Pages

Rabu, 05 Desember 2012

Kepribadian Sehat menurut Allport



1.      Perluasan Perasaan Diri
Ketika diri berkembang, maka pandangan diri meluas, yang mula-mula hanya mempertimbangkan apa yang ada di dalam diri, pribadi, ia berkembang menjangkau apa yang diluar diri, dan harus menjadi partisipan penuh, dan harus meluaskan diri ke dalam suatu aktivitas yang Allport menyebutnya dengan partisipan otentik. 
Dalam pandangan Allport, suatu aktivitas yang di percaya bahwa itu penting, karena aktivitas itu menantang kemampuan-kemampuan seseorang, atau karena bisa membuat perasaan enak, bisa memuaskan kebutuhan, maka hal itu merupakan bentuk dari partisipan yang otentik.  Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang atau ide, maka semakin juga dia akan sehat secara psikologis. Perasaan partisipasi otentik ini berlaku bagi pekerjaan kita, hubungan dengan keluarga dan teman-teman, kegemaran, dan keanggotaan kita dalam politik dan agama. 
2.      Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang Lain
 Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orangtua, anak, partner, teman akrab. Perbedaan dengan orang neurotis adalah  Orang yang neurotis harus menerima cinta jauh lebih banyak daripada kemampuan mereka untuk memberinya. Apabila mereka memberi cinta, maka cinta itu diberikan dengan syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban yang bersifat timbal balik.
3.      Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat ini meliputi beberapa kualitas; kualitas utama adalah penerimaan diri. Kepribadian-kepribadian yang sehat mempu menerima semua segi dari ada mereka, termasuk kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekuarangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan-kelemahan tersebut.
Kepribadian-kepribadian yang sehat juga mampu menerima emosi-emosi dan mengontrol emosi-emosi mereka. Orang yang neurotis, menyerah pada emosi apa saja yang dominan pada saat itu. Berkali-kali memperlihatkan kemarahan atau kebencian, betapapun perasaan-perasaan itu mungkin tidak tepat. 
4.      Persepsi Realistis
 Orang-orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif. Sebaliknya orang yang neurotis kerapkali harus mengubah realitas supaya membuatnya sesuai dengan keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan-ketakutan mereka sendiri.
5.      Keterampilan-keterampilan dan Tugas-tugas
Allport menekankan pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri sendiri di dalamnya. Keberhasilan dalam pekerjaan menunjukkan perkembangan keterampilan-keterampilan dan bakat-bakat seseorang. Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan konstinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukan dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan-keterampilan.
6.      Pemahaman Diri
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran diri yang dimiliki seseorang dengan keadaan yang sesungguhnya. Semakin dekat hubungan antara kedua gagasan ini, maka individu  juga semakin matang.
Hubungan lain yang penting adalah hubungan antara apa yang dipikirkan orang-orang lain tentang dirinya itu. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang  lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri (self-objectification) yang tinggi atau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualitas-kualitas pribadinya yang negatif pada orang lain. Selain itu, terdapat korelasi yang tinggi antara tingkat wawasan diri dan perasaan humor, yakni tipe humor yang menyangkut persepsi tentang hal-hal yang aneh dan hal-hal yang mustahil serta kemampuan untuk menertawakan diri sendiri.
7.      Filsafat Hidup yang Mempersatukan
 Orang-orang yang memilki kepribadian sehat bisa melihat ke depan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana-rencana jangka panjang. Orang-orang ini mempunyai suatu perasaan akan tujuan, suatu tugas untuk bekerja sampai selesai, sebagai batu sendi kehidupan mereka, dan ini memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka.
Allport menekankan bahwa nilai-nilai (bersama dengan tujuan-tujuan) adalah sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Seorang individu dapat memilih di antara berbagai nilai-nilai dan nilai-nilai itu mungkin berhubungan dengan diri sendiri atau mungkin nilai-nilai itu luas dan dimiliki oleh banyak orang lain. Orang yang neurotis tidak memiliki nilai-nilai atau hanya memiliki nilai-nilai yang terpecah-pecah dan bersifat sementara. Nilai-nilai orang yang neurotis tidak tetap atau tidak cukup kuat untuk mengikat atau mempersatukan semua segi kehidupan. 
Suara hati juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Suara hati yang tidak matang sama seperti suara hati kanak-kanak, yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang dibawa dari masa kanak-kanak ke dalam masa dewasa. Suara hati yang tidak matang bercirikan perasaan “harus” dan bukan “sebaiknya”. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang-orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama dan nilai-nilai etis. 
DAFTAR PUSTAKA

Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan, model-model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius