Pages

Jumat, 28 Maret 2014

Belajar Ikhlas


Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Jarir. Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah. Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah teks miliknya, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dan Waki' dari Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Pandanglah orang yang berada dibawah kalian, jangan memandang yang ada di atas kalian, itu lebih laik membuat kalian tidak mengkufuri nikmat Allah." (HR. Muslim, no 5264)

Perubahan yang baik harus dimulai dari perubahan-perubahan kecil dari setiap individu. Begitupun perubahan bangsa ini. Bangsa ini akan tumbuh semakin baik jika individu-individunya memulai perubahan baik dalam dirinya sendiri, kemudian memberikan pengaruh positif terhadap keluarganya, lingkungan masyarakatnya, dan bangsanya. Karena itulah pribadi-pribadi bangsa ini harus memiliki karakter baik dan kuat. Gymnastiar (2013) menyebutkan ciri dari karakter baik dan kuat adalah "memiliki hati yang  ikhlas dan tulus... tidak ada orang yang memiliki keistiqomahan kuat kecuali mereka yang ikhlas. Selain itu, jujur, tawadhu (rendah hati) serta  berani dan tangguh, merupakan karakter baik dan kuat lain yang harus dimiliki oleh setiap orang". (Untuk lebih lengkapnya baca buku Abdullah Gymnastiar (AA Gym), membangun karakter BAKU, Baik dan Kuat, yang terbit tahun 2013, oleh Penerbit SMS Tauhid Bandung). Berikut beberapa Quote dari buku tersebut


"Imam Ibn Qayyim menerangkan di dalam Al Fawaid bahwasannya amalan kebaikan yang tidak dilakukan tanpa diiringi dengan rasa ikhlas, dan juga tanpa mengikuti sunah Rasulullah, maka ia bagaikan seorang Musafir yang membawa bekal berisi pasir. Bekal itu hanya membuat ia berat dan sama sekali tidak bermanfaat" (Gymnastiar, 2013: 26)

"Orang ikhlas itu adalah orang yang paling enteng melakukan amal kebaikan, ia tangguh, tidak mudah goyah oleh keadaan. Orang ikhlas juga adalah orang yang jauh dari kemusrikan, orang yang paling tenang menjalani kehidupan di dunia ini (Gymnastiar, 2013: 27)

"Orang ikhlas itu tidak akan ambil pusing, apakah ia sedang dilihat orang lain atau tidak, dia sangat yakin bahwa Allah Maha Melihat. Orang ikhlas juga tidak pernah pamer, jikapun ia harus memamerkan sesuatu itu hanyalah upaya agar bisa menjadi pelajaran bagi orang lain" (Gymnastiar, 2013: 30)

"Kita harus bersungguh-sungguh membina keikhlasan dalam diri kita. Jika tidak ada ikhlas maka tidak ada amal kebaikan" (Gymnastiar, 2013: 30)

"Orang yang ikhlas itu mau ia dipuju atau tidak dicaci ataupun tidak, itu sama sekali tidak mempengaruhinya. Ia tetap lurus melakuakn amal kebaikan" (Gymnastiar, 2013: 32)

Imam Al Ghazali pernah mengungkapkan bahwa " Setiap manusia akan hancur, kecuali mereka yang berilmu. Setiap orang yang berilmu akan hancur kecuali orang-orang yang ikhlas. Dan setiap orang yang ikhlas akan selalu menghadapi godaan-godaan setan" (Gymnastiar, 2013: 39)

Tiga macam penuntut ilmu menurut Imam Al Ghazali (Gymnastiar, 2013: 41-42) yaitu:
  1. Orang yang menuntut ilmu dengan tujuan ibadah sehingga dengan niatnya ini ia akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat
  2. Orang yang  menuntut ilmu dengan niat mendapat kedudukan tinggi dan kehormatan di dalam pandangan manusia, atau untuk mendapat kekayaan, dan ia menyadari apa yang ia inginkan itu. Orang seperti ini jikalau ia sadar dan kemudian bertaubat, maka ia tergolong orang-orang yag mendapat keselamatan karena taubatnya.
  3. Orang yang menuntut ilmu dengan niat mendapat kedudukan, jabatan, harta kekayaan dan pujian manusia. Kemdudian ia mengira bahwa dengan demikian ia akan mendapat kedudukan mulia di sisi Allah, sehingga ia berlagak alim dalam penampilan dan tutur katanya.

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Habib Al Haritsi telah menceritakan kepada kami Khalid bin Al Harits telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij telah menceritakan kepadaku Yunus bin Yusuf dari Sulaiman bin Yasar dia berkata, "Orang-orang berpencar dari hadapan Abu Hurairah, setelah itu Natil, seorang penduduk Syam, bertanya, "Wahai Syaikh, ceritakanlah kepada kami hadits yang pernah kamu dengar dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!" dia menjawab, "Ya, saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya manusia yang pertama kali dihisab pada hari Kiamat ialah seseorang yang mati syahid, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, lantas Dia bertanya: 'Apa yang telah kamu lakukan di dunia wahai hamba-Ku? Dia menjawab: 'Saya berjuang dan berperang demi Engkau ya Allah sehingga saya mati syahid.' Allah berfirman: 'Dusta kamu, sebenarnya kamu berperang bukan karena untuk-Ku, melainkan agar kamu disebut sebagai orang yang berani. Kini kamu telah menyandang gelar tersebut.' Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka. Dan didatangkan pula seseorang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, Allah bertanya: 'Apa yang telah kamu perbuat? ' Dia menjawab, 'Saya telah belajar ilmu dan mengajarkannya, saya juga membaca Al Qur'an demi Engkau.' Allah berfirman: 'Kamu dusta, akan tetapi kamu belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al Qur'an agar dikatakan seorang yang mahir dalam membaca, dan kini kamu telah dikatakan seperti itu, kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka. Dan seorang laki-laki yang di beri keluasan rizki oleh Allah, kemudian dia menginfakkan hartanya semua, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas.' Allah bertanya: 'Apa yang telah kamu perbuat dengannya? ' dia menjawab, 'Saya tidak meninggalkannya sedikit pun melainkan saya infakkan harta benda tersebut di jalan yang Engkau ridlai." Allah berfirman: 'Dusta kamu, akan tetapi kamu melakukan hal itu supaya kamu dikatakan seorang yang dermawan, dan kini kamu telah dikatakan seperti itu.' Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka." Dan telah menceritakan kepadaku Ali bin Khasyram telah mengabarkan kepada kami Al Hajjaj -yaitu Ibnu Muhammad- dari Ibnu Juraij telah menceritakan kepadaku Yunus bin Yusuf dari Sulaiman bin Yasar dia berkata, "Orang-orang berpencar dari hadapan Abu Hurairah, lantas Natil As Syami …kemudian dia menyebutkan hadits tersebut seperti haditsnya Khalid bin Al Harits." (HR. Muslim, No: 3527)
Semoga Allah menggolongkan kita sebagai hamba-hamba yang ikhlas.
Allahu'alam
Hasbunallah wanikmal wakil