengalaman yang membentuk neuron cermin empati siswa.  Patty O'Grady, Ph.D. (2013) menawarkan pengalaman kelas untuk mengajarkan koneksi empati pada para siswa, diantaranya melalui:

Notice Kindness- yaitu siswa mengidentifikasi perasaannya. Siswa harus bisa merasakan kebaikan terhadap teman sekelasnya, karena teman sekelasnya seperti pasien yang harus segera dibantu untuk menyelesaikan permasalahannya.

Chart Kindness: Daripada menempatkan nama siswa di papan tulis karena tidak memperhatikan atau tidak menyelesaikan pekerjaan rumah, lebaih baik siswa diminta untuk membuat daftar kebaikan terhadap orang lain . Tuliskan juga nama siswa yang diangap paling baik dan tempatkan  nama itu di papan tulis .

Kindness Projects: Ada banyak proyek kebaikan, misalnya proyek untuk membantu teman, saudar, atau orang lain seperti anak yatim dan sebaginya. Bisa juga proyek sedekah, membagikan kata motivasi untuk oranglain dan juga pryek-proyek lainnya

Teach Empathetic Tolerance. Toleransi terhadap orang lain mengharuskan para siswa membangun koneksi saraf yang memungkinkan mereka untuk merasa ramah terhadap orang lain. Mengajarkan toleransi adalah untuk mengajarkan empati yang melahirkan perasaan kebaikan . 


“Find a way to teach kindness today and every day”

Allahu’alam
Hasbunallah wanikmal wakil

Sumber bacaan:

O’gray, P. (2013). The Positive Psychology of Kindness. http://www.psychologytoday.com/collections/201405/acts-kindness/the-positive-psychology-kindness. (Akses: 18/05/2014)