Pages

Kamis, 20 Maret 2014

Belajar dan Memaknai Buku Emha (Slilit sang Kiai)

Jangan terlalu percaya manusia, karena manusia itu punya keterbatasan. Jangan juga jadi orang yang tidak percayaan karena akan membuat capek kita sendiri. Orang selalu mempunyai kemungkinan untuk benar, kemungkinan untuk salah; kemungkinan memiliki pandangan yang benar, tetapi bersikap yang berbeda. orang itu "ndak tentu"
Di atas fiqih ada akhlak, di atas akhlak ada takwa. Fiqih harus mengacu ke akhlak, agar aklak berorientasi ke tingkat kematangan religius yang lebih tinggi yakni takwa (Nadjib, 2013: 11)

Betapa  seringnya kita "lari" dari Nya, dan justru karena itu kita (harus) tergetar untuk pulang kembali Kepadanya (Nadjib, 2013: 37)

Islam tidak punya kepentingan terhadap manusia, manusialah yang berkepentingan terhadapnya (Nadjib, 2013: 42).


Hukum itu kalau menurut anak sekolahan tidak bersifat parsial-statis, tetapi kontekstual-dinamis. Kalau bahasa Maduranya "ndak tentu." Mencuri karena niat mencuri dan dan mencuri karena terpojok mencuri lain nilai hukumnya (Nadjib, 2013: 54)  jadi "Jangan terlalu mempermudah  persoalan dan gampang menuduh orang," karena ya "ndak tentu"

Wajah itu wakil utama diri dan pribadi. Diri itu esensial, pribadi itu eksistensial. Diri pribadi dicuci bukan hanya karena harus mencari kondisi terbaik, melainkan juga karena merasa butuh bersih, rasa suci, dan itu isyarat untuk percaya diri. Mencuci muka bukan sekedar sugesti yang berlaku subjektif, melainkan metode objektif (Nadjib, 2013: 81)

Kau harus tahu apa yang kau kerjakan
dan untuk apa kau mengerjakan itu
Kau pun harus paham apa yang kau kerjakan
Akan membuahkan sesuatu yang kembali untukmu.
Dalam berbagai pekerjaan Tuhan yang tak mungkin diketahui
Kau harus tahu kau sendiri ikut menuliskan
Kekecewaan, kesenangan, kebahagiaan atau kesedihan
Kau sendiri ikut menentukan
Dia yang mengatur stimulus, kau yang mengatur respon
di setiap stimulus dan respon itu selalu ada jarak
jarak itu adalah "pilihan" respon atas stimulus yang dihadapkan.
(16 Januari 204)

Dunia politik itu selalu penuh "kesopanan" dan tatakrama. sangat menyenangkan. Sopan artinya politik itu selalu berpakain rapi, pakai parfum, dan segala macam kosmetik. Kalau mulut bau karena jarang sikatan, bisa pakai alat tertentu sehingga mulut menjadi harum. Kalau tubuh berpanu bisa luluran. Pokonya segala cacat bisa ditutupi. bau mulut politik, bibir politik, kaki tangan tubuh politik, semuanya telah ditampilkan dengan berbagai macam parfum dan kosmetik sehingga terlihat lebih indah dari warna aslinya (Nadjib, 2013: 89)

saat ini masyarakat lebih menyukai  "keterbukaan dan buka-bukaan", dan segala hal yang sifatnya "polos", bahkan sampai keranjingan. Masyarakat sudah merasa bosan dengan segala macam kemunafikan "politik" yang selalu tertutup dan menutupi. Masyarakat lebih senang ketelanjangan; sehingga menonton infotainment (yang buka-bukan) lebih disenangi daripada menonton sejarah (yang masih banyak ditutup-tutupi); atau pada titik tertentu, kesenangan menikmati ketelanjangan semakin marak terjadi di tingkat masyarakat apapun, siapapun, dalam usia berapapun. Menjual ketelanjangan (harga diri, aib, perceraian, perselingkuhan, hiburan) adalah bisnis yang paling mudah dan paling menguntungkan saat ini. Apakah di masa ketelanjangan ini, masyarakat akan menemukan kesejatiannya? (16-01-2014)

Seni itu baik dan  "harus baik" (dari segi etika dan estetikanya) (Emha Ainun Nadjib).
Mencari kesenangan, mencari hiburan, merupakan alasan dari berbagai alasan masyarakat berprilaku saat ini. Akhir-akhir ini, pasar "kesenangan" menjadi komoditas industri terbesar di Indonesia. Acara-acara hiburan yang menyuguhkan goyangan, embel-embel hadiah, mimpi-mimpi menjadi milyuner, semakin menjadi candu masyarakat. Televisi-televisi pun seperti saling membebek menyuguhkan tayangan-tayangan tersebut. Hiburan adalah komoditas dalam dunia kesenangan dan ketelanjangan saat ini. Ada gerangan apa semua ini? Benarkah masyarakat kita saat ini minim akan hiburan? Jangan sampai ketelanjangan itu menjadi bagian yang mengikis nilai-nilai kemanusiaan, dan menurunkan derajat kemanusiaan.

Allah, kelembutan, keindahan, dan wanita senantiasa menyembunyikan diri dalam rahasia, karena memang syarat itulah keagungannya (Nadjib, 2013: 144)
Jika kelembutan atau keindahan selalu tertutupi dan tersembunyi, kekuasaan selalu ingin menampakan dirinya. Padahal syahwat kekuasaan sama menariknya dengan syahwat perempuan. Kenapa kekuasaan selalu menujukan dirinya? (18-01-2014)
Pemimpin yang menganggap dirinya pemimpin yang bisa melakukan apapun, merasa berwawasan luas, berkekuasaan, dan menggunakan kekuasaanya untuk melakukan ketidakluesan bukanlah pemimpin, walaupun ia akan tetap dimintai pertanggung jawabannya sebagai pemimpin (Nadjib, 2013). Kepemimpinan kaum Muslim adalah keimanan.

Allah telah berjanji, dan Dia maha menepati janji; maka mengapa kita menunda-nunda untuk segera mengerjakan kehidupan yang bisa mendekatkan kita kepada janji itu? (Nadjib, 2013: 152)

yang pasti orang bisa rileks dan ringan hanya terhadap kematian orang lain tidak untuk kematiannya sendiri (nadjib, 2013: 135)

Kebenaran sejati itu membutuhkan bukan hanya kerendahan hati, keterbukaan, inovasi, dan rasa belum tahu terus menerus, tetapi juga kebenaran untuk menyongsong kelahiran baru, kesadaran universal yang menjadi persawahan utama bagi setiap tanduran demokrasi (Nadjib, 2013: 235)