Pages

Rabu, 26 Maret 2014

Pasaran Agama menyusut. Benarkah?



The Market for Religion is Shrinking

Oleh: Nigel Barber, Ph.D


Orang-orang (barat) menganggap bahwa fungsi utama dari agama adalah untuk membantu orang merasa lebih baik (menghindarkan kecemasan) dalam kehidupan mereka.  Di jaman sekarang, pasaran agama akan bersaing dengan produk-produk yang memberikan perasaan lebih baik (Feel Good)  lain seperti psikoterapi, obat antidepresan, dan juga hiburan.
 

Agama membantu orang untuk mengatasi kecemasan

Peneliti kesehatan mengetahui bahwa ritual keagamaan, seperti doa dan meditasi, mengurangi tekanan darah. Konsekuensi ini memberi potensi kesehatan yang  menguntungkan (Labrador, et al). Orang yang aktif dalam beragama memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat daripada rekan-rekan mereka yang tidak aktif dalam beragama. Orang yang aktif dalam kegiatan agama juga lebih baik dalam mengelola stres. 


Setiap situasi kecemasan juga membangkitkan respon agama. Misalnya orang-orang semakin khusu berdoa ketika dalam sebuah penerbangan yang mereka lakukan, terjadi turbulensi yang buruk. Bencana alam pun meningkatkan suhu agama pada populasi yang terkena dampak bencana tersebut. 


Sayangnya kepentingan terhadap agama sat ini menurun, sampai-sampai di Eropa mayoritas penduduknya semakin sekuler. Salah satu alasan nya adalah karena kehidupan sehari-hari kurang mengerikan, atau alasan lain mungkin bahwa agama memiliki banyak  produk kompetitor "feel good "lain.

Pesaing agama
Di negara-negara maju agama memiliki banyak pesaing dalam hal produk yang membantu seseorang mengatasi kecemasan. Beberapa yang lebih jelas adalah psikoterapi dan  obat anti depresan (termasuk obat penenang, obat tidur, alkohol, dan narkoba lainnya. Semua ini menghasilkan efek yang menenangkan, atau bertindak sebagai pharmacological downers.

Pesaing lain adalah hiburan dan olahraga yang menyediakan pelarian dari kecemasan sehari-hari. Seseorang yang mengidentifikasi dengan beberapa olahragawan terkenal, bintang film  atau  sinetron, mengalihkan waktunya sehingga mereka tidak mengkhawatirkan akan masalah mereka sendiri. Hiburan paling populer menyediakan pintu keluar darurat dari masalah yang mengganggu kehidupan nyata mereka . Selain itu hiburan lain seperti menonton televisi pun bukan lah satu resep untuk membangun kebahagiaan, karena menonton televisi itu sendiri memang memiliki efek langsung yang menyenangkan tetapi hal ini juga memiliki efek depresan seperti penggunaan alkohol yang berlebihan atau obat anti - kecemasan lain. 

Pendapat Psikolog yang sadar akan fakta bahwa kegiatan eskapis (khayalan), seperti bermain video game, benar-benar dapat memiliki efek menguntungkan seperti obat anti depresan; atau keuntungan psikologis menjadi seorang penggemar olahraga adalah sama dengan yang dari milik sebuah komunitas agama dalam hal integrasi di masyarakat .

Masa depan agama
Ketika seseorang melihat pada sumber daya yang luas dituangkan ke dalam hiburan modern, nampaknya bahwa agama tidak dapat bersaing . Namun usaha keras agama untuk menjadi modern, relevan, dan menghibur, tampaknya ditakdirkan untuk jatuh ke belakang, dalam artian bahwa ritual keagamaan telah menjadi latihan yang membosankan. Di negara-negara sekuler seperti Denmark, Jemaah keagamaan telah menyusut ke beberapa orang tua yang kurang menyesuaikan dengan kondisi saat ini (Zuckerman, 2008). Dengan demikian masa depan agama diperkirakan akan gagal bersaing dengan produk lain di negara-negara maju. Seperti negara-negara miskin saat ini menjadi lebih makmur, proses sekularisasi yang sama akan terungkap di sana juga.

Labrador, M. D. et al. (2006). Effects of a randomized controlled trial of transcendental meditation on components of the metabolic syndrome in subjects with coronary heart disease. Archives of Internal Medicine, 166, 1218-1224.
Zuckerman, P. (2008). Society without God: What the least religious nations can tell us about contentment. New York: New York University Press.

Versi bahasa Inggrisnya dapat di baca di:
http://www.psychologytoday.com/blog/the-human-beast/201403/the-market-religion-is-shrinking
 

Sebuah catatan
Agama bukan sekedar membantu seseorang merasa lebih baik, tetapi juga menyelamatkan kehidupan manusia, melanggengkan eksistensi manusia, membawa manusia dari jalan kegelapan meuju jalan yang terang, membuka gerbang investasi “surga” . Jika agama hanya bagian dari usaha untuk mencari kesanangan di dunia, tentu agama akan semakin merosot. Karena itu, agama harus dipandang dan dimaknai sebagai bagian dari kebutuhan manusia yang bisa menyelamatkan kehidupan manusia.

Agama adalah fitrah manusia. Karena agama itu adalah fitrah maka sudah pasti manusia tidak bisa dilepaskan dan melepaskan agama. Syekh Muhammad Ghazali (2008) mengungkapkan bahwa Fitrah bisa digunakan untuk menyebutkan beberapa  pengertian yang berbeda, seperti untuk tabiat dan kecenderungan manusia. Lebih lanjut, beliau megungkap bahwa "Setiap cela atau cacat yang melekat pada tabiat, penyebabnya bukanlah tabiat itu sendiri, melainkan faktor dan hal lain yang memengaruhinya menjadi kurang atau cacat." Dengan demikian, jika agama seperti tidak berfungsi bagi manusia, atau kehilangan kebenarannya, faktor manusialah yang menyebabkan hal itu. Teks samawi sebagai penjelasan bagi manusia tidak dimanfaatkan dengan baik oleh manusia. Bisa jadi semua itu karena ada cacat manusia yang melekat pada fitrah mereka. Seluas apapun pengetahuan seseorang, ia tidak akan memberi manfaat besar kepada manusia jika fitrahnya sakit.

Agama harus dikembalikan ke fungsi dan tujuan dari agama yang sebenarnya, dan manusia harus pandai memilih agama yang benar, agama yang mengajak manusia untuk bisa hidup di dunia dan berbekal diri untuk kehidupan di akhirat. Agama yang benar itu adalah Islam. Islam adalah agama yang memiliki fungsi dan tujuan jelas. Fungsi dan tujuan tersebut tertuang dalam al Quran yang sangat jelas memberikan arahan bagi orang-orang yang senang membacanya, dan mencari petunjukNya.


“Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab, kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian yang ada di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisabnya.”(QS. Ali Imran:19)

Terakhir, patut direnungkan pendapat Syekh Muhmmad Al Ghazali dalam bukunya Jaddid Hayatak (2008: 18) "Kebenaran akan tetap menjadi kebenaran meskipun disampaikan oleh orang yang menantang kebenaran. Jika ada orang yang menentang kebenaran dan keutamaan kemudian menyerukannya, niscaya orang yang mendengarnya tidak akan mempercayainya".Allahu'alam
Hasbunallah wanikmal wakil