Pages

Sabtu, 14 Desember 2013

Belajar dengan Kematian

Kematian adalah bagian yang paling dekat dan terPASTI pada manusia. Hanya waktu, tempat, dan keadaan, yang  tidak  bisa diketahui secara pasti oleh manusia. Setelah kematian ada pertanggung jawaban yang mesti manusia jalani, dan setelah kematian ada  penempatan yang PASTI dipilihkan dan disesuaikan Oleh Allah bagi manusia. Ada Surga, yang untuk sampai ke tempat itu perlu kebaikan Allah dan usaha-usaha yang bisa membuat Allah memilihkan tempat itu. Untuk ke surga manusia harus berusaha menempuhnya dengan jalan yang tidak mudah, dan biasanya sangat bertentangan dengan nafsu. Walaupun demikian, manusia punya seperangkat alat yang bisa membantu dan memungkinkan nya melewati jalan itu, sehingga sangat DIPASTIKAN manusia bisa menempuh jalan itu.  Sedangkan Neraka sebaliknya. Jika tidak mendapat kebaikan Allah dan usaha yang dilakukan di dunia selalu menjauhi Nya, dipastikan manusia bisa masuk ke neraka. Jalan ke neraka biasanya lebih mudah, karena sering berkesesuaian dengan nafsu manusia. Walaupun demikian, orang yang lebih membebaskan nafsunya akan dihadapkan dengan Nurani yang bisa membuatnya merasa bersalah, dan dengan PASTI ia harus memilih mau tetap menjalankan atau tidak dijalankan (memilih neraka pun bukan perkara mudah, karena bertentangan dengan fitrah dasar manusia sendiri).

Siapa yang tak mati karena Pedang
Maka akan mati dengan sebab lainnya
Beraneka sebab kematian
Tapi kematian itu satu, tidak beragam,

Ungkapan di atas dikuip oleh Prof. Quraish Shihab dalam buku Kematian adalah nikmat (2013: 123). Manusia tidak bisa lari dari kematian yang sudah ditetapkan kepadanya. Dulu, ketika jaman Rasulullah, terjadi perang Uhud, dimana Pasukan Rasululullah banyak yang meninggal. Dari para sahabat ada yang berkomentar seperti ini "Seandainya mereka tinggal di rumah tentu mereka tidak akan mati". Allah kemudian membantahnya dalam firmannya QS. Ali Imran [3]: 154

 قُل لَّوْ كُنتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَ‌زَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَىٰ مَضَاجِعِهِمْ ۖ وَلِيَبْتَلِيَ اللَّـهُ مَا فِي صُدُورِ‌كُمْ وَلِيُمَحِّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ ۗ وَاللَّـهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Katakanlah Muhammad: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. 

Kematian dalam Al Quran disebutkan dalam beberapa kosakata  (Shihab, 2013: 120-133). Dalam setiap kosakata tersebut digambarkan aspek dari kematian dan apa yang bisa dipelajari darinya.  Mudah-mudahan kita bisa mengambil pelajaran, sebagaimana ada sebuah  pepatah (yang sebagian ulama menisbahkan itu kepada Rasulullah) "Cukuplah Kematian Membawa nasehat"
  1. Maut. Kata maut ini terulang lebih dari 50 Kali, dimana kata maut terulang sebanyak 145 kali serupa dengan pengulangan kata hayat/hidup. Maut merupakan keluarnya Ruh dari jasad manusia. Akibat dari keluarnya Ruh ini, manusia tidak lagi memiliki kekuatan untuk bertugas menjalankan tugas yang dibebankan kepada nya. Untuk itu, Ruh harus diberi perhatian lebih besar (Misal dalam mendidik) supaya menghasilkan hasil yang maksimal ketika hidup, dan ketika mati, Ruh akan kembali sesuai keadaan yang seharusnya.
  2. Ajal. Secara harfiah berarti "batas akhir masa sesuatu". Kata ini mengandung pesan bahwa saat ajal tiba, manusia tidak dapat melakukan apa pun untuk menambah harapan hidup bagi siapa pun. Hal ini memberi pemahaman untuk TIDAK BERANDAI-ANDAI seperti pada kisah sahabat rasul di atas.
  3. Wafat. Kata ini berarti "Sempurna".  Kata ini membawa dua pesan bahwa: keberadaan manusia di bumi ini telah mencapai kesempurnaan usianya; dan kematian merupakan pintu masuk bagi kesempurnaan balasan dan ganjaran atas apa yang telah dilakukanya.
  4. Ar Ruj'a. Kata ini berarti kembali, yaitu kembalinya Ruh kepada penciptanya. Kata ini membawa pesan positif bahwa kembali adalah bentuk kerinduan dan kemesraan manusia dengan penciptanya, dimana sebelumnya manusia pernah tinggal bersamaNya.
  5. Yaqin. Tidak ada hal yang PASTI yang diyakini oleh semua orang kecuali Kematian.
  6. Syahid. Orang yang mati biasanya "disaksikan dan menyaksikan", karena orang yang meninggal dalam Keadaan Syahid misalnya, selalu disaksikan Oleh para Malaikat. Kata ini mengandung makna bahwa kematian para Syuhada harus dijadikan sebagai teladan bagi yang menyaksikan (atau mendengar kisah nya).
  7. Raib al Maun. Kematian adalah ujung perjalanan masa manusia di dunia.
  8. Qadha Nahbahu. Qadha berarti "melakukan sesuatu dengan baik dan sempurna dan menunaikannya kepada pihak yang terhadapnya harus dilakukan". sedangkan Al nahb berarti nazar. Hal ini berarti bahwa seorang Mukmin senantiasa patuh dan berjanji untuk  menjalankan perintah Allah. dan orang-orang yang telah menunaikan janjinya maka Allah akan membalas janji kepadanya.
  9. Halaka. kata ini pada mulanya digunakan untuk makna jatuh atau pecah. Kata ini jika dibahasakan berati Binasa, karena orang yang mati ia pasti terjatuh dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Semoga kita bisa mengingat kematian dan terus berusaha mempersiapkan bekal kematian sebanyak-banyaknya.

Allahu'Alam
Hasbunallah wanikmal wakil